Ads

Kamis, 13 Februari 2020, Februari 13, 2020 WIB
Last Updated 2020-02-13T14:18:59Z
Opini

Memaknai "Radikal" dalam Mengisi Pembangunan

JOURNALTELEGRAF - Kini istilah 'radikal' tengah disoal. Penggunaan istilah ini sering dikaitkan dengan terorisme. Begini makna radikal seasli-aslinya.

foto: Syamsul Inay

Pertama, mari kita tengok Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V terbitan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016.

Kata 'radikal' bermakna 'secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip)'. Nomor dua, radikal adalah istilah politik yang bermakna 'amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan)'. Arti selanjutnya, radikal juga berarti 'maju dalam berpikir atau bertindak'.

Bagi siapapun warga negara memiliki hak dan kewajiban yang melekat erat pada diri masing-masing. Begitupun kebebas dalam menyampaikan pendapat maupun mendengar dan menghargai pendapat orang lain dalam proses mempercepat pembangunan didaerah masing-masing.

Sebagai anak kampung, dituntut untuk berfikir lebih mendalam " radikal" dalam mempercepat proses pembangunan yang diharapkan bersama. Radikal yang dimaknai sebagai esensi mendalam untuk mendorong fikiran dan sikap dalam mengisi pembangunan,  bermanfaat untuk hajat hidup orang banyak.

Sebagai nelayan giat ke laut menghalau ombak dan ikan adalah "perbuatan radikal", sebagai petani mencangkul dan menanam adalah "perbuatan radikal", sebagai buruh bangunan membangun rumah adalah "perbuatan radikal", sebagai birokat atapun politisi melayani masyarakat adalah "perbuatan radikal". Radikal adalah bekerja dengan sungguh-sungguh tampah pamrih untuk perubahan hidup yang lebih mendalan, diinginkan oleh seluruh rakyat, tentu perubahan untuk semua rakyat, semua golongan.

Setiap warga bangsa punya potensi untuk berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara, terutama untuk daerah asalnya (kampung halaman), yang jauh dari geliat hirup pikuk kota-kota besar.

Berharap dengan berfikir dan bekerja radikal akan mempercepat pembangunan di Tanah Papua, khususnya di negeri sisar matiti, Teluk Bintuni yang kita cinta bersama.

Sebagai anak kampung kita dituntut untuk berfikir, bekerja dan melayani sesama anak kampung dengan kultur budaya yang dianut, tentu etika dan moral menjadi prisai kehidupan dalam bersosialisasi, interaksi dengan masyarakat luas.

Akhirnya..!
Jangan diam dan menyerah kawan untuk berfikir dan bekerja "Radikal" menghadirkan perubahan yang nyata dan bermanfaat untuk semua. Sesuai dengan cita-cita leluhur para pejuang bangsa dan negara, khususnya para pejuang pahlawan-pahlawan lokal, tampa tanda jasa, tampa dikenang.

Esok kita akan menyaksikan matahari akan terus terbit di ufuk Timur dan Terbenam diufuk Barat dengan damai penuh senyuman.

Penulis : Syamsul Inay, S.IP., M.Tr.I.P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar