Ads

Jumat, 01 Mei 2020, Mei 01, 2020 WIB
Last Updated 2020-05-01T14:41:39Z
hari buruhKAPTEN indonesiamayday 2020NASIONAL

Hari Buruh 1 Mei 2020, KAPTEN HUT 1 th: Gagasan Memerdekakan Buruh

JOURNALTELEGRAF - Bertepatan di Hari Buruh 1 Mei, Komunitas Penyedia Tenaga Kerja Internasional (KAPTEN) Indonesia merayakan hari lahirnya ke 1 tahun. Ketua Umum KAPTEN Abdul Rauf mengatakan terbentuknya KAPTEN INDONESIA karena melihat kondisi buruh yang tidak memiliki kemerdekaan di alam demokrasi. 

Kapten Indonesia yang fokus pada kerja-kerja mengangkat kemerdekaan buruh migrant berupaya untuk menjadi penyambung lidah para pekerja kepada stakeholder, agar setiap kebijakan yang keluar dari pemerintah tidak melulu menindas buruh yang malah memperkaya sekelompok pengusaha-pengusaha. 

“Hari ini 1 Mei 2020 dikenal dengan May Day atau Hari Buruh Internasional, bertepatan Dies Natalis Satu Komunitas Penyedia Tenaga Kerja Internasional (Kapten) Indonesia yang secara sengaja dibentuk pada Hari Buruh dengan mengambil satu literasi dengan inisiatif yang lahir karna keresahan melihat Kondisi Buruh yang belum termerdekakan di alam demokrasi ini,” tulis Abdul Rauf kepada wartawan journaltelegraf, Jum’at (01/05/2020).

Ketua Umum Kapten ini merasa bahwa buruh selalu menjadi second lain dalam memberikan keterpuasan hasil, jangankan sejahtera mendekati cukup dan layak saja masih dipertanyakan, sementara rakyat Indonesia yang mayoritas pekerja baik yang formal maupun di sektor Informal tidak pernah mendapatkan prioritas dalam agenda pemerintah

“Stakeholder terkait juga tidak mampu mengusung tema-tema kemanusiaan yang mengeluarkan Buruh dari keterpurukan hingga saat ini, maka wajar kalau sepanjang tahun jalanan diwarnai dengan demonstrasi para Buruh dan Syarekat Buruh,” tegas Rauf.

Aktivis GP Anshor ini melihat adanya Indikasi pemerintah tidak sanggup menjawab probelmatika perburuhan. Menurutnya, problem dalam negeri saja tidak tuntas apalagi Buruh Migran Indonesia (BMI) Hak-haknya belum maksimal.

Ia pun merasa bahwa pemerintah mengurus BMI ini setengah hati. Perlindungan tidak terjamin nasibnya, penempatan selalu syarat dengan kepentingan, diluar negeri hampir semua BMI tidak punya cerita kebanggan terhadap negrinya, bila ditawari memilih maka mereka pasti tinggalkan Indonesia, bukan benci dan bukan tidak cinta NKRI, tapi ada tatanan yang dibangun pemerintah terlalu dininabobokkan oleh kepentingan sesaat.

“Saya secara pribadi pernah menjadi Buruh di Negri Sakura Jepang selama 3 tahun lamanya, rasanya malu bercerita identitas dan keberpihakan pemerintah kepada masyarakatnya yang berstatus sebagai DEVISA NEGARA,” tukas Alumni Magang Jepang ini.

Reporter : Amir Wata
Editor : Arham Licin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar