Ads

Jumat, 27 Agustus 2021, Agustus 27, 2021 WIB
Last Updated 2021-08-27T03:19:07Z
Sulsel

Mahasiswa UNM Buat Briket dari Limbah Daun Karet di Bulukumba

 


JOURNALTELEGRAF-Lagi Mahasiswa Universitas Negeri (UNM) Makassar melaksanakan Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM- K) mengolah limbah daun karet untuk dijadikan briket.


Thifal Maghfirah ketua Tim mengungkapkan, ini dilakukan untuk memberdayakan masyarakat petani karet yang berada di Desa Balleanging Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba. 


"Memanfaatkan potensi desa dengan membuat sesuatu hal yang bermanfaat bagi masyarakat," ucap mahasiswa program studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini, Kamis (26/8/2021).


Anggota tim Dhea Nanda (Prodi ekonomi pembangunan FE), Syahrul Azwan (Prodi Manajemen FE), Aulia Rahmadani (prodi ekonomi pembangunan FE), Ajib Prajumarse (prodi pendidikan akuntansi FE).



Ia menambahkan, latar belakang inovasi ini adalah Desa Balleanging yang merupakan desa penghasil karet, menyisahkan limbah daun karet yang sangat banyak.


"Karena itu, tidak mungkin dibiarkan berserakan begitu saja," tandasnya.


Thifal menilai, kurangnya inisiatif dan kreaivitas masyarakat menjadi penyebab utama daun karet itu menjadi limbah.


Sementara itu, Dhea yang juga  anggota tim menambahkan, limbah daun karet suatu saat bisa menyebabkan kebakaran, jika ada masyarakat yang lalai membuang puntung rokok di sekitaran perkebunan pohon karet.


"Dilihat dari kandungan daun kering karet itu mudah menguap dan terbakar pastinya,” kata Dhea.


Tak hanya itu, Tim PKM-K juga disambut dengan ramah selama 3 bulan melakukan pengabdian.


"Bahkan Kami bekerja sama dengan kepala Desa Balleanging yang membuat kami sangat terbantu dengan dilengkapinya sarana dan prasarana selama disana," ujar Dhea.


Ditempat yang sama, Ajib yang merupakan putra Desa Balleanging dan juga bagian dari tim mengatakan, melihat kondisi masyarakat sekitar menjadi fokus mitra PKM- K UNM, terutama istri petani karet yang tidak memiliki pekerjaan.



“Tidak ada salahnya kami mengajak para istri petani karet ini, untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat, selain itu briket yang mereka buat ini bisa dijadikan ladang usaha bagi mereka,” ucap Ajib. 



Syahrul selaku anggota tim juga menjelaskan, dalam program ini para istri petani bisa memahami dengan baik soal briket.


"Nantinya mereka bisa menerapkan dan membuat briket dengan sendirinya, karena para istri petani ini rata-rata berumur 30-40, maka kami menamakan program Bridket Bulukumba," kata dia.



Ia menjelaskan, program ini dibarengi dengan suasana yang meriah agar para ibu-ibu tidak bosan mengikuti program.



Lebih jauh Syahrul menjelaskan, dalam program Bidket Bulukumba ini memiliki beberapa metode, pertama tahap penyuluhan briket cara pembuatannya, kemudian tahap pelatihan.


"Para istri petani nantinya diajari cara membuat briket, dimulai dari pembakaran daun, sampai tahap pengeringan," terang Syahrul.


"Dan tahap terakhir yaitu pendampingan. Disini para mitra diminta untuk melakukan pengolahan briket ini secara mandiri tetapi tetap didampingi oleh Tim," sambung Syahrul.


Aulia yang juga anggota tim juga mengungkapkan pengalaman yang tidak terlupakan ini, menurutnya, ia bisa menikmati dan mengamati kehidupan suasana di desa, 


"Puluhan ribu pohon karet, membuat desa itu terlihat sangat indah, saya sangat beruntung bisa tergabung dalam tim ini , saya bisa memberikan kontribusi besar terhadap desa ini. saya sebagai mahasiswa sangat beruntung bisa membuat sesuatu hal yang bermanfaat bagi masyarakat," ucapnya.


Salah srorang warga mengungkapkan, kegiatan ini sangat bermanfaat, karena sebelumnya daun karet ini hanya dianggap sampah dan bertumpuk dikebun.


"Berkat anak-anak mahasiswa ini yang tadinya hanya sampah bisa menjadi sebuah briket yang bisa digunakan sebagai bara api untuk bakar-bakar ikan atau jagung," ungkap warga.


Terpisah, Ridwan Tikollah Dosen Pemmbimbing Tim PKM-PM mengatakan bahwa ide briket  sangat inovatif dan kreatif.



“Ide dari ananda ini, dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan masyarakat disana, oleh karena itu, tim PKM-PM UNM menfaatkan kesempatan emas ini untuk menjadikan Desa Balleanging sebagai lokasi pengabdian mereka," pungkas Ridwan.



Reporter : Irma Lestari

Editor : Ewin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar