Ads

Sabtu, 29 Juli 2023, Juli 29, 2023 WIB
Last Updated 2023-07-29T00:32:18Z
Sulsel

Menjaga Akar Warisan dan Identitas, Petani Merica di Loeha Raya Melawan Ancaman PT.Vale Indonesia




Menghadapi Ancaman Pengambilan Lahan, Masyarakat Loeha Raya Bersatu Melindungi Warisan Merica


JOURNALTELEGRAF - Perbincangan hangat mengisi ruangan ketika para perwakilan dari masyarakat Loeha Raya berkumpul dalam sebuah konferensi pers yang diadakan pada hari Jumat, 28 Juli 2023. Konferensi pers ini bertajuk 'Undangan Terbuka Masyarakat Loeha-Mahalona Kepada CEO PT Vale Indonesia untuk Melindungi Kehidupan Masyarakat sekitar Tanamalia'. Dengan rasa kekhawatiran dan kepedulian yang mendalam, mereka menuntut perlindungan atas mata pencaharian utama mereka: perkebunan merica.


Perjuangan Petani Merica


Siraman, seorang perwakilan dari petani di Loeha Raya, dengan berapi-api menyuarakan kekhawatiran para petani, "Jika perkebunan merica kami diambil, maka bagaimana kami akan hidup? Dari hasil perkebunan ini, kami bisa menyekolahkan anak-anak kami dan hidup sejahtera." Merica telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah masyarakat di lima desa pesisir timur Danau Towuti ini.


Mengutip sejarah, orangtua mereka dulu mencari damar dan rotan sebagai mata pencaharian, namun berjalannya waktu menghadirkan perubahan. Orangtua mereka beralih menjadi petani merica dan meneruskan tradisi tersebut. Kini, keberlangsungan hidup generasi selanjutnya tergantung pada perkebunan merica yang menjadi sumber penghidupan mereka.


Kesulitan Perempuan Loeha Raya


Di samping para petani, perempuan Loeha Raya juga merasakan beban berat akibat kehadiran PT Vale Indonesia di Tanamalia. Hasna, seorang perwakilan perempuan, menyampaikan kegelisahan yang dirasakan para perempuan di wilayah tersebut, "Kami sangat cemas, karena jika Vale mengambil kebun kami, mata pencaharian suami akan hilang. Bagaimana kami bisa hidup jika merica tak lagi ada?"


Bagi perempuan-perempuan di Loeha Raya, keberadaan perkebunan merica tidak hanya memberikan stabilitas ekonomi keluarga tetapi juga memberdayakan mereka dengan kesempatan untuk berkontribusi secara ekonomi dan sosial.


Pemuda Peduli Tanah Kelahiran


Rustam, seorang pemuda penuh semangat dari Loeha Raya, menjelaskan betapa pentingnya perkebunan merica sebagai pondasi kehidupan masyarakatnya. "Kami berharap kebun orang tua kami tetap terlindungi dari campur tangan PT Vale. Penghasilan dari merica telah membuka peluang kerja bagi ratusan hingga ribuan orang di sini."


Para pemuda di Loeha Raya menyadari bahwa masa depan mereka tergantung pada kelestarian mata pencaharian utama yang telah ditanamkan oleh para leluhur.


Ancaman Terhadap Kehidupan Masyarakat


Masyarakat Loeha Raya menyadari betapa berharganya warisan merica mereka. Selama 55 tahun, PT Vale Indonesia beroperasi di wilayah ini, namun masyarakat belum sepenuhnya merasakan manfaat dari kehadiran perusahaan tambang tersebut.


Yahya, seorang petani merica di Tanamalia, menyoroti situasi tersebut, "Tanpa bantuan Vale, kami bisa jauh lebih sejahtera dibandingkan desa-desa lain di seberang danau. Namun, kami merasa eksistensi kami terancam sejak adanya eksplorasi Vale."


Perjuangan Masyarakat Loeha Raya


Dalam konferensi pers yang berlangsung penuh semangat, masyarakat Loeha Raya menyampaikan dua tuntutan utama:


Pertama, mereka menuntut pemerintah, khususnya Presiden, untuk membebaskan Kebun Merica Masyarakat Loeha Raya dari Konsesi Tambang PT Vale Indonesia di Blok Tanamalia yang dianggap sebagai lumbung merica nusantara.


Kedua, mereka mengundang Febriany Eddy, CEO PT Vale Indonesia, untuk datang dan menemui langsung masyarakat di lima desa pesisir timur Danau Towuti yang telah hidup sejahtera berkat perkebunan merica dan telah membuka lapangan pekerjaan bagi ratusan hingga ribuan orang dari berbagai daerah.


Masyarakat Loeha Raya berusaha dengan gigih melindungi sumber penghidupan mereka, warisan merica yang telah memberi kehidupan bagi banyak generasi. Semoga tuntutan mereka segera mendapatkan perhatian dan dukungan yang layak.


Editor : Ewin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar