Ads

Jumat, 14 Februari 2020, Februari 14, 2020 WIB
Last Updated 2020-02-13T23:35:32Z
Opini

Catatan kecil ; IMM komisariat IAIN Manado

JOURNALTELEGRAF - Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah sebuah Organisasi Gerakan Mahasiswa Islam, sekaligus Organisasi Otonom Muhammadiyah yang bergerak di bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Kemasyarakatan. IMM berdiri di Surakarta, tanggal 14 Maret 1964 M / 29 Syawal 1384 H. Tujuan dari IMM adalah "mengusahakan terbentuknya Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia dalam rangka mencapai Tujuan Muhammadiyah" (Sumber : Wikipedia). Awal penulis masuk dalam organisasi ini sejak september 2019 dimana ada beberapa kawan saya pun juga ikut dalam organisasi ini.

Foto : (istimewa) Viki Gumeleng

Kemudian dari itu penulis mendapatkan legitimasi dari pimpinan cabang IMM Cab. Kota manado ketum Kurniawan lawendatu untuk berproses dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Terlepas dari itu penulis memulai kapal yang baru dimana banyak hal-hal baru dipelajari baik typologi kader dan organisasinya dan lain sebagainya. Penulis terdaftar sebagai kader di komisariat Fathul asrar yang notabene adalah komisariat yang masih berusia belia (masih umur jagung), nah kemudian setelah proses beberapa bulan kemarin, besok adalah momen penting buat organisasi ini untuk memperbarui kepemimpinan (Musyawarah) dimana bagi penulis masih banyak yang perlu dibenahi dan menutup kembali lubang-lubang bocor di organisasi (Khususnya Komisariat Fathul asrar di IAIN Manado).

Ada beberapa yang perlu di kritisi oleh penulis termasuk kepemimpinan sekarang sebelum di demisioner (atau diganti). Pertama penulis pahami bahwa dengan umur yang masih belia dan berkembang pun masih merangkak tapi tidak jadi persoalan karena itu bagian dari dinamika dalam berorganisasi. Kedua hal yang harus kita sadari dan pahami adalah prosesi kaderisasi yang masih jauh dari tujuan konstitusi yang mana tujuan dari IMM adalah "mengusahakan terbentuknya Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia dalam rangka mencapai Tujuan Muhammadiyah" tujuan ini masih jauh dari harapan sehingga yang perlu di dekonstruksi kata derrida bahwa pembenahan atau bahasa birokrasi adalah resufle, sehingga mampu bergerak dan lebih kompetitif (Perkembangan) terhadap ikatan dan persyarikatan. Terakhir kritikan penulis bahwa harus adanya prosesi kaderisasi secara sistematis untuk memberdayakan sumber daya manusia (Kader) untuk membentuk akademisi islam yang sesuai dengan amanah konstitusi pada organisasi.

Dari beberapa kritikan di atas ada yang perlu di cermati dan di realisasikan oleh kader ikatan, apa lebih ini adalah organisasi yang substansi dari organisasi adalah membangun, ibarat rumah yang masih dengan pondasi dasar maka dengan membangun rumah dari pondasi dasar maka yakin dan percaya akan mendapatkan perubahan yang di tuangkan secara jelas di konstitusi. Kemudian dari pada itu, kita harus bersama-sama membangun rumah, beberapa dari diluar rumah (Organisasi) dan hanya melihat dari luar tanpa ada alarm yang pas untuk masuk dan membenah sama-sama. Dan satu pesan dari ketum DPP IMM Kanda Najih Prastiyo pada saat Tanwir di lombok baru-baru ini 6-9 februari 2020 di lombok, yang bisa di pahami dan di aktualisasi dari kader ikatan adalah : dalam kader ikatan, ingat ada spirit yang harus ditanamkan pada diri setiap kader, dan mampu bertanggung jawab terhadap organisasi. Dan terakhir ada pesan dari mantan kabid kaderisasi IMM cabang Kota manado kanda IMMawan Putra Arung jeram bahwa " Jangan pernah dicari, dan jangan pernah lari, berjuang tidak sepraktis itu" sebuah tamparan seketika kader tidak pada barisan tersebut.

Penulis : Fiki Gumeleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar