Ads

Senin, 29 Maret 2021, Maret 29, 2021 WIB
Last Updated 2021-03-29T14:06:39Z

Rangkul Pengunjuk Rasa untuk Berkolaborasi, ini Kata Bupati Bulukumba

 

Foto (Agra Bulukumba) saat berorasi di depan kantor Bupati

JOURNALTELEGRAF – Puluhan massa yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) menggelar aksi unjuk rasa dalam rangka memperingati Hari Kaum Tani Tak Bertanah atau Landless Day di depan Kantor Bupati Bulukumba, Senin (29/3/2021).


Meski begitu, Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf merespon baik kehadiran pengunjuk rasa itu. Pasalnya, ia langsung meminta pejabat dijajarannya untuk mengarahkan beberapa perwakilan dari demonstran ke ruangannya.

 

Dalam aspirasinya, pengunjuk rasa meminta pemerintah agar memperhatikan persoalan lahan di kampung Jolli yang saat ini ditetapkan sebagai Taman Hutan Raya (Tahura).


Selain itu, menolak rencana bupati untuk mendatangkan Salim Group berinvestasi sawit di Bulukumba, yang menurutnya Salim Group ada hubungannya dengan PT Lonsum.


 “Kami meminta, harusnya pemerintah mengajak Salim Group melalui anak perusahaannya (PT Lonsum) untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung puluhan tahun," kata Rudy Ketua AGRA Bulukumba.

 

Meski begitu, Muchtar Ali Yusuf  mengapresiasi para demonstran yang telah tertib memberikan masukan pada masa pemerintahannya.


Menurut Bupati ini, aksi yang dilakukan para demonstran adalah sebagai bentuk support kepada pemerintah serta sebagai bentuk kecintaan masyarakat Bulukumba yang ingin melihat Bulukumba kedepannya lebih baik.

 

“Doakan saya, beri saya kesempatan, Insya Allah saya akan membuat bagaimana Bulukumba kita ini berkembang dan menemukan solusi untuk permasalahan yang bapak/ibu sampaikan hari ini," tutur  bupati.

 

Lebih lanjut, ia mengungkapkan saat ini pemerintah mempunyai program awal kepada petani dengan pemberian bibit unggul guna peningkatkan nilai ekonomi hasil panen.


Tak hanya itu, Mucthar juga mengajak masyarakat ataupun pihak-pihak lain untuk berkolaborasi dalam upaya pemerintah.


“Kalau kita punya lahan, tetapi lahan kita hanya punya tanaman yang tidak mempunyai nilai ekonomi, it’s impossible (mustahil) kita bisa berkembang," katanya.




Reporter/Editor : Ewin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar