Ads

Selasa, 21 Juli 2020, Juli 21, 2020 WIB
Last Updated 2020-07-20T22:20:13Z
Makassar

Mabbulo, Petani Sidrap Khawatir Datangnya Bencana Akibat Tambang Berpindah-Pindah


JOURNALTELEGRAF – Kegiatan adat mabbulo dihadiri puluhan ketua poktan yang tergabung dalam Gabungan kelompok tani  diwarnai kekhawatiran oleh kegiatan  tambang  yang makin mendekati fasilitas umum, pemukiman dan berpotensi merusak  jalan raya  desa Bila Riase kecamatan pitu riase kabupaten Sidrap, Sabtu 18/07/2017.

Mabbulo ini dilaksanakan di Sanggar tani desa Bila Riase dihadiri oleh Kades Sirajuddin, SE, Kepala BPPP Ladda, SST, Anggota BPD, Tokohmasyarakat dan Puluhan Ketua Poktan.

Tudang sipulung ini dirangkaiakan  dengan pemilihan ketua Gapoktan, secara aklamasi menunjuk kembali H.Abd. Halim sebagai ketua.

Dalam sambutan acara Mabbulo, Ketua Gapoktan H. Abd. Halim mengingatkan peserta yang hadir untuk selalu waspada “‘sebab bencana alam yang terjadi akibat ulah tangan manusia”. Ujar ketua Gapoktan ini.

Andi Tenri Sangka yang ikut hadir dalam acara Mabbulo ini menjelaskan, Sejak  dua bulan lalu, ada kegiatan tambang   beroperasi dengan cara berpindah-pindah  dan menunjukkan Kerusakan yang nyata.

"Muncul kubangan baru yang berdampak abrasi dan dapat merusak  bendungan, serta memicu pendangkalan sungai," tutur Andi Tenri.

Andi Tenri menuturkan, kegiatan tambang ini sangat meresahkan. Ingat, dulu sebelum bendungan ada bagaimana susahnya perekonomian sidrap timur khususnya warga desa bila.

"Saya sendiri merasakan susahnya biaya pendidikan dari orang tua," kata Andi Tendri.

"Tapi sejak bendungan ini ada, persis saya semester akhir tahun 1996, orang tua baru bisa belikan saya sepeda motor," tambahnya.

Selain itu, Andi Tenri pun heran sebelumnya, tambang ini beroperasi dilokasi lain jaraknya kurang lebih 300 meter  tapi saat ini, berpindah  memasuki wilayah Soddoe diarea pemukiman warga dan fasilitas umum.

"Jadi pola tambang ini berpindah-pindah”  ungkap Mantan ketua Senat mahasiswa STIEM ini

Dalam rekaman videonya Andi tenri yang diterima redaksi, nampak sebuah alat berat exavator bertuliskan UD. Ahmad, seta kubangan seluas satu ha berbentuk L yang berhubungan langsung dengan sungai.

Dimana kubangan tersebut sudah menyentuh jalan yang menjadi akses warga untuk menyeberang ke desa lain, paling tidak berjarak 30 meter dari rumah warga dan 5 meter persis sisi kiri lapangan sepak bola soddoe desa bila riase.

Bahkan, keresahan Andi Kenkeng bukan tanpa alasan, kegiatan tambang berpotensi merusak karena  beroperasi dekat pemukiman warga dan fasilitas  umum.

Jangan karena mengantongi izin, tambang beroperasi secara membabi buta mengorbankan  kepentingan masyarakat  dapat memicu korban jiwa akibat bencana longsor, banjir dan bencana  alam lainnya akibat ulah tangan manusia, sebagaimana sambutan ketua Gapoktan H. Abd Halim dalam acara mabuulo ini,   Kutip pria yang biasa dipanggil Andi kenkeng ini

Untuk diketahui, Sungai Bila  merupakan sungai yang bermuara ke  kabupaten Danau tempe kabupaten wajo, tahun 1995 dibangun bendungan oleh pemerintah pusat dan mngairi 7.488 ha dan menjadi sumber air bagi puluhan ribu warga Sidrap hingga warga kabupaten Wajo.

Andi tenri sangka menegaskan, saya sudah mewakafkan hidup saya berjuang demi menjaga keberlanjutan bendungan sungai bila tersebut.




Reporter : Irma Lestari
Editor : Ewin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar