Ads

Jumat, 25 September 2020, September 25, 2020 WIB
Last Updated 2020-09-25T19:29:17Z
NASIONAL

Eggi Sudjana : Radikal Dalam Islam itu Aqidah

Foto : (istimewa) Eggi Sudjana


JOURNALTELEGRAF- Isu radikalisme di tubuh BUMN menjadi perhatian oleh sejumlah tokoh untuk membincangkannya. Dalam pandangan pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, mengatakan bahwa isu Radikalisme di tubuh BUMN masih perlu ada riset lebih dalam lagi. 


"Harus ada riset apakah benar ada radikalisme di BUMN. Karena ga mungkin kita berdiskusi dengan asas praduga saja," pungkas Adi Prayitno dalam diskusi virtual yang dilaksanakan oleh LSPI, Jum'at (25/09).


Namun, lanjut Adi, ada di benak masyarakat tidak selesai soal wawasan kebangsaannya. Tapi tidak banyak. Kalau itu disebut radikal, bisa saja masuk kategori radikalisme. tapi definisi radikal itu sedikit harus diperbarui. 


"Pada November 2019 saya melakukan survei nasional, 86% menyatakan agama dan negara penting tak perlu dibenturkan. 9% menyatakan agama jauh lebih penting dan seharusnya jadi dasar negara," lanjut Adi. 


Menurut Adi, terlalu sederhana kalau melihat radikalisme hanya dari celana cingkrang dan jenggot atau good looking. Radikalisme itu bukan fisik, bukan bentuk tapi menyangkut pada sikap pola dan tingkah laku yang bertentangan dengan demokrasi. Radikal itu kalau Orientasi kebangsaannya tidak sesuai degan NKRI dan demokrasi.


Berbeda dengan Adi, salah satu tokoh 212, Eggi Sudjana menjelaskan bahwa radikalisme di tubuh BUMN itu adalah fakta adanya. Cuma, jelasnya, perlu kembali mengartikan apa itu radikalisme?


"Jadi radikalisme di BUMN Fakta, bukan ilusi. Cuma radikalnya yang gimana? Cuma ngga fairnya kalo dikaitkan dengan Islam jadi buruk," tandas Eggi


Lebih lanjut, Eggi mempertanyakan, kalau dibilang radikalisme meningkat, meningkat dari sisi jumlah atau apa? Ahok itu radikal kristen dan chinanya. Kenapa Ahok tidak disebut radikal? 


"Kenapa indikasinya yang pakai jenggot atau istilah Menag good looking. Jadi kita jangan ngak cerdas. Jadi kalo mau bicara radikalisme, konteks isme nya mau dikemanakan. Islam gada radikalisme, itu namanya taat," tegas Eggi. 


"Jangan mengenaralisir urusan radikalisme karena ngga ada yang salah dengan radikalisme karena radikal dalam islam itu aqidah dan imannya kuat. Kalau ini meningkat di BUMN, ya bagus. Harusnya bersyukur. Karena orang radikal ini ngga mungkin korupsi karena dijamin oleh Allah, orang-orang yang taat shalat dapat mencegah kemungkaran," tutup Eggi.





Reporter/Editor : Amir Wata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar