Ads

Rabu, 01 September 2021, September 01, 2021 WIB
Last Updated 2021-09-01T11:01:32Z
DPRD Kab Morutmorut

DPRD Morut Laksanakan RDP Bersama PT.GNI, Bahas soal Tudingan Masyarakat

Foto : Suasana Rapat Dengar Pendapat Di Gedung DPRD Morowali Utara, Rabu (01/09/2021).

JOURNALTELEGRAF – Humas Resources Development (HRD) PT. Gunbuster Nickel Industri (GNI), Anto Erjanto meluruskan seluruh tudingan masyarakat yang dilaporkan kepada anggota legislatif (angleg) DPRD Kabupaten Morowali Utara (Morut), Provinsi Sulawesi Tengah.

 

Pernyataan itu disampaikan HRD, Anto Erjanto saat menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) di kantor DPRD Morut bersama kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), asisten I sekretariat daerah (Setda) mewakili bupati, serta pihak terkait lainnya, Rabu (1/9/2021).

 

Pada forum yang dipimpin Ketua DPRD Morut, Megawati Ambo Assa tersebut, Anto Erjanto juga didampingi dua rekan lainnya dari perwakilan PT GNI. Dia menegaskan, pihaknya telah menegakan seluruh prosedur rekrutmen calon karyawan sesuai regulasi. Adapun soal aduan bahwa perusahaan tidak memberi fasilitas tempat tinggal layak kepada calon karyawan peserta training di Morosi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). 

 

“Soal mereka disuruh mengepel, saya pikir itu adalah salah satu cara untuk membiasakan calon karyawan agar disiplin menjaga kebersihan. Itu juga untuk kesehatan mereka. Kalau soal tempat tinggal, kami sudah menyediahkan kos yang layak,” jelas Anto kepada awak media journaltelegraf.com Rabu (01/09/2021).

 

Diungkapkan, jumlah penghuni disesuaikan dengan luasan kos atau mess. Mulai dari 4 orang penghuni, hingga 7 orang untuk mess ukuran perumahan BTN. Namun, beberapa waktu lalu terjadi masalah karena ulah salah satu calon karyawan.

 

“Salah satu calon karyawan membawa pacar ke mess. Dalam mess ada satu kamar, ruang tamu dan dapur. Nah, pasangan itu menempati kamar, sedangkan rekan lainnya tidur di luar kamar,” ungkap Anto Erjanto melalui salah satu rekan bagian HRD PT Gunbuster Nikel Industri lainnya.

 

Lalu, terdapat mess lainnya yang ketambahan penghuni warga asal Morut namun tidak tercatat sebagai peserta training. Warga itu menjual di sekitaran Morosi lalu numpang tinggal bersama peserta training.

 

“Semua itu kenyataan yang kami dapati di lapangan berdasarkan hasil investigasi. kami punya buktinya, juga ada berita acara,” tutur dia.

 

Lanjutnya lagi, pada masalah rekrutmen karyawan, Anto Erjanto menegaskan, pihaknya memprioritaskan kearifan lokal dengan mengutamakan penerimaan karyawan bagi putra putri asal Morut. Itulah yang juga menjadi penekanan owner GNI kepada pejawabat perusahaan.

 

“GNI juga berusaha adil dan bijak dalam membuka lowongan dengan berkoordinasi kepada pemerintah kecamatan dan desa se-Morut. Untuk kelancaran komunikasi dibuatlah grub WhatsApp,” tegasnya.

 

Tambahnya lagi, Perusahaan kemudian menerapkan jata 20 calon karyawan setiap kecamatan dengan sistem rekrutmen bertahap hingga memenuhi seluruh kebutuhan perusahaan. Sejauh ini, PT GNI telah memberangkatkan 738 peserta training. Namun 50 orang diantaranya memilih memundurkan diri dengan berbagai alasan.

 

“Ditargetkan hingga tahun depan, GNI akan menyerap total 42.000 tenaga kerja (naker) jika 56 tungku telah running. Jumlah kebutuhan naker tersebut nantinya akan mengisi sejumlah posisi, diantatanya PLTU, operator alat berat, kru smelter, kontrol room dan lain sebagainya,” tutupnya.

 

Dalam kesempatan Humas Resources Development (HRD) PT. Gunbuster Nickel Industri (GNI), Anto Erjanto mengapresiasi langkah legislatif dan eksekutif Morut yang telah memanggil pihak perusahaan untuk menyampaikan seluruh keluhan masyarakat. Menurutnya, aduan itu bermanfaat bagi perusahaan untuk memperbaiki diri serta mengoreksi berbagai kekurangan.




Editor : Legitha Aswardy

Reporter : Artomo Lagaronda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar