Ads

Minggu, 24 Mei 2020, Mei 24, 2020 WIB
Last Updated 2020-05-24T12:14:06Z
Internasional

Rayakan Idul Fitri, Para Tahanan Hanya Mendengarkan Siaran Radio



Foto: (istimewa) Seorang penjaga penjara Israel berjaga-jaga dari sebuah menara di penjara Ayalon, Ramle dekat Tel Aviv, Israel.

JOURNALTELEGRAF- Para tahanan perempuan Palestina yang dipenjara di sel tahanan zionis Israel bersemangat menunggu datangnya hari Raya Idul Fitri hanya untuk mendengar suara-suara orang-orang tersayang mereka.

Administrasi Penjara zionis Israel menghalangi bertemu kerabat dan pengacara mereka.

Sebuah stasiun radio Palestina menyiarkan pesan suara anggota keluarga tahanan di program acara siaran.

Menurut Lembaga Penjara Palestina (PPS), terdapat 38 tahanan wanita ditahan di Penjara Damon zionis Israel. Sepertiga dari mereka adalah ibu-ibu.

Mantan tahanan mengungkapkan, dirinya ingat betul, setiap Idul Fitri di sore hari saat mendengarkan siaran radio Palestina, hal itu dapat menciptakan suasana yang penuh emosional di dalam penjara.

Haifah Abu-Sbeih (42) mantan tahanan yang menghabiskan satu setengah tahun di dalam penjara, dirinya ingat betul, dari siaran radio itu dapat memberikan kenyamanan serta kemarahan kepada para tahanan dalam penjara.

Sementara Nisreen Abu-Kmail (46) menjelaskan, dirinya telah merayakan Idul Fitri di balik jeruji sejak Oktober 2015, sejak penangkapannya. Selama enam tahun terakhir, tidak ada seorang pun dari pihak keluarganya yang diizinkan untuk mengunjunginya. Satu-satunya koneksi dengan keluarga adalah siaran radio, itupun hanya di hari Idul Fitri.

Dikatakan Haifah, saat itu ia hanya bisa menghabiskan hari Idul Fitri terakhir bersama Nisreen, ia mengingat saat dirinya mendengar suara anak bungsunya Ahmed di siaran radio, dia tampak sangat bahagia tetapi juga tidak terhibur.

"Saya terpejam, menikmati saat itu dengan sukacita tetapi juga penuh dengan kesedihan, rasa sakit, dan kerinduan," katanya seperti di lansir dari Daily Sabah, Minggu (24/5/2020).

Meskipun Idul Fitri di dalam penjara kata dia, kami tidak memiliki kemeriahan dan keriangan.

Para tahanan  mencoba yang terbaik untuk merayakan Idul Fitri. Meskipun ada pembatasan, namun tahanan berusaha mencuri saat-saat momen bahagia pada hari Idul Fitri untuk menghibur diri.

Sementara itu, pihak adminiatrasi penjara zionis Israel tidak mengizinkan para tahanan untuk salat Idul Fitri, dengan alasan sebagai bentuk keamanan dan peningkatan pembatasan.

Akan tetapi, para tahanan memanfaatkan kesempatan saling menyapa saat mereka dibawa keluar ke halaman untuk berbaris.

"Para tahanan saling bertukar sapa dan mengingat saat-saat pesta bersama keluarga mereka dan saling menghapuskan air mata sesama mereka," tuturnya.

Semua narapidana wanita pada tahun lalu mendapat hadiah kejutan dari toko, mereka melihat permen di samping tempat tidur ketika bangun di pagi hari.

Para tahanan membuat permen lebaran dan menulis pesan dan lagu lebaran. Butuh dua hari bagi Haifah untuk mempersiapkan membuat kue lebaran, itupun dengan bahan terbatas.



''Saya berhasil menyelundupkan alat pembuat permen dari Hasharon ke Penjara Damon saat pemindahan antar pengadilan. Saya menyiapkan kue untuk sekitar 20 tahanan. Kami tidak memiliki oven yang cocok untuk menyiapkan manisan. Saya menggunakan hot plate dengan panci kecil untuk memanggang kue, '' katanya.

"Kami mendekorasi sel-sel kami untuk persiapan Idul Fitri. Administrasi penjara sering menyita bahan dekorasi. Tetap kami mencoba merayakan Idul Fitri, menyiapkan dan bertukar kartu berwarna buatan tangan," kata Haifah.

Reporter/ Editor : Ewin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar