Ads

Senin, 20 Juni 2022, Juni 20, 2022 WIB
Last Updated 2022-06-20T15:51:14Z
Sangihe

Ini Dia!! Salah Satu Smp Kebanggaan Sangihe Sebagai Sekolah Penggerak

Kolase foto kegiatan di SMP N 8 SATAP TABUT.



JOURNALTELEGRAF - Kegiatan Pencanangan Sekolah Penggerak dan Penamatan Siswa Kelas IX SMP N 8 SATAP TABUT pada Senin, (20/6/2022) akhirnya terlaksana dengan baik. Meskipun rangkaian acara yang telah ditata dan dipersiapkan sedemikian rupa untuk menyambut kehadiran Penjabat Bupati Kepulauan Sangihe, dr Rinny Tamuntuan; hampir saja buyar manakala mendapat informasi bahwa ibu bupati tidak bisa hadir bersama. Bahkan alam pun meresponi suasana hati para anak-anak yang sempat murung karena tidak bisa melihat ibunya secara langsung; hujan pun turun mengguyur Desa Bowongkulu dan sekitarnya.


Rangkaian kegiatan diawali dengan prosesi penjemputan menggunakan kata-kata adat, penyematan bunga kemudian tamu undangan dihentar oleh nyanyian pujian masamper. Kegiatan juga semakin semarak manakala siswa-siswi SMP N 8 SATAP TABUT mulai memainkan tugas dan perannya masing-masing. Ada yang membacakan puisi, menabuh rebana/hadrah serta tari-tarian. Hingga akhirnya semua hal itu mampu merubah suasana hati para tamu undangan yang hadir menjadi lega dan matahari pun kembali bersinar cerah.


Kegiatan tersebut terasa sangat berkesan sebab dihadiri oleh dua pemerintah kecamatan yakni Pemerintah Kecamatan Tabukan Utara dan Pemerintah Kecamatan Tabukan Tengah beserta jajaran Forkopimca. Belum lagi support dari Pemerintah Desa Bowongkulu dan Timbelang bersama perangkat dan MTK (Majelis Tua Kampung). Selain itu, para tokoh masyarakat dan tokoh agama perwakilan kristen maupun muslim hadir bersama dalam giat tersebut. Tak lupa para orang tua murid, ayah dan ibu hadir bersama untuk berdiri dan menyaksikan kelulusan anak mereka. Purnabakti dan beberapa pensiun guru pun turut menyemarakkan jalannya kegiatan di SMP N 8 SATAP TABUT. 


Sekilas kegiatan yang dilaksanakan oleh SMP N 8 SATAP TABUT hanyalah sebuah ceremonial dalam merayakan kelulusan para siswa-siswi saja. Namun pada kenyataannya, kegiatan di pelosok desa ini ternyata berskala nasional. Sebab pencanangan sekolah-sekolah penggerak ini merupakan program dari Kementerian Pendidikan Republik Indonesia; dan telah lolos mengikuti berbagai tes ataupun tahapan secara nasional. Hal ini pun menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi SMP N 8 SATAP TABUT. 


"Ini kebanggaan karena dari 62 SMP di Sangihe, hanya ada 4 SMP yang lolos dan SMP N 8 SATAP TABUT merupakan satu-satunya SMP yang lolos mewakili wilayah Kecamatan Tabukan Utara," kata Kepala Sekolah SMP N 8 SATAP TABUT, Amelia Kansil.


Meskipun telah lolos, kata Amelia; sekolah yang dipimpinannya harus terus berusaha melaju untuk berkompetisi walau dalam berbagai keterbatasan yang ada. 


"Sekalipun keterbatasannya pada fasilitas internet, semangat kami tidak akan kendor namun kami akan tetap bergerak maju demi anak bangsa, dalam gebrakan selanjutnya," ungkap Amelia penuh semangat.


Sementara untuk tantangan lain yang dihadapi oleh Amelia kala menjadi kepala sekolah pada 4-5 tahun yang lalu; dituturkannya.


"Waktu ditempatkan disini pada 2018 lalu, tantangan pertama adalah lahan yang hanya seluas 35x35. Namun seiring berjalannya waktu, luasan lahan sekolah mulai bertambah karena bantuan dari orang tua dan guru-guru dalam usaha mencari dana," jelasnya. 


Sedangkan untuk langkah selanjutnya, Amelia juga mengatakan bahwa Dirinya tengah berupaya melakukan terobosan untuk bisa terus memajukan sekolah yang dipimpinnya. 


"Untuk kedepannya kami tengah berupaya membangun kemitraan dan berusaha mencari terobosan; Dan saat ini tengah mengajukan dana CSR dari Bank SulutGo, untuk nanti digunakan pada pembangunan lapangan atau halaman sekolah," harapnya. 


Kesiapan SMP N 8 SATAP TABUT pada kegiatan hari ini sungguh sangat luar biasa. Tidak bisa dibayangkan waktu dan tenaga bahkan biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan kegiatan yang sangat dinanti-nantikan.


Terpantau saat diguyur hujan, halaman sekolah SMP N 8 SATAP TABUT langsung jadi becek, membuat pijakan sepatu menjadi kotor dan ruang kelas pun harus ikut menikmati lembutnya tanah liat. 



Reporter/Editor : Dendy Abram 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar