Ads

Sabtu, 29 Oktober 2022, Oktober 29, 2022 WIB
Last Updated 2022-10-28T19:01:11Z
Artikel/Opini

Secarik Catatan Hati Epilog Tanpa Prolog

 


JOURNALTELEGRAF - Ada semoga yang selalu kuselipkan dipagi menjelang

Bukan hanya untuk ku tapi juga untuk mu

Tenanglah wahai pujaan ku

Meski harap yang kuselipkan agak aneh bagimu

Namun ini hanya sekedar harap 

Atas aku dan juga kamu


Jika ranting dan dahan kering

Akhirnya tersapu angin

Tapi aku tak menghendaki hal itu!

Namun memang aku,

Yang tak mau mendamba teduh dari 

Pohon yang tak lagi tumbuh


Dipertahankan karena benar -benar dibutuhkan

Lebih baik ketimbang dipertahankan saat sedang diatas popularitas

Ketika semua bermasa, saat itu juga

Rasa hormat, sayang, dan cinta buyar seketika


Jika hatimu tak mampu ku genggam lagi

Izinkan aku menutup rasa yang tersembunyi

Meski seringnya hati dan logika ini tak sejalan 

Namun akan kucoba mengiklaskan dirimu dengan dirinya

Teruntuk dirimu terima kasih telah hadir untuk memperbaiki

Dan terima kasih atas penjelasan singkat darimu untuk pergi


Begitu mudah hati memporak-porandakan sang insan nan suci

Awal tatap dan senyum berharap manis

Namun seketika benci menjadi kisah yang abadi

Sebuah kisah sembilu hati 

Darimu sang pujaan hati


Melihat nya tertawa membuat ku bahagia

Tetapi rasa sakit yang diberi terlalu perih untuk dimaklumi

Suara dan senyum manis mu tak mampu lagi menyembuhkan ruang hampa ini

Jika raga tak lagi dibumi

Maka izinkan ku membawa rasa yang suci untuk menemani dikala nanti


Dahulu mencintai dengan hati

Kini mencintai sepenuh hati

Namun yang kini malah melukai hati 

Kebaikan hati dan pribadi tak bisa dinilai dari kemampuan pada sang ilahi

Sebab terletak dihati sanubari


Sejarah memang abadi

Namun tak lantas membuat ku ingin kembali lagi

Jika engkau tau bahwa percaya itu sulit dicari

Lantas mengapa membuatnya semakin menjauh pergi?


Jika pertemuan pertama sering dijadikan alasan jatuh cinta

Tetapi mengapa banyak yang menodai?

Semakin hari semakin mengerti

Bahwa kita bukanlah ikatan yang direstui


Menghilang dan menjauh pergi bukanlah alasan hakiki

Namun itu adalah jalan menuju penghianatan sejati

Ketika itu terjadi

Maka hati dan logika tak mampu lagi dibawa berkompromi


Perjalanan menaklukkan sebuah hati memang tak bertepi

Bagaikan berharap air menyatu dengan api

Seringkali kita tak mampu menyadari

Bahwa sekuat apapun rasa ini

Tidak akan bertahan jika tak didasari oleh rasa cinta yang suci 


Malam itu hujan membasahi bumi

Genteng yang bocor menjadi perantara hujan membasahi pipi 

Kala itu rasa hati memancarkan harum bak kasturi

Sebab ditemani sang pujaan hati


Hujan deras malam itu mengguyur bumi

Percikan air hujan mampu membuat damai hati

Seruan petir saut meyaut silih berganti

Membuat diri tak mampu menahan gundah hati

Malam ini hujan kembali membasahi bumi

Suara rintik  hujan seakan tau apa yang ada di hati 

Meski tak pernah terucap, 

Namun lukisan wajah itu seakan kembali mengisi memori 


Entah mengapa bayangan itu 

Tak pernah mampu ku tepis

Selalu hadir bagai mengalir nya darah ke nadi

Setiap hari banyak kisah baru yang dilalui

Entah senang atau sedih

Memilih bertahan atau pergi

Namun satu yang pasti, bahwa hati tak kan salah mencintai lagi


Kala itu rasa sepi seakan menari dipelupuk hati

Seperti terbang bak memiliki sayap dan kaki

Maksud hati tak mampu berpura lagi

Mencintai mu didalam diam ini


Penantian ini seakan tak pernah usai 

Bagai air yang mengalir tanpa henti

Seandainya waktu bisa ku putar kembali

Pasti akan kujalani dengan mu sang pujaan hati

Kadang aku tak mampu memahami

Rasa yang berkedok putih sejatinya sudah ternodai

Karena satu kesalahan masa lalu

Yang  mengikis murninya cinta sejati


Demikianlah cinta

Ia menjelma menghadirkan tawa

Kemudian menjadi duka


Bermuara pada kasih yang setia

Mengikat janji untuk menua bersama

Tali kasih harus berpisah bukan terputus

Namun ragalah yang memaksa meninggalkan jiwa


Perlahan kaku, ia mengutuk mengapa begitu cepat?

Berusaha iklhas meski hati terus meratap

Tak mengapa, tetaplah baik meski terpisah

Doaku untukmu semoga menjelma 

Menjadi raga dan jiwa ku yang menyatu dengan mu


Jangan cari yang sempurna

Sempurna kan saja yang ada

Apalagi bagi kita yang tak bisa menjaga

Maka kata sempurna semakin jauh dimata


Perlahan mulai ku tulis sebuah kisah 

Sebuah kisah cinta yang kumiliki di hari itu

Namun siapa sangka

Kisah cinta berakhir tanpa kata tapi 


Terkadang  aku merasa bingung 

Dengan rasa teraneh di dada

Merasa nyaman tapi tak mampu bertahan

Diriku yang terlalu sendu akibat ulah si penjaga hatiku


Walau senyum selalu terukir di wajah

Namun bisa dibilang senyumku sebagai kedok menyimpan sejuta luka

Luka lama dari cerita kita

Cerita cinta yang tak pernah padam 

Akan biasnya rasa luka


Pada akhirnya ini semua hanya tentang mu

Semua cerita tentang dirimu serta mata indah mu

Kali ini pelangi ku nyata sekali

Hilang lagi bak ditelan bumi.





Penulis : Legitha Aswardy 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar