JOURNALTELEGRAF-Setelah mendapatkan laporan aduan dari warga dan para pekerja, tim audit PT.Lonsum langsung meninjau lapangan.
Menejer perkebunan coklat dan kelapa terbesar di Sulawesi Utara milik indoagri grup ini, diduga telah melakukan kegiatan eksplorasi harta karun.
Hingga membuat tim audit ngos ngosan saat berjalan kaki demi meninjau lokasi harta karun peninggalan eks penjajah (Jepang dan Belanda) di Desa Pungkol Kecamatan Tetapaan Minahasa Selatan.
Diketahui, sang menejer telah melakukan kegiatan eksplorasi harta karun secara diam diam di atas area HGU, hingga membuat tim audit perusahaan rela datang jauh jauh dari Jakarta.
Meski kedatangannya mendadak, kepada wartawan, audit ini mengaku diperintahkan langsung dari pimpinan perusahaan, menurut dia, untuk memastikan benar tidaknya aduan masyarakat yang melapor ke kantor pusat.
Tak hanya itu, terlihat audit dan tim bersemangat menerobos semak belukar diantara banyaknya pepohonan tanaman coklat yang kurang terawat itu.
Meski lokasi tersebut sulit dijangkau dengan kendaraan, hal itu tidak membuat langkah kaki audit dan tim surut, demi mengecek langsung benar tidaknya laporan masyarakat tersebut.
Alhasil, di area tersebut, audit dan tim pun menemukan bekas tanda tanda eksplorasi harta karun yang dilakukan sang menejer dan rekan rekannya. Dan sebuah sumur tua yang diyakini bekas peninggalan tentara Jepang.
Pantauan journaltelegraf.com, area tersebut nampak seperti kubangan bekas galian alat berat dan beberapa titik yang sudah tidak ada lagi pohon coklatnya akibat gusuran alat berat.
Terlihat audit dan tim juga melakukan pengambilan gambar untuk dokumentasi sebagai bukti bukti temuan, serta menggali keterangan dari Raj Suhendra selaku Area Menejer Agronomi dan dua orang anak buahnya.
"Sengaja datang kesini, untuk memastikan adanya laporan aduan ke kantor pusat," ujar Aden Sudomo Head Audit PT.Lonsum kepada wartawan, Rabu (22/6/2022).
Kemudian audit dan tim meninjau perahu yang diduga milik sang menejer di pantai Desa Wawontulap, menurut Aden, perahu tersebut juga masuk dalam laporan.
"Kami memastikan benar tidaknya laporan warga tersebut, sebab menejer Pungkol juga dilaporkan terkait hal ini (perahu)," tegasnya.
Di lokasi pantai, audit dan tim hanya menemukan sebuah perahu rusak tergenang air yang sengaja dibiarkan membusuk.
Belum diketahui secara pasti, alasan perahu ini dibiarkan rusak tanpa dirawat. Akan tetapi, menurut nelayan sekitar, perahu tersebut sudah lama bahkan dibiarkan begitu saja.
"Perahu ini dulunya dibuat di dalam perusahaan, kemudian bawa kemari, Torang (kami) juga heran kenapa perahu sebagus ini dibiarkan hancur, kami juga tidak berani mau pakai ini perahu, nanti dimarahi sacurity," ujar nelayan.
Tak hanya itu, nampak dari raut wajah audit dan tim senyum senyum dan geleng geleng kepala, sesekali mengambil gambar untuk mengabadikan barang bukti temuan di lapangan.
Audit dan tim juga memastikan adanya temuan temuan bekas kegiatan penebangan kayu di area perkebunan yang letaknya di lokasi HGU yang diduga diseludupkan.
Terkait hal ini, wartawan mencoba mengkonfirmasi menejer Pungkol, mencari tau lebih dalam maksud dan tujuan menejer Pungkol melakukan hal itu.
Belum diketahui secara pasti maksud dan tujuan menejer Pungkol melakukan hal hal diatas, hingga berita ini dirilis Selasa (28/6) belum ada sama sekali tanggapan menejer pungkol yang diketahui hobi menjual obat kuat itu.
Melalui pesan WhatsApp ke nomor pribadinya 0813671673XX sang menejer hanya membacanya saja (centang dua) tanpa membalas, bahkan wartawan mencoba menelfon beberapa kali namun hasilnya nihil, tidak diangkat, menghindar dari wartawan.
Reporter/Editor : Ewin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar