Ads

Sabtu, 04 Juli 2020, Juli 04, 2020 WIB
Last Updated 2020-07-04T05:38:10Z
HEADLINE

Ramoy Markus Luntungan: Tahun 1987 Lahan Stadion Duasudara Sudah Lunas Dibayar

JOURNALTELEGRAF - Mantan pejabat Pemkot Bitung, Ramoy Markus Luntungan menegaskan lahan Stadion Duasudara sudah lunas dibayar dari tahun 1987.
Foto : (istimewa) Stadion Duasudara Bitung


Pembayaran dua bidang lahan di Stadion Duasudara kata mantan Bupati Minahasa Selatan ini, dilunasi pemkot dengan cara menyicil ketika masih berstatus Pemerintah Kota Administratif (Kotif Bitung).


"Kebetulan waktu itu saya ditugasakan mencari lahan untuk pembangunan sarana olahraga, jadi saya tahu persis proses pembayarannya hingga dilunasi Pemeritah Kotif Bitung," kata Ramoy beberapa waktu lalu.


Ramoy menceritakan, sekitar tahun 1983-1989 dirinya menjabat Camat Kauditan kemudian menjabat Camat Bitung Tengah serta Dekotif Bitung dan Sekda Kota Madya Bitung.   


Tahun 1986 kata dia, serahterima Walikota Administratif Bitung dari K L Senduk ke S H Sarundayang, maka mulailah program pembangunan fasilitas penunjang untuk syarat menjadi Kota Madya Bitung.


“Prioritas waktu itu adalah pembangunan terminal penumpang, stadion atau saran olahraga dan perguruan tinggi yakni AMI Bitung,” katanya.


Untuk pembangunan fasilitas itu, maka Ramoy bersama JB Moniaga ditugaskan mencari lahan dan berhasil mendapatkan lahan di Wangurer milik keluarga Donsu Katuuk yang digunakan sebagai lokasi pembangunan Terminal Mapalus.


“JB Moniaga waktu itu menjadi Sekot dan posisinya sebagai camat saya gantikan serta lahan keluarga Donsu Katuuk dibayar Pemkotif untuk terminal Mapalus,” katanya.


Selanjutnya, Ramoy kemudian mencari lahan untuk pembangunan sarana olahraga yakni stadion dan mendapat lahan milik keluarga Luntungan Wullur serta dibayar oleh Pemkotif via Bagian Keuangan yang dijabat Korua.


Setelah pembayaran dilakukan, kata Ramoy, proses pembangunan stadion dilakukan dengan melibatkan seluruh masyarakat Kota Bitung secara gotong royong hingga diresmikan Menpora sekitar tahun 1987/1988.


“Tahun 1989 saya jadi Sekot kemudian tahun 1990 Sekda Kodya Bitung. Disitu tidak pernah lagi mengurus apalagi menganggarkan soal pembayaran tanah, baik itu tanah Terminal Mapalus maupun Stadion Duasudara karena semuanya sudah dilunasi,” jelasnya.


Namun ketika masih menjabat camat, Ramoy mengaku beberapa kali ditagih soal sisa pembayaran lahan stadion dan ia selalu mengantar ke walikota atau ke Bagian Keuangan dan dibayar.


“Saya mau pastikan, pembayaran kedua lahan itu yakni lahan terminal dan stadion menggunakan uang daerah bukan uang pribadi. Jadi saya bingung kalau ada yang mengklaim lahan Stadion Duasudara milik pribadi, karena dari tahun 1987 lahan itu sudah dibayar Pemkotif Bitung,” katanya.

Reporter/Editor : Alfonds Wodi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar