Ads

Kamis, 30 April 2020, April 30, 2020 WIB
Last Updated 2020-04-30T13:24:43Z
mukhammad MisbhakunNASIONALPOLITIK

Misbakhun : UMKM Harus Tetap Tumbuh ditengah-tengah PANDEMI

JOURNALTELEGRAF - Politisi partai Golkar, Mukhammad Misbakhun, ditengah pandemic COVID-19 ini masyarakat harus tetap menggerakkan perekonomian. Menurutnya, salah satu daya tahan yang bisa diandalkan adalah sektor UMKM meskipun disektor ini terdampak COVID-19 tapi UMKM harus tetap bertahan dan membuat inovasi baru.
Foto : (istimewa) Mukhammad Misbakhun

“UMKM sebagai salah satu komponen yang terdampak pandemi COVID-19 untuk tetap tumbuh dengan memanfaatkan momen Ramadan kali ini. UMKM dapat menyediakan kebutuhan bagi umat muslim yang ingin melakukan kegiatan beramal infaq-sedekah kepada sesama atau terhadap lingkungan sekitarnya,” tulis Misbah lewat laman fb resminya, Rabu (29/04/2020).

Misbah melihat bisnis kuliner disaat Ramadhan seperti ini yang paling mampu meningkatkan traksaksi jual beli. “Bulan Ramadan sering dimanfaatkan masyarakat sebagai momentum untuk saling berbagi sahur maupun berbuka puasa bersama, sehingga industri kuliner dapat tetap meningkatkan transaksi jual-belinya,” tambah Misbah.

Selain Kuliner, UMKM disektor tekstil patut juga apresiasi. Hal ini karena industry tekstil juga sedang meninggi permintaannya karena menjelangnya Idul Fitri.

Hal tersebut, dikatakan Misbah, di tengah pandemi COVID-19, UMKM harus diselamatkan pemerintah dengan pemberian stimulus yang tepat sasaran agar dapat bertahan. Percepatan pemberian modal dengan kredit rendah sangat dibutuhkan agar UMKM dapat terus tumbuh dan siap bangkit ketika kondisi stabil kembali.

“Di sisi lain, UMKM dapat memperluas pasar dengan memanfaatkan teknologi melalui e-commerce
(pasar digital). Apalagi UMKM selama ini telah menjadi aset nasional dengan kontribusi sebesar 60,3% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia,” pungkasnya.

“Selain itu, UMKM terbukti mampu menyerap 97% dari total tenaga kerja dan 99% dari total lapangan kerja. Pada 2018, UMKM Indonesia tercatat sebanyak 64,2 juta unit dan meliputi perdagangan, pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, pengolahan, bangunan, komunikasi, hotel, restoran hingga jasa,” tutupnya.

Reporter : Amir Wata
Editor : Arham Licin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar