Ads

Kamis, 09 Desember 2021, Desember 09, 2021 WIB
Last Updated 2021-12-09T06:14:37Z
Sangihe

Terdampak Banjir Rob, Warga Desa Permasalahkan Drainase. Begini Penjelasan Pemdes Petta Barat


#banjirrob #desapettabarat #dandes
Banjir Rob di Wilayah Desa Petta Barat



JOURNALTELEGRAF - Banjir Rob atau banjir yang disebabkan oleh kenaikan permukaan air laut hingga menggenangi daratan memang terjadi secara musiman; namun kondisi itu cukuplah meresahkan bahkan mengesalkan.


Berdasarkan penjelasan dari BMKG Provinsi Sulawesi Utara, Banjir Rob terjadi ketika adanya fase bulan baru yang bersamaan dengan 'Perigee' atau jarak terdekat bulan ke bumi sehingga terjadi peningkatan gelombang laut.


Di Kabupaten Kepulauan Sangihe sendiri, efek banjir rob diterima hampir seluruh wilayah pesisir pantai; bahkan wilayah yang memiliki hutan mangrove pun terendam. Seperti yang terjadi di beberapa titik di wilayah kecamatan Tabukan Utara, mulai dari Desa Kalurae, Desa Likuang, Desa Petta Timur dan Desa Petta Barat.


Khusus di Desa Petta Barat, memang hampir sebagian besar wilayah desa tersebut terkena dampak banjir rob; karena pemukiman warga Desa Petta Barat berada di area hutan mangrove.


Terdampaknya warga oleh banjir rob ini memang membuat resah dan kesal hingga munculah beberapa warga yang mempertanyakan kinerja Pemerintah Desa Petta Barat terkait drainase yang tidak berfungsi dengan baik, dipandangan mereka. Namun pada kenyataannya, drainase tersebut memang tidaklah sanggup menampung debit air yang cukup tinggi karena banjir rob.


Dikonfirmasi terkait kondisi tersebut, Kades Petta Barat, Siti Sjarah Gabriel menjelaskan bahwa sesungguhnya pihak pemdes Petta Barat memiliki keinginan untuk memperbaiki dan membangun drainase dimaksud dengan lebih baik; namun terkendala dengan status area jalan tersebut masih diberada diranah tanggungjawab dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sangihe.


"Sebelum saya menjadi Kepala Desa, Saya dulunya adalah seorang guru dan memang merasakan langsung efek banjir rob ini; apalagi ketika anak-anak siswa mau datang ke sekolah harus membuka sepatu dan melewati genangan air, sebagian lain pun harus kami gendong. Nah, dengan pengalaman ini, ketika telah menjadi Kepala desa, saya memang berniat untuk melakukan Perubahan terhadap kondisi ini dan dimulai dengan pelebaran drainase. Namun ternyata keinginan kami itu tidak bisa berjalan karena terkendala regulasi yang mana area jalan tersebut merupakan ranah Pemkab," jelas Siti. Rabu,(8/12/2021).


"Beruntung beberapa hari lalu ada beberapa wakil rakyat, anggota DPRD Kabupaten yang menghubungi hingga mengirimkan tim teknis dan meninjau langsung lokasi tersebut. Dengan begitu, adanya perhatian dan perpanjangan tangan dari mereka, Kita berharap akan ada tindaklanjut terkait kondisi ini dan bisa selesai," ungkap Siti.


Sementara untuk ketersediaan dana desa di Desa Petta Barat, menurut Siti untuk tahun ini masih juga berfokus pada penanggulangan bencana non alam yaitu Covid 19.


"Dandes tahun ini anggarannya masih terbagi dibeberapa post anggaran, antara lain Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan penanggulangan Covid 19, ada pula satu paket pekerjaan pembangunan jalan produksi pertanian, sisanya operasional kantor," urainya.


"Sebagai Pemdes, Kami tetap berharap kepada warga masyarakat bilamana ada hal-hal yang belum dipahami bisa datang langsung berkoordinasi di kantor desa," harap Siti.


Reporter/Editor : Dendy Abram

Tidak ada komentar:

Posting Komentar