Ads

Minggu, 26 November 2023, November 26, 2023 WIB
Last Updated 2023-11-25T18:06:21Z
BITUNG

Pendeta Raymon Manoppo dan Habib Abdullah Bin Smith Tandatangani Kesepakatan Damai Pasca Bentrok Dua Kelompok Massa di Kota Bitung




Pendeta Raymon Manoppo dan Habib Abdullah Bin Smith Pimpin penandatanganan kesepakatan damai (Foto : Journal Telegraf) 


JOURNALTELEGRAF - Meski sempat bentrok, dua Kelompok massa di Kota Bitung akhirnya sepakat berdamai. 


Kesepakatan damai terjadi sekitar pukul 23.15 Wita di GOR Duasudara setelah seluruh pihak dikumpulkan. 


Penandatanganan kesepakatan damai juga disaksikan oleh sejumlah tokoh agama. Diantaranya, Pendeta Raymon Manoppo dan Habib Abdullah Bin Smith, Ketua PCNU, Narto Pakaya, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Masykur Alma'muni, Komisariat Daerah (Komda) Al-Khairaat, Sadat Minabari, Panglima Panji Yosua, Ivan Pioh dan sejumlah tokoh adat dan agama lainnya. 


Penandatanganan kesepakatan damai diprakarsai oleh Forum Kerukunan Antar Beragama (FKUB), Badan Kerjasama Antar Seluruh Umat Agama (BKSAUA),


Kesepakatan berdamai itu dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan Damai 


Sebelum penandatanganan kesepakatan damai, dua perwakilan kelompok massa melakukan dialog dipandu Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri bersama Forkopimda Kota Bitung dan tokoh agama dan tokoh adat.


Berikut isi berita acara kesepakatan damai;


Berita Acara Kesepakatan Damai ini dibuat hari ini, Sabtu tanggal 25 November 2023 jam 23.00 WITA bertempat di Gedung Gelanggang Olahraga (GOR) Manembo-nembo Kota Bitung. 


Menerangkan bahwa kami Tokoh Agama yang tergabung dalam FKUB BKASUA Kota Bitung menyatakan;


1.Kota Bitung dalam keadaan Aman dan Damai


2.Menangkal Berita Hoax dan Berita-berita yang memprovokasi


3.Masyarakat adat Minahasa dan BSM bersatu padu dan menyatakan tidak ada konflik lagi, serta mengedepankan kedamaian diatas segala-galanya.


Demikian Berita Acara Kesepakatan ini dibuat untuk dipergunakan.


Reporter/Editor: Arham Licin

1 komentar:

  1. -Semoga akar rumput pun berdamai dan melupakan konflik yg terjadi.
    -Keluarga para korban harus disambangi oleh kedua tokoh agama dan pemerintah.
    -Harus terus dilakukan pendampingan dab pembinaan oleh pemerintah dan forkopimda terhadap kedua belah pihak yg bertikai.. agar besok2 tdk terjadi lagi hal2 seperti ini

    BalasHapus