Ads

Jumat, 17 April 2020, April 17, 2020 WIB
Last Updated 2020-04-17T15:45:48Z
NASIONAL

SMRC Meliris Dua Provinsi Ini Paling Merasa Terancam COVID-19

JOURNALTELEGRAF  - Lembaga Survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) melaporkan, sebesar 77 persen masyarakat mengatakan COVID-19 telah mengancam penghasilannya, pendapatan itu menurun terutama pada warga menengah ke bawah, yang bekerja di sector informal, kerah biru, serta kelompok yang hanya mengandalkan penghasilan harian.
Foto : (istimewa) Sirajuddin Abbas, Peneliti SMRC

"Mayoritas rakyat Indonesia (77 persen) menyatakan Covid 19 telah mengancam pemasukan atau penghasilan mereka," ujar peneliti SMRC Sirajuddin Abbas dalam siaran persnya, Jumat (17/4).

Dan, 25 persen warga atau 50 juta warga dewasa mengatakan sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan pokoknya tanpa pinjam. Sedangkan, lima persen warga menjelaskan tabungan yang dimiliki hanya cukup untuk beberapa pecan, dan lima belas persen lagi warga mengatakan tabungan yang disimpannya hanya untuk satu pecan.

Survei tentang wabah COVID-19 dilakukan pada 9-12 April 2020 dengan melibatkan 1.200 responden, adapun responden diwawancarai melalui telepn yang dipilih secara acak, dengan tingkat margin of error 2,9 persen.

Hasil lainnya juga menunjukkan 67 persen rakyat Indonesia mengatakan bahwa kondisi ekonominya makin memburuk sejak pandemic COVID-19. Sementara itu, terdapat 92 persen responden menganggap COVID-19 mengancam nyawa manusia. Setidaknya, di dua provinsi ini Sulawesi Selatan dan DKI Jakarta mempersentase warganya menganggap Covid-19 mengancam nyawa sangat tinggi.

Sirajuddin menambahkan, bagi warga dengan ekonomi yang berpendapatan rendah, khususnya pekerja harian, kewajiban social distancing dan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) cenderung dilanggar oleh mereka.

"Bantuan pemerintah terhadap kelompok masyarakat yang rentan secara ekonomi harus segera dilakukan dan diawasi pelaksanaannya agar tepat sasaran serta menghindari penyimpangan," ucapnya.

Reporter : Amir Wata
Editor : Arham Licin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar