Ads

Minggu, 12 Desember 2021, Desember 12, 2021 WIB
Last Updated 2021-12-12T12:22:09Z
HEADLINE

Dampak Blasting PT. MSM/TTN, Warga Pinasungkulan Minta Hentikan Aktivitas Tambang



Foto : feet Alaskar, salah satu daerah eksplorasi milik PT. MSM/TTN  di Kota Bitung (Journaltelgraf)


JOURNALTELEGRAF - Sudah berbulan bulan dan hampir setiap hari warga merasakan bunyi dentuman yang berasal dari suara blasting yang dilakukan oleh PT. Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya (PT.MSM/TTN) di Kelurahan Pinasungkulan, Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung.


Akibat suara blasting dari 4 daerah operasi PT MSM/TTN yang hanya berjarak kurang lebih 3 kilomerer dari lokasi pemukiman warga, membuat Kelurahan Pinasungkulan bak daerah pertempuran.


"Kami di sini sudah seperti berada di medan perang, suara blasting setiap hari keluar dari daerah pertambangan dan ini sudah sangat mengganggu warga," jelas Olvi Kaunang (50) warga Lingkungan I, Kelurahan Pinasungkulan, Sabtu (11/12/2021).



Selain terganggu  dengan suara keras bak berada di medan perang, rumah warga juga tak terhindar dari kerusakan akibat getaran keras yang terjadi setiap hari.


"Perusahaan selalu berjanji akan mengganti kerugian warga akibat blasting yang merusak rumah, tapi kenyataannya itu hanya janji," katanya.


Perusahaan pernah beberapa kali memberikan uang, lanjut Olvi. Namun, sudah tiga bulan terakhir terhenti tanpa alasan.

"Kami pernah diberi uang konvensasi akibat kebisingan, mereka sebut uang bising perbulan Rp400 ribu. Tapi sudah 3 bulan ini terhenti," jelas Olvi lagi.


Menurut Olvi, hanya ada dua pilihan buat perusahaan. Hentikan blasting atau relokasi warga Kelurahan Pinasungkulan.


"Permintaan kami hanya dua. Hentikan total aktivitas tambang atau kami direlokasi dari sini," tegasnya.

Penjelasan Olvi dibenarkan oleh Kepala Lingkungan I. Kelurahan Pinasungkulan, Wilsen Tumbel. 

Wilsen akui jika Kelurahan Pinasungkulan yang dulu nyaman dan tenang, kini berubah 360 derajat dan hampir tidak layak lagi ditinggali. Bahkan, upaya perusahaan memasang jadwal blasting pun. Kata Wilsen tidak berpengaruh apapun.


"Kami sudah berulang kali melakukan pertemuan dengan perusahaan. tapi tetap saja dampak dari blasting dirasakan warga," jelasnya.


Bukan hanya dampak blasting yang dirasakan warga, menurut Wilsen, aktivitas tambang pada malam hari juga semakin meningkat.


"Belum lagi kendaraan berat yang lalu lalang setiap hari, intinya pemerintah dan perusahaan sudah harus duduk bersama dan serius menuntaskan permasalahan di Pinasungkulan ini," katanya.


Seperti diketahui, PT. Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya adalah anak perusahaan PT Archi milik Peter Sondakh, salah satu konglomerat Indonesia yang mengoperasikan empat daerah operasi tambang di Kelurahan Pinasungkulan, yakni. feet Alaskar, Feet Araren, Feet Kopra dan Feet Blambangan.

Hingga berita ini dipublikasikan, pihak PT MSM/TTN yang dihubungi melalui pesan whatsapp belum memberikan tanggapan.


Reporter/Editor : Arhamdila



Tidak ada komentar:

Posting Komentar