Ads

Senin, 20 Desember 2021, Desember 20, 2021 WIB
Last Updated 2021-12-20T04:27:13Z
EKONOMI & BISNIS

Kurangnya Suplai dari Gorontalo Menjadi Penyebab Melambungnya Harga Cabai Rawit di Kota Bitung



Foto : salah satu lapak pedagang rempah rempah di Pasar Girian, Kota Bitung (Journaltelegraf)



JOURNALTELEGRAF - Melejitnya harga sejumlah kebutuhan pokok menjelang perayaan hari raya keagamaan menjadi kabar buruk bagi banyak orang. Tapi disisi lain naiknya harga ini menjadi berkah buat yang lainnya. Salah satu pihak yang merasakan berkah dari tingginya harga cabai rawit tentunya adalah petani.


Seperti yang disampaikan Helmi Piri, salah seorang petani asal Kelurahan Tendeki yang sejak lama konsen menanam cabai rawit.


"Kami sangat bersyukur dengan naiknya harga cabai rawit yang bertepatan dengan panen tiba," kata Helmi Piri, salah seorang petani di Kelurahan Tendeki, Kecamatan Matuari, Kota Bitung, Senin (20/12/2021).


Helmi juga berharap, harga cabai rawit bisa terus stabil sampai awal tahun 2022 nanti.


"Harapan kami harga bisa tetus stabil agar kami petani bisa sedikit menikmati keuntungan. Karena harga seperti ini hanya terjadi dimomen tertentu saja," ujarnya.




Namun, dari informasi yang didapatkan dari Bidang Pasar, Dinas Perdagangan Kota Bitung, naiknya harga cabai yang mencapai Rp100-120 ribu disebabkan suplai yang kurang dari Gorontalo. 


"Cabai rawit di pasar yang ada di Kota Bitung disuplai paling banyak dari Gorontalo dan kini itu berkurang karena banyaknya permintaan dari Pilau Kalimantan dan daerah lain di Indonesia Timur. Sedangkan suplai dari petani Bitung dan daerah sekitar pun kurang akibat musim penghujan yang menyebabkan banyak buah yang membusuk," jelas Kepala Bidang Pasar, Dinas Perdagangan Kota Bitung, Hengky M Sumlang.




Reporter/Editor : Arhamdila



Tidak ada komentar:

Posting Komentar