Ads

Rabu, 28 Oktober 2020, Oktober 28, 2020 WIB
Last Updated 2020-10-27T23:43:01Z
BITUNG

Refleksi Hari Sumpah Pemuda: Inovasi Kuantitas ke Kualitas Kepemudaan di Kota Bitung

Aktivis dan Pemerhati Pemerintah di Kota Bitung. (Foto: Istimewa)

Oleh:

Novianto Topit


JOURNALTELEGRAF - Hari Sumpah Pemuda merupakan suatu hari yang secara khusus diperingati setiap Tahun oleh masyarakat Indonesia. Peringatan ini merujuk pada suatu momentum yang dilakukan oleh para Pemuda yang pada saat itu memiliki semangat kemerdekaan. 


Momentum sumpah pemuda, bisa saya simpulkan sebagai sebuah gerakan solidaritas pemuda bangsa Indonesia, untuk merebut kemerdekaan dengan cara mewujudkan soliditas.


Spirit dari gerakan ini adalah, memajukan paham persatuan bangsa, dan mempererat hubungan antar pemuda bangsa Indonesia (Sri Surdaniyatun, 2012).


Kuantitas Pemuda Kota Bitung


Sudah merupakan rahasia umum, bahwa Indonesia akan segera menuju sebuah peradaban baru yang dinamakan dengan bonus Bemografi artinya, rentan kehidupan manusia akan ada pada usia yang produktif. Dalam hal ini, Kota Bitung juga akan terkena dampak dari bonus demografi.


Bonus demografi merupakan suatu keniscayaan yang akan terjadi. Sekitar Tahun 2028 - 2030 (Info BPS, 2020), kita akan berada pada puncak bonus demografi, dan usia 15 - 64 Tahun jauh lebih banyak dari usia non porduktif.


Artinya, pada saat ini Kota Bitung telah melewati proses menuju bonus demografi itu. Dengan kisaran 60% - 80% penduduk Kota Bitung ada pada rentan usia produktif. Lantas, bagaimana kita menyikapi hal ini?


Kemungkinannya hanya ada dua. Kita akan mencapai puncak kejayaan masyarakat atau justru sebaliknya, hanya kehuncaran akibat dari kurangnya kemampuan kerjasama serta kompentensi keahlian dari generasi muda Kota Bitung, akan membiat bonus demografi menjadi sia - sia.


Kualitas Pemuda Kota Bitung


Sebagai seorang pemuda yang bersama kita hari ini mengharapkan masa depan yang cerah, maka kita harus mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut puncak bonus demografi ini. Ibarat kata berperang, maka kita harus segera mempersiapkan dengan cepat amunisi dan logistiknya.


Sejauh ini pemuda, khususnya kalangan Mahasiswa yang ada di Kota Bitung dinilai jarang terlihat kritis bahkan cenderung apatis memandang kebijakan pemerintah yang merugikan masyarakat.


Namun, belakangan ini Pemuda Kota Bitung sudah dapat membuktikan bahwa, Pemuda Kota Bitung mampu berfikir kritis dan menyalurkan aspirasi mereka lewat demonstrasi tolak RUU Omnibuslaw, yang dilakukan sekelompok pemuda yang tergabung dalam Aliansi Bitung Memanggil di depan Kantor DPRD Kota Bitung.


Mengenai aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Aliansi Bitung Memanggil ini, kita bisa mengatakan bahwa pemuda Kota Bitung telah mengalami kemajuan, pada taraf kepedulian atau kepekaan terhadap sesuatu yang menjadi beban untuk masyarakat kelas menengah ke bawah. 


Disamping itu, spirit gerakan Aliansi Bitung Memanggil dapat dikatakan sama dengan spirit sumpah pemuda. Soliditas atas dasar solidaritas untuk kepentingan masyarakat Indonesia, khususnya kaum buruh.


Selain itu, Pemuda Kota Bitung sebenar memiliki kualitas SDM yang siap untuk berkarya dan memberikan konstribusi untuk kemajuan Kota Bitung. 


Di bidang media dan teknologi, Pemuda Kota Bitung sudah memperlihatkan kualitasnya dengan menciptakan berbagai macam aplikasi yang sangat menunjang keperluan masyarakat, katakanlah Boengkus, sebuah aplikasi yang bertujuan memudahkan masyarakat dalam melakukan pembelanjaan bahan dapur dari dalam rumah. 


Di bidang ekonomi  pemuda Kota Bitung juga sangat kompetitif, ada yang membuka usaha kuliner, ada yang melakukan kretifitas dengan mendaur ulang sampah menjadi aksesoris yang menarik, dan jenis usaha lain sebagainya.


Di bidang akademik, Kota Bitung juga memiliki cukup banyak pemuda yang memiliki kapasitas akademik, seperti pendidikan, hukum, ilmu pemerintahan, akuntansi, manajemen, bisnis, Dll. 



Di bidang seni dan olahraga, Kota Bitung juga memiliki kualitas yang luar biasa, bahkan sebagian bisa meraih prestasi pada tingkat nasional. 


Makanya, jangan heran jika Kota Bitung mendapatkan Kota Layak Pemuda. Itu karena inisiatif dan potensi dari pemuda. Oleh karenanya, jangan ada klaim bahwa itu karena pemerintah.


Karena pada persoalan kepemudaan, justru pemerintah hari ini hadir sebagai  penguasa yang tidak peduli dengan  pembinaan dan peningkatan kualitas SDM pemuda, hata ada Pemuda yang mendapatkan prestasi, pemerintah datang dengan modal foto selfie, dan kalimat - kalimat "taziyah" (sanjungan semata).


Selain itu ketidak seriusan pemerintah dalam melakukan pembinaan pada genarasi muda, ini berimbas pada masih banyaknya generasi muda yang saat ini, mengalami distorsi pada aspek moralitas. Ini terbukti dengan sebagian masyarakat yang melakukan tindak pidana, adalah merupakan pemuda, bahkan ada sebagian yang masih berusia remaja.


Kiranya tulisan ini, menjadi refleksi serta evaluasi bersama pada momentum hari sumpah pemuda ini. 


Semoga semakin banyak pemuda yang mampu memberikan konstribusi bagi kemajuan Kota Bitung, dan semoga pemerintahan Kota Bitung yang baru bisa lebih memperhatikan kepentingan generasi muda demi meningkatkan kualitas, atau kompetensi keahlian genarasi muda.


Editor : Redaksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar