Ads

Kamis, 23 Desember 2021, Desember 23, 2021 WIB
Last Updated 2021-12-23T05:21:44Z
Pendidikan

Ruang Kelas Bak Gudang, Potret Suram Salah Satu Madrasah di Kota Bitung

#MTsalkhairaatgirian #kotabitung #kotadigital

Foto : Salah satu ruang belajar mengajar di MTs Alkhairaat Girian, Kota Bitung (Licin)




JOURNALTELEGRAF - Begitu pentingnya pendidikan untuk membangun sebuah bangsa. Karena dengan masyarakat yang  terdidik, suatu negara mampu mencetak sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing. Hal itu yang dilakukan Indonesia dengan dibuktikan melalui alokasi anggaran untuk dunia pendidikan seperempat dari total APBN maupun APBD setiap tahun.


Tapi apa lacur, anggaran bernilai ratusan triliun rupiah yang digelontorkan negara seperti tidak mampu merubah secara signifikan potret pendidikan Indonesia. Jangankan di daerah terpencil, di pusat pusat perkotaan yang punya fasilitas lengkap, masih banyak dijumpai sekolah atau lembaga pendidikan formal, bahkan untuk memiliki ruang belajar yang refsentatif pun kesulitan.



Potret buram wajah pendidikan ini pun terpantau dengan mata telanjang di sebuah kota bernama Bitung. Kota di ujung utara Pulau Sulawesi ini masih banyak dijumpai bangunan sekolah dan sarana prasarana pendidikan yang masih jauh dari kata layak.



Hasil penelusuran di sebuah daerah di salah satu "jantung" ekonomi Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara, tepatnya di Kecamatan Girian, sekolah yang dikelolah oleh sebuah yayasan Islam dengan kondisi sangat memprihatinkan untuk ukuran sebuah kota yang terus bergerak maju.



Sekolah dibawah naungan Kementerian Agama ini memiliki beberapa ruang belajar yang disulap seadanya untuk memenuhi kebutuhan ruang pembelajaran bagi 300an siswa. Bahkan, ruang belajar itu lebih mirip gudang daripada ruang kelas untuk membangun kecerdasan generasi penerus bangsa. Dari beberapa keterangan Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs) Alkhairaat Girian, Lukman Arif. Sekolah yang dipimpinnya belum pernah mendapat bantuan ruang kelas.


"Selama lebih dari dua tahun menjadi kepala sekolah di sini, kami belum pernah mendapatkan bantuan sarana dan prasarana dalam bentuk ruang belajar mengajar" katanya saat ditemui di kantornya.


Meski sekolah yang dikelolah pihak swasta, dirinya mengakuh masih bersyukur karena punya jumlah tenaga pengajar berstatus pegawai negeri sipil terbanyak diantara semua sekolah swasta dibawah Kementerian Agama (Kemenag) di Kota Bitung. 


"Kami adalah sekolah swasta Kemenag di Kota Bitung yang punya guru PNS terbanyak, dengan 6 orang. Kami bisa mengirit pengeluaran anggaran gaji guru honorer," katanya.


Walaupun dalam kondisi terbatas, Lukman mengaku tetap berupaya maksimal menjadikan sekolah yang dipimpinnya terus bertahan dan bahkan bertekad melakukan pengembangan dalam keterbatasan anggaran.


"Kami coba menyiasati keuangan sekolah untuk kebutuhan skala prioritas, sumber anggaran dari Dana BOS kami maksimalkan agar cukup, meski terkadang kami iri melihat sekolah lain yang memiliki fasilitas mewah, ruang belajar nyaman dan infrastruktur lebih dari cukup," tuturnya dengan nada lirih.


Reporter/Editor : Arhamdila






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar