Ads

Selasa, 21 Februari 2023, Februari 21, 2023 WIB
Last Updated 2023-02-21T12:26:43Z
Nusa UtaraSangihe

Tamuntuan Dinilai Tak Serius, Program "Mahi'e Mesuang" Hanya Sebatas Pencitraan ?!

Baliho kampanye Pj Bupati Kepulauan Sangihe, dr Rinny Tamuntuan untuk Gerakan Mahi'e Mesuang.



JOURNALTELEGRAF - Mengantisipasi potensi krisis pangan di Tahun 2023, Penjabat Bupati Kepulauan Sangihe dr Rinny Tamuntuan membuat gerakan kampanye dengan mengajak masyarakat Sangihe untuk menanam melalui program 'Mahi e Mesuang'. Namun sayangnya, ajakan itu ternyata tidak benar-benar diseriusi oleh Tamuntuan dan dinilai hanya sebagai bentuk pencitraan dirinya semata.


Hal ini diungkapkan beberapa warga ketika bertutur dengan awak media JOURNALTELEGRAF.COM belum lama ini. Mereka menyatakan tingginya keinginan untuk membuka lahan pertanian guna mendukung program tersebut. Namun mereka mengaku terkendala karena tidak adanya stimulan awal seperti bibit tanaman dari pemerintah daerah melalui instansi terkait.


"Sebenarnya kami mau mendukung program itu, tapi setelah dilihat ternyata Ibu Bupati sepertinya tidak benar-benar serius. Karena nyatanya, ketika kami berkoordinasi dengan staf di dinas terkait, untuk memohon bantuan stimulan awal berupa bibit tanaman, ternyata di tahun ini tidak ada sama sekali," ungkap salah seorang warga yang enggan namanya dipublikasikan.


Pernyataan warga tersebut pun ikut dikuatkan oleh Perwakilan sopir angkutan kota (angkot) Tahuna, Joneex Karel Lalenoh. Dirinya mengakui bahwa memang pernah ada pembicaraan bersama Penjabat Bupati Kepulauan Sangihe dr Rinny Tamuntuan, dimana akan memfasilitasi para sopir angkot Tahuna untuk dibuatkan kelompok tani dalam mendukung program 'Mahie Mesuang' tersebut, guna menghadapi persoalan krisis pangan di Tahun 2023. Namun pada kenyataannya menurut Joneex, Tamuntuan hanya sekedar berjanji dan mengiyakan, tapi tidak ada realisasi sama sekali.


"Meskipun profesi utama kami adalah sopir, namun pembentukan kelompok tani bagi kami para sopir angkot, sebenarnya merupakan salah satu solusi untuk menambah penghasilan; mengingat setiap tahunnya, kendaraan pribadi terus bertambah dan penghasilan pun ikut menurun. Hal ini memang pernah dijanjikan dan diiyakan oleh ibu bupati; setelah dibentuk kelompok nanti akan diberikan penyertaan stimulan bantuan bibit tanaman. Kami pun sudah memasukkan nama-nama anggota kelompok, tapi sampai sekarang tidak ada tindaklanjut sama sekali," tutur Joneex


Joneex pun sangat menyayangkan akan sikap Penjabat Bupati Kepulauan Sangihe, dr Rinny Tamuntuan yang ternyata tidak benar-benar serius terhadap sukses dari programnya tersebut.


"Andai saja ibu bupati benar-benar serius dengan program ini, kami pun bisa ikut mendukung. Tapi nyatanya, untuk merealisasikan janji bagi kami kelompok kecil ini saja sulit, apalagi mau mengajak masyarakat secara keseluruhan. Ditambah lagi ternyata program ini tidak didukung dengan penyertaan anggaran di dinas terkait. Sebab dari data yang kami dapatkan, anggaran di Dinas Pertanian Sangihe; yang secara langsung diperuntukkan membantu masyarakat dalam meningkatkan sektor pertanian di daerah, ternyata malah dipangkas anggarannya," ungkap Joneex.


Terkait situasi ini, Kepala Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Godfried Pella ketika dikonfirmasi mengakui bahwa baik dari Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk tahun anggaran 2023, memang tidak ada ketersediaan anggaran untuk pemberian stimulan bantuan pertanian bagi masyarakat.


"Untuk tahun 2023 ini memang tidak sama dengan tahun sebelumnya di 2022, dimana kita masih punya DAK sebesar 3 miliar serta ada pula dari DAU. Di tahun ini dua bidang yang mengurus hal itu, yakni bidang tanaman pangan dan holtikultura lalu bidang perkebunan, tidak mendapat penyertaan anggaran baik lewat DAK ataupun DAU," jelas Pella.


Sementara untuk solusi dari Dinas Pertanian Sangihe sendiri, Kata Pella dirinya hanya bisa bersinergi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Sangihe untuk dapat merambah ke pemerintah desa yang ada.


"Untuk saat ini memang kita hanya bisa berkoordinasi dengan dinas PMD agar bisa mengkomunikasikan dengan pihak pemerintah desa, dimana ada 20 persen anggaran dana desa untuk ketahanan pangan bisa ikut diarahkan ke sektor pertanian dengan menstimulasi masyarakat petani atau yang ingin bertani. Lalu setelah itu dapat bekerjasama dengan teman-teman penyuluh yang ada di lapangan, dalam meningkatkan sektor pertanian guna membantu ketersediaan suplai pangan di daerah dan juga menjaga ketahanan pangan secara nasional," harapnya.


Selain berkoordinasi dengan instansi pemerintah yang ada di daerah, Pella juga mengatakan bahwa dirinya telah melakukan komunikasi dengan Dinas Pertanian Provinsi Sulut guna mendapatkan sedikit stimulan bantuan pertanian.


"Kita juga sempat berkomunikasi dengan dinas pertanian provinsi, dan bersyukur masih mendapatkan bantuan meskipun dalam bentuk bibit tanaman holtikultura seperti cabai, tomat dan jagung," ungkapnya.


Memang sangat disayangkan, bila ternyata sektor pertanian di daerah tidak mendapat perhatian secara khusus. Meskipun wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe lebih luas adalah lautan, akan tetapi sektor pertanian di daerah pada tahun-tahun sebelumnya; bahkan dalam kondisi pandemi sekalipun terbukti mampu menjaga ketersediaan pangan di daerah bahkan bisa membantu kabupaten tetangga dalam ketersediaan suplai tanaman holtikultura seperti cabai dan tomat.



Reporter/Editor : Dendy Abram

Tidak ada komentar:

Posting Komentar