JOURNALTELEGRAF - Banjir di Tolitoli seperti Tamu Tahunan yang pasti akan datang. Bahkan beberapa tahun terakhir bisa datang dua sampai tiga kali dalam setahun.
Permasalahan Banjir ini, sepertinya Pemerintah terkesan "menyerah". Padahal keseriusan hanya sebatas membuat Bronjong dan mengeruk Sungai seadanya, hanya seperti memperlihatkan kalau Pemerintah "benar-benar" peduli dengan masalah Banjir di daerah ini. Padahal menurut saya masih jauh dari kata "serius".
Daerah kantung air, daerah resapan, pembebasan bantaran sungai sampai Penghijauan daerah Hulu tidak terlihat dikerjakan. Bukankah itu bisa diatur zonasinya di RTRW?. Padahal banjir selalu menyisakan kesengsaraan masyarakat terdampak. Belum lagi kita bicara ketersediaan Air bersih pasca banjir.
Masa tega melihat rakyat setiap pasca banjir menderita kerugian yang cukup besar?. Apa lagi disaat masa sulit seperti sekarang. Belum lagi infrastruktur seperti jalan aspal yang rusak akibat tergenang air banjir, sampah berserakan dimana mana yang membuat wajah Tolitoli jadi kotor.
Pemda harus benar-benar serius dalam penanganan Banjir ini.Tidak ada kata terlambat untuk mengkaji secara komprehensif bagaimana menanggulangi bencana yang sudah diangap "lumrah" disetiap musim penghujan.
Jika anggaran jadi kendala terbesar, bukankah disitu peran penting Pemda bagaimana kecakapan Pemimpin Daerah bisa melobi Pemerintah Pusat agar dapat mengucurkan dana untuk penanggulangan bencana banjir di Tolitoli?. Jangan anggaran hanya habis untuk proyek-proyek yang belum urgent untuk dilaksanakan, kasihan rakyat selalu menderita saat dan pasca banjir.
Penulis : Faizal Pusadan
Alumnus Teknik Sipil Universitas Hasanudin, program studi Keairan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar