JOURNALTELEGRAF - Pelayanan yang ada di RSUD Mokopido Tolitoli di nilai lambat dan tidak maksimal. Pasalnya, salah satu pasien yang mengalami gangguan pencernaan (infeksi usus) sampai dengan kini belum di tangani.
Hal tersebut di ketahui setelah Yayasan Jalinan kasih Tolitoli melakukan kunjungan ke Rumah Sakit beberapa waktu lalu untuk melihat pasien atas nama Rama (8 tahun) asal Desa ogogili Kecamatan Dondo yang terdiagnosa penyakit Infeksi Usus dan sedang rawat di ruang teratai anak.
Sutra Yahya Pettadjani kepada media ini mengungkapkan, salah satu yang paling krusial dan perlu perhatian khusus terkait pelayanan kesehatan bagi masyarakat saat berada di rumah sakit umum.
"Kami mengunjungi salah satu pasien yang mengalami gangguan pencernaan (infeksi usus) yang semestinya pihak rumah sakit umum (RSU) mokopido tolitoli memberikan pelayanan prima bagi pasien," ungkap Utta sapaan akrabnya kepada awak media journaltelegraf.com (30/12/2021).
Lanjutnya lagi, setelah pihaknya menanyakan kepada perawat yang piket saat itu bahwa pasien sudah di tangani. Namun, dokter yang menangani penyakit dalam atau istilah radiologi itu sedang berada di luar kota sampai beberapa hari kedepan.
Di kabupaten tolitoli hanya memiliki satu dokter radiologi sehingga pasien harus menunggu dokter pulang dari luar kota baru akan mendapat pemeriksaan.
"RSUD Mokopido Tolitoli cuma memiliki 1 dokter radiologi yang bisa melakukan USG penyakit dalam hanya dr faisal" ujar dia setelah menanyakan ke salah satu perawat RS.
"Kami rasa bahwa dengan jumlah masyarakat tolitoli ratusan ribu jiwa penduduknya yang hanya di tangani 1 orang dokter radiologi sangat tidak realistis dan logis dengan jumlah penduduk dan tim medis yg ada di bidang radiologi tersebut," Tambah ketua yayasan jalinan kasih kabupaten tolitoli.
Seharusnya kata dia, legislatif maupun eksekutif bisa mencari solusi terhadap permasalahan yang terjadi. Apalagi rumah sakit ini merupakan harapan kedua untuk sembuh setelah tuhan.
"Pemerintah daerah legislatif maupun eksekutif seharusnya mampu untuk bagaimana mencari jalan keluar dalam permasalahan ini, seharusnya pemerintah daerah legislatif maupun eksekutif bisa menambah dokter sehingga tidak ada pasien yang lambat di tangani seperti ini," jelasnya.
Lebih jauh dikatakan, Perlakuan seperti ini menjadi perhatian yang sangat di sayangkan, karna lambatnya penanganan sehingga kemungkinan besar akan menimbulkan penyakit baru.
"ini sangat miris bila di biarkan, masyarakat mau berobat dan ingin sembuh malah bisa muncul penyakit lain" sesalnya.
Di akhir ucapannya ketua yayasan jalinan kasih mengatakan besar harapan kami agar kemudian pemerintah daerah segera untuk menambah dokter agar kemudian ketika yang satu pergi ada pengganti, sehingga pasien mendapatkan pemeriksaan segera dan mendapatkan pengobatan yang maksimal.
"Kami juga berharap agar pihak rumah sakit segera menghubungi dokter yang bersangkutan untuk segera pulang agar pasien segera di periksa," tukasnya.
Editor/Reporter : Legitha Aswardy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar