JOURNALTELEGRAF - Ada semoga yang selalu kuselipkan dipagi menjelang
Bukan hanya untuk ku tapi juga untuk mu
Tenanglah wahai pujaan ku
Meski harap yang kuselipkan agak aneh bagimu
Namun ini hanya sekedar harap
Atas aku dan juga kamu
Jika ranting dan dahan kering
Akhirnya tersapu angin
Tapi aku tak menghendaki hal itu!
Namun memang aku,
Yang tak mau mendamba teduh dari
Pohon yang tak lagi tumbuh
Dipertahankan karena benar -benar dibutuhkan
Lebih baik ketimbang dipertahankan saat sedang diatas popularitas
Ketika semua bermasa, saat itu juga
Rasa hormat, sayang, dan cinta buyar seketika
Jika hatimu tak mampu ku genggam lagi
Izinkan aku menutup rasa yang tersembunyi
Meski seringnya hati dan logika ini tak sejalan
Namun akan kucoba mengiklaskan dirimu dengan dirinya
Teruntuk dirimu terima kasih telah hadir untuk memperbaiki
Dan terima kasih atas penjelasan singkat darimu untuk pergi
Begitu mudah hati memporak-porandakan sang insan nan suci
Awal tatap dan senyum berharap manis
Namun seketika benci menjadi kisah yang abadi
Sebuah kisah sembilu hati
Darimu sang pujaan hati
Melihat nya tertawa membuat ku bahagia
Tetapi rasa sakit yang diberi terlalu perih untuk dimaklumi
Suara dan senyum manis mu tak mampu lagi menyembuhkan ruang hampa ini
Jika raga tak lagi dibumi
Maka izinkan ku membawa rasa yang suci untuk menemani dikala nanti
Dahulu mencintai dengan hati
Kini mencintai sepenuh hati
Namun yang kini malah melukai hati
Kebaikan hati dan pribadi tak bisa dinilai dari kemampuan pada sang ilahi
Sebab terletak dihati sanubari
Sejarah memang abadi
Namun tak lantas membuat ku ingin kembali lagi
Jika engkau tau bahwa percaya itu sulit dicari
Lantas mengapa membuatnya semakin menjauh pergi?
Jika pertemuan pertama sering dijadikan alasan jatuh cinta
Tetapi mengapa banyak yang menodai?
Semakin hari semakin mengerti
Bahwa kita bukanlah ikatan yang direstui
Menghilang dan menjauh pergi bukanlah alasan hakiki
Namun itu adalah jalan menuju penghianatan sejati
Ketika itu terjadi
Maka hati dan logika tak mampu lagi dibawa berkompromi
Perjalanan menaklukkan sebuah hati memang tak bertepi
Bagaikan berharap air menyatu dengan api
Seringkali kita tak mampu menyadari
Bahwa sekuat apapun rasa ini
Tidak akan bertahan jika tak didasari oleh rasa cinta yang suci
Malam itu hujan membasahi bumi
Genteng yang bocor menjadi perantara hujan membasahi pipi
Kala itu rasa hati memancarkan harum bak kasturi
Sebab ditemani sang pujaan hati
Hujan deras malam itu mengguyur bumi
Percikan air hujan mampu membuat damai hati
Seruan petir saut meyaut silih berganti
Membuat diri tak mampu menahan gundah hati
Malam ini hujan kembali membasahi bumi
Suara rintik hujan seakan tau apa yang ada di hati
Meski tak pernah terucap,
Namun lukisan wajah itu seakan kembali mengisi memori
Entah mengapa bayangan itu
Tak pernah mampu ku tepis
Selalu hadir bagai mengalir nya darah ke nadi
Setiap hari banyak kisah baru yang dilalui
Entah senang atau sedih
Memilih bertahan atau pergi
Namun satu yang pasti, bahwa hati tak kan salah mencintai lagi
Kala itu rasa sepi seakan menari dipelupuk hati
Seperti terbang bak memiliki sayap dan kaki
Maksud hati tak mampu berpura lagi
Mencintai mu didalam diam ini
Penantian ini seakan tak pernah usai
Bagai air yang mengalir tanpa henti
Seandainya waktu bisa ku putar kembali
Pasti akan kujalani dengan mu sang pujaan hati
Kadang aku tak mampu memahami
Rasa yang berkedok putih sejatinya sudah ternodai
Karena satu kesalahan masa lalu
Yang mengikis murninya cinta sejati
Demikianlah cinta
Ia menjelma menghadirkan tawa
Kemudian menjadi duka
Bermuara pada kasih yang setia
Mengikat janji untuk menua bersama
Tali kasih harus berpisah bukan terputus
Namun ragalah yang memaksa meninggalkan jiwa
Perlahan kaku, ia mengutuk mengapa begitu cepat?
Berusaha iklhas meski hati terus meratap
Tak mengapa, tetaplah baik meski terpisah
Doaku untukmu semoga menjelma
Menjadi raga dan jiwa ku yang menyatu dengan mu
Jangan cari yang sempurna
Sempurna kan saja yang ada
Apalagi bagi kita yang tak bisa menjaga
Maka kata sempurna semakin jauh dimata
Perlahan mulai ku tulis sebuah kisah
Sebuah kisah cinta yang kumiliki di hari itu
Namun siapa sangka
Kisah cinta berakhir tanpa kata tapi
Terkadang aku merasa bingung
Dengan rasa teraneh di dada
Merasa nyaman tapi tak mampu bertahan
Diriku yang terlalu sendu akibat ulah si penjaga hatiku
Walau senyum selalu terukir di wajah
Namun bisa dibilang senyumku sebagai kedok menyimpan sejuta luka
Luka lama dari cerita kita
Cerita cinta yang tak pernah padam
Akan biasnya rasa luka
Pada akhirnya ini semua hanya tentang mu
Semua cerita tentang dirimu serta mata indah mu
Kali ini pelangi ku nyata sekali
Hilang lagi bak ditelan bumi.
Penulis : Legitha Aswardy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar