Ads

JournalTelegraf
Sabtu, 26 Desember 2020, Desember 26, 2020 WIB
Last Updated 2020-12-26T05:22:29Z
deposito Bank SulutGoHEADLINEHeadline newsMANADO

Karyawan Bank SulutGo Bobol Rp 38 M Deposito Nasabah, Direksi Anggap Bukan Hal Serius

Jajaran Direksi Bank SulutGo (foto : www.banksulutgo.co.id)

JOURNALTELEGRAF - Kejahatan perbankan seperti yang dialami atlet e-sport Winda D Lunardi alias Winda Earl, di Maybank cabang Cipulir Jakarta Selatan, ternyata dialami juga oleh salah seorang nasabah bank kebanggaan masyarakat Sulawesi Utara, Bank SulutGo.

Namun, anehnya, bank yang mayoritas sahamnya dimiliki Pemerintah Provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara dan Provinsi Gorontalo ini, terkesan menganggap ini bukan suatu masalah serius.

Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) Bank SulutGo, Jeffry A.M Dendeng dan Direksi lainnya yang dikonfirmasi, Rabu (23/12/2020) tak menanggapi pertanyaan konfirmasi yang diajukan JurnalTelegraf lewat pesan whatsApp.

Namun setelah berita raibnya dana deposito senilai Rp 38 miliar ini menyeruak di media sosial lewat pemberitaan JournalTelegraf, Direksi yang sebelumnya bungkam akhirnya angkat bicara.

Dirut Jeffry AM Dendeng melalui Juru Bicara (Jubir) Bank SulutGo, Daniel Rompas, pun membenarkan adanya peristiwa tersebut.

"Kejadiannya sebetulnya di akhir tahun 2019 dan awal 2020. Bank sudah mengambil tindakan pada yang bersangkutan dan sudah diserahkan ke pihak yang berwajib," tulis Rompas melalui pesan whatsApp tanpa merinci identitas nasabah dan pelaku, Kamis (24/12/2020).

Anehnya, dengan santai pihak Bank SulutGo menilai hal ini bukan suatu masalah serius karena nasabah tidak dirugikan atas kejadian ini.

"Nasabah tidak dirugikan atas kejadiannya, faktanya simpanan nasabah tetap ada dan tidak ada nasabah yang komplein," tulis Rompas.

Manajemen Bank SulutGo juga menganggap peristiwa ini tidak mempengaruhi kepercayaan nasabah dan tidak mengkhawatirkan terjadi rush money atau sering disebut bank run atau bank panic, dimana nasabah memutuskan untuk menarik uang mereka dari bank tempat mereka menabung secara besar-besaran untuk menghindari kerugian.

"Kejadian ini tidak mempengaruhi kepercayaan nasabah. Karena bank bertanggungjwab atas kejadian ini. Jadi nasabah tidak perlu kuatir menyimpan di BSG karna ada jaminan tanggungjawab dari BSG," tulis Rompas lagi.

Belum lama ini, Journaltelegraf memperoleh informasi salah seorang nasabah bank SulutGo kehilangan uangnya total berkisar Rp 38 miliar yang disimpan dalam bentuk rekening deposito berjangka.

Uang dalam rekening deposito itu terpecah dalam beberapa lembar. Nilainya bervariasi, mulai dari Rp 1 miliar, Rp 2 miliar serta Rp 5 miliar, yang disimpan untuk jangka waktu beragam, yakni 1 bulan, 3 bulan dan 6 bulan.

Namun ketika jatuh tempo akan dicairkan, rekening deposito ternyata sudah kosong.

Sistem keamanan perbankan Bank SulutGo pun dipertanyakan.

Sejauh ini masalah tersebut belum dapat dimintakan tanggapan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perwakilan Sulut-Gorontalo. 

Demikian juga dengan para stakeholders Bank Sulut Go, karena jika tanggung jawab dugaan tindak pembobolan dana nasabah oleh karyawan itu diambil alih BSG sendiri, otomatis kedepannya akan mengurangi perolehan laba, sehingga berpengaruh langsung pada pembagian deviden kepada para pemegang saham.

"Mungkin saja tahun ini BSG bisa laba Rp 100 miliar, tapi karena ada pendapatan Rp 38 miliar dipakai untuk menalangi fraud karyawannya, akhirnya labanya berkurang jauh. Berapa besar kerugian yang juga harus ikut ditanggung pemegang saham, ya ikut share-nya berapa," tanggap seorang pengamat.

Menurut pengamat yang mengaku lama berkecimpung di dunia perbankan ini, fraud adalah kejahatan serius yang dapat digolongkan pada extraordinary crime, sehingga tidak sepatutnya disepelekan pihak bank hanya karena nasabahnya tidak komplain.

"Bisnis bank itu intinya adalah trust. Kalau kejadiannya begini, bisa-bisa banknya kehilangan kepercayaan," tambah lelaki yang menolak namanya ditulis dan hanya memperkenankan alamat tinggalnya saja di kawasan Malalayang yang dicantumkan.

Reporter/Editor : Simon Ronal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar