JOURNALTELEGRAF - Gerakan Rakyat Menggugat yang di singkat GERAM melakukan demontrasi kali kedua di kejaksaan Negeri (Kejari) Tolitoli. Mereka menuntut kejelasan dugaan kasus korupsi Corporate Social Responsbility (CSR) Bank Sulteng terungkap.
GERAM di bawah koordinator Syarif mendesak Kejati sulteng melalui Kajari Tolitoli untuk menindak lanjuti dugaan kasus penyimpangan dana CSR Bank Sulteng dan segera menetapkan tersangka yang terlibat kasus tersebut.
“Tuntutan kami ada tiga, Pertama Kami meminta Transparansi penyelidikan dugaan kasus korupsi Dana CSR Bank Sulteng yang menjadi temuan BPK-RI. Kedua, Kami mendesak Kejati sulteng Melalui Kajari Tolitoli segera menetapkan tersangka atas dugaan kasus tersebut dan terakhir, apabila poin ke satu dan kedua tidak di indahkan kami meminta dengan hormat Kajari Tolitoli mundur dari jabatannya,” jelas syarif dalam penyampaian tuntutan didepan halaman kantor Kajari Tolitoli. Pada Kamis (28/10/2021).
Kericuhan terjadi saat massa aksi berusaha masuk kedalam kantor kejaksaan untuk menemui Kajari yang enggan keluar dari ruangannya namun mendapat penjagaan yang ketat dari pihak keamanan dan pegawai kejaksaan yang berjaga didepan kantor.
Pada saat itu diduga oknum pegawai kejaksaan negeri tolitoli melakukan kekerasan kepada beberapa massa pendemo, bahkan ada yang terluka dan terjatuh.
Tidak tinggal diam, Ardan selaku Ketua HMI Cabang Tolitoli yamg melihat kejadian tersebut merasa tidak terima atas perlakuan oknum kejaksaan.
“Kami datang dengan sopan dan secara kelembagaan di kantor ini tapi kalian-kalian tidak memperlakukan kami sebagai tamu semestinya. sedih rasanya kalau nilai kemanusiaan sudah tidak ada lagi. Kalian mendorong kader kami sampai terluka. Saya ingatkan ini masalah baru. Kami akan tindak lanjuti kejadian ini,” tegas Ardan.
Tak sesekali, pihaknya menyampaikan kepada massa aksi juga pegawai Kajari untuk menindaklanjuti insiden terlukanya kader HMI kepada Pengurus Besar HMI yang berada di Jakarta.
“kami akan buatkan laporan ke pengurus PB HMI bahwa kader kami dilukai oleh oknum tak bertanggung jawab saat aksi ini,” terang dia.
Dipantau, Secara bergantian melakukan orasi untuk mendesak Kajari keluar dari ruangannya tak sesekali juga terdengar suara sumbang massa aksi “Doti saja Kalau tidak mau keluar” teriak massa aksi yang tak diketahui identitasnya.
Berselang berapa jam kemudian, kepala kejaksaan negeri tolitoli atas pertimbangannya keluar dari ruangan. Sontak massa lagi berteriak ‘Huuuuuuu’ kepadanya.
Tak kendor semangat, Ardan dan kawan-kawan terus menyampaikan orasinya agar Kajari menanggapi tiga tuntutan tersebut.
“Kenapa bapak diam? Berikan kami kejelasan terkait dugaan kasus CSR. semakin bapak diam semakin besar juga kecurigaan kami bahwa bapak salah satunya,” ungkap Ardan.
“saya berharap bapak bertanggung jawab atas pemukulan kader HMI, kenapa bapak keluar masuk seperti itu ketika kader HMI berbicara dan kami minta bapak mundur dari jabatannya,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Kejaksaan Negeri Tolitoli Dedy Koerniawan mengatakan“ tadi yang saya liat tidak ada nendang, kemudian saya sudah sudah menghubungi Kejati katanya masih dalam proses penyelidikan dan masih di panggil delapan kades. Ketiga kalau mengenai pengunduran diri saya tergantung proses, pimpinan kami yang menilai,” pungkasnya.
Editor|Reporter: Legitha Aswardy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar