Ads

Selasa, 29 Juni 2021, Juni 29, 2021 WIB
Last Updated 2021-06-29T00:22:43Z
BPJSDPRD Kab TolitoliKESEHATANSulawesi Tengah

Kasus Gizi Buruk Terjadi di Tolitoli, Wakil Ketua I DPRD Minta Pelayaan BPJS Dipermudah

Foto : Penderita Gizi buruk, Asnawati.

JOURNALTELEGRAF - Perhatian serius diberikan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tolitoli Jemi Yusuf, terhadap kasus gizi buruk yang terjadi di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Jemi berharap pelayanan BPJS bisa dengan cepat membantu meng-cover kasus-kasus luar biasa seperti ini.



Kasus gizi buruk dialami anak berusia 1, tahun bernama Asnawati. Hingga kini Ia terbaring lemas.



“Asnawati diketahui menderita penyakit Gizi buruk dan Hidrosefalus (Pembengkakan kepala) . Namun penanganan kesehatan terhadap ananda Asnawati terkendala. Karena BPJS tidak lagi aktif,” tutur Jemi kepada awak media saat melakukan kunjungan. Senin (28/06/2021) malam.



“Kita minta kepada pemerintah daerah untuk memudahkan koordinasi dinas-dinas terkait yang menangani BPJS. Pemerintah daerah harus memprioritaskan kasus-kasus luar biasa seperti yang dialami anak dari bapak Ambrin dan ibu masdiana,”pintanya.




Ditambahkannya, pengurusan BPJS seringkali rumit. Akibatnya penanganan kasus-kasus luar biasa menjadi terkendala.



“Semestinya dibuat peraturan untuk penanganan kasus-kasus luar biasa, sehingga penderita cepat mendapatkan pertolongan. Pemerintah daerah seharusnya juga memberikan perhatian serius,” terangnya.



Selain itu, Jemi mengaku heran karena Dinas Sosial dan BPJS Kesehatan tidak melakukan koordinasi dengan anggota dewan untuk menentukan orang miskin yang ditanggung oleh Jamkesda.



“Ini aneh, Kami lembaga legislatif Sudah menganggarkan sebanyak 47.553 jiwa. lantas masih saja ada keluarga yang di bawah garis kemiskinan tidak memiliki kartu BPJS atau non-aktif, seperti yang dialami keluarga ini,” ucap Jemi dengan nada tinggi.



Menurut Jemi, banyak masyarakat yang tiba-tiba dinonaktifkan kartunya tanpa sosialisasi. Dia khawatir ketika masyarakat berobat ke rumah sakit, tak bisa ditangani lantaran nama warga tersebut sudah dihapus dalam PBI.



“ Yang paling sakitnya lagi tidak ada sosialisasi atas masalah ini. Saya katakan, 'ada orang sakit seperti ini tiba-tiba mau berobat sampai rumah sakit tidak bisa dipakai [BPJS]'. Bagaimana itu?” cetusnya.






Lebih jauh kata dia, ini contoh kesekian kalinya tentang DTKS kita bermasalah tidak ter-updeting sehingga keluarga ini tidak terdata sebagai keluarga yang seharusnya menerima bantuan sosial PKH, BPNT atau BLT DD namun kenyataannya tidak sama sekali.



“ Saya meminta, segera aktifkan BPJSnya agar anak tersebut dapat ditangani pengobatannya dan semoga esok ada secercah harapan untuk kesembuhan ananda Asnawati,” tutupnya.





Editor/Reporter : Legitha Aswardy




Tidak ada komentar:

Posting Komentar