Ads

Jumat, 25 Februari 2022, Februari 25, 2022 WIB
Last Updated 2022-02-25T14:53:00Z
BITUNGHEADLINE

Kisah Warga Keturunan Sanger Kelahiran Filipina Menanti Status Warga Negara Indonesia di Pantai Wangurer Kota Bitung



Foto : Arji Manuel, Tokoh Warga Keturunan Sanger kelahiran Filipina di Pantai Wangurer, Kota Bitung (Licin)



JOURNALTELEGRAF - Hidup dengan keterbatasan dan kesederhanaan selama belasan tahun hanya berjarak beberapa meter dari tepian laut tidak membuat puluhan kepala keluarga yang dikenal sebagai warga keturunan Sanger Filipina ini patah arang.



Mereka lahir di Filipina tapi tidak pernah mengaku sebagai bagian dari negara yang pernah dipimpin oleh Ferdinand Marcos tersebut. Dari kisah sejumlah warga di komunitas itu, mereka hanya menumpang lahir di negeri jiran  karena orang tua mereka merantau dari kepulauan Nusa Utara di ujung utara Indonesia yang memang berjarak tidak terlalu jauh dari Filipina untuk merubah nasib.


Foto : salah satu sisi kampung etnis Sanger kelahiran Filipina di Pantai Wangurer Bitung (Licin)


Secara administrasi, daerah yang mereka tinggali masuk dalam wilayah Kelurahan Wangurer, Kecamatan Girian, Kota Bitung, Sulawesi Utara. Tapi, sebenarnya wilayah tersebut dulunya masih berupa lautan yang secara perlahan akibat gelombang yang mengirim pasir secara terus menerus kemudian berubah membentuk sebuah daratan.



Jumlah mereka yang mendiami tempat itu kurang lebih 40 kepala keluarga dengan hampir 100 jiwa, mereka sehari hari berprofesi sebagai nelayan dan pembuat perahu atau kapal. Hingga kini, masih puluhan orang yang menunggu penetapan status kewarganegaraan dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).



Salah satu warga yang dituakan di komunitas itu bernama Arji Manuel menjelaskan bahwa seluruh warga di daerah itu sudah didata sejak beberapa tahun silam oleh pemerintah. Bahkan, 16 orang diantaranya sudah mendapatkan penetapan keputusan dari Kemenkumham sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) bersama ratusan lainnya yang tersebar di seluruh Kota Bitung.



"Kami ini warga Indonesia yang menumpang lahir di Filipina, tapi kami tidak pernah menjadi warga negara Filipina karena kami memang aslinya orang Sanger, Ibu saya seorang guru di sekolah Indonesia di Filipina dan ayah saya bekerja di kantor agama, semacam KUA kalau di sini," kata pria berusia 46 tahun ini." kata Arji saat berbincang dengan media ini, Jumat (25/02/2022).



Arji dan keluarganya adalah salah satu  yang pertama menempati daerah tersebut, menurut pria 46 tahun yang mengaku lahir di Pulau Balut, Saranggani, Filipina ini, dia dan keluarganya sudah 13 tahun tinggal dan hidup berdampingan dengan puluhan keluarga lain, meski mereka berbeda keyakinan dan latar belakang.



Dalam rangka memperkokoh kebersamaan dan hubungan kekerabatan diantara mereka, Arji dan puluhan kepala keluarga di tempat itu membentuk "Rukun Tasumaro" yang berarti tidak akan layu.



Mereka berharap ada sedikit perhatian pemerintah atas kondisi kehidupan mereka. Khususnya masalah status kewarganegaraan yang hingga kini masih dengan sabar mereka nantikan. Selain itu, status tanah yang ditempati juga suatu saat mereka sadari tidak lagi bisa digunakan.



"Kami sadar Kota Bitung ini adalah kota industri yang berkembang, suatu saat pesisir pantai ini mungkin akan digunakan sebagai lokasi pabrik atau industri. Kami berharap pemerintah bisa melihat dan memperhatikan nasib warga di sini, karena kami juga manusia dan orang Indonesia sama seperti warga lainnya," tuturnya.



Reporter/Editor : Arhamdila

Tidak ada komentar:

Posting Komentar