Ads

Minggu, 06 Desember 2020, Desember 06, 2020 WIB
Last Updated 2020-12-06T07:08:07Z
NASIONAL

Arqam Azikin : Papua Merdeka, Itu Hanya Mimpi Bagi Benny Wenda

 

Tangkapan layar Arqam Azikin


JOURNALTELEGRAF-Pengamat Politik Unismuh Makassar Arqam Azikin angkat bicara terkait persoalan tanah air, khususnya  peristiwa yang cukup mencengang dalam sepekan terakhir ini, mulai dari pembantaian Sigi hingga pengibaran bendera OPM di Kedubes Indonesia di Australia.



Arqam menyatakan, berbicara tentang kedaulatan negara dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak ada tawar menawar. 




Tak hanya itu, Arqam juga mengapresiasi langkah Panglima TNI dam Kapolri yang sudah memberikan penegasan dan mengirim pasukan khusus, untuk pengejaran kelompok Ali Kalora yang telah melakukan tindakan biadab di Sigi Sulawesi Tengah. 



"Terima kasih kepada Kapolri yang sudah melakukan pengejaran dan panglima TNI yang sudah memberikan penegasan, dan mengirimkan pasukan khusus untuk menangkap baik hidup maupun mati," ujar Arqam di Bitung tv Channel Youtube, Minggu (6/12/2020).




Ia melanjutkan, bahwa dirinya mendukung langkah tegas Dansat Brimob dan Wakapolri untuk menembak mati jika anggota jaringan MIT melakukan perlawanan. 



" Seperti itulah konsekuensi kita menghadapi pemberontakan, harus serius dan ditumpas.

Tidak ada istilah tawar-menawar, tidak ada kompromi menghadapi para pemberontak kedaulatan negara," tegasnya.



Selain itu, Arqam juga mengomentari peristiwa 1 Desember yang selalu didengungkan oleh OPM atau Operasi Papua Merdeka, bagi dia, hal itu bukanlah 1 Desember memperingati kemerdekaan OPM.



"Itu hanya legitimasi anda (OPM) yang anda klaim sebagai Papua merdeka, pada gerakan itu pencetusnya dan pendirinya adalah Nicholas Jouwe, dan ia  sudah kembali ke pangkuan NKRI," kata Arqam.



"Jadi apa lagi yang kalian mau perbuat, mereka hanya melakukan provokasi internasional, mereka mau menarik perhatian dunia internasional saja," sambungnya.



Untuk itu, ia mengingatkan, perlu waspada gerakan yang dilakukan oleh OPM, apalagi Benny Wenda yang sekarang mengklaim sebagai presiden terpilih.



 Lebih jauh Arqam mengatakan, tindakan yang dilakukan Benny Wenda itu aneh dan gila.  "Manusia mau jadi Presiden Papua Merdeka yang ngomong di luar Papua dan dia warga negara asing yang bukan warga negara Indonesia. Berbahaya," ucapnya.



"Mereka semuanya harus ditangkap hidup atau mati kalau menginjakkan kaki di negara ini, jangan kasih kompensasi," sambungnya.



Masih terkait OPM, Arqam berujar bahwa,  ada lagi sekelompok orang yang melakukan pengibaran bendera bintang kejora di kedutaan besar Republik Indonesia di Melbourne Australia.



Arqam menegaskan, mestinya bapak duta besar harus melakukan protes keras kepada pemerintah Australia, dan meminta menangkap orang-orang itu di Australia, menurutnya hal itu merupakan bentuk provokasi yang nyata.



"Ia harus menghormati kedaulatan kita sebagai bangsa dan sebagai negara yang berdaulat, begitulah hubungan politik luar negeri yang mesti dibangun, baik kepada Australia dan negara manapun yang ingin berinteraksi positif dengan Indonesia," urainya.



Selain itu Arqam juga menyebutkan, tidak ada kompromi dengan kelompok yang mau menjadikan kedaulatan negara terpecah bela.



"Kepada bapak presiden wakil presiden,  ketua DPR, ketua MPR, segera bikin keputusan politik,  desak dunia internasional untuk menangkap para pelaku, pelaku pengibaran bendera Kejora di duta besar kita di Australia," pintanya.



Bagi Arqam, Benny Wanda yang ada di sana, yang menyatakan diri sebagai Presiden Papua Barat  juga harus ditangkap jika menginjakkan kaki di Papua. Jangan kasih kompensasi.



"Tangkap hidup atau mati kepada semua pemberontak yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia," pungkasnya.







Reporter/Editor : Redaksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar