Ads

JournalTelegraf
Kamis, 23 April 2020, April 23, 2020 WIB
Last Updated 2020-04-22T17:33:01Z
HEADLINEMANADONASIONALSulut

Ditengah Wabah Covid-19, Mentan RI Lepas Ekspor Rempah Sulut ke Belanda

JOURNALTELEGRAF - Wali Kota Manado G.S. Vicky Lumentut mendampingi Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan RI) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor 12.192 ton komoditas pertanian ke 11 negara, dengan nilai Rp 124,7 miliar.

Komoditas yang dihasilkan petani Sulawesi Utara (Sulut) berupa rempah pala biji, bunga pala, kelapa serabut, minyak sawit, kelapa parut di ekspor ke Belanda, Vietnam, Cina,Italy, Czech Republic, Egypt, Jerman, Latvia,Rusia, New Zealand dan United States (US).

“Saya hari ini bersama anggota DPR RI, Pak Kajati, Wali Kota Manado, dan jajaran Eselon I Kementerian Pertanian hadir untuk melepas ekspor dari Sulawesi Utara yaitu pala atau rempah-rempah kita dari Sulawesi Utara. Saya sampaikan rasa haru dan bangga karena di saat covid-19 seperti ini, kita buktikan bahwa pertanian itu tidak boleh berhenti. Hanya dengan cara ini menghadapi tantangan covid 19 itu, sekaligus kita tidak boleh kehilangan kesempatan untuk siapkan pangan,” ujar Mentan RI Syahrul Limpo saat melepas secara simbolis di rumah kemasan CV Indospice salah satu eksportir di Kota Manado, Selasa (21/4/2020).

Limpo juga mengapresiasi petani dan pelaku usaha agribisnis di Sulut yang tetap aktif mengekspor rempah-rempah Indonesia di tengah masa pandemi Covid-19.

Menurut Mentan RI yang juga Ketua DPP partai Nasdem ini, pala Sulut memiliki permintaan sangat tinggi dari negara-negara lain.

Rempah pala asal pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulut dikenal sebagai penghasil pala terbaik sehingga permintaan dari negara luar sangat tinggi.

“Hari ini saya melepaskan ekspor ke Belanda, ke negara Eropa. Saya dapat informasi tadi yang terlock hanya yang ke India dan ke Italia, itupun tetap diekspor. Bulan lalu katanya masih tetap ekspor, hanya sampai di pelabuhan sana belum bisa bongkar. Tetapi di negara ke Amerika dan lainnya tetap bisa jalan. Oleh karena itu, kami tetap mendorong ekspor itu,” ujar mantan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan ini.

Limpo menegaskan ekspor komoditas pertanian disaat pandemi Covid 19 (virus corona) harus bisa lebih berjaya dibandingkan sebelum covid.

Ekspor menunjukkan bahwa komoditas pertanian tidak mengenal pantangan apapun dan harus tetap tersedia sebab seluruh dunia tetap membutuhkan makan, di antaranya komoditas rempah seperti pala, cengkeh dan lainnya.

“Tidak boleh ada yang merasa kuat menghadapi itu karena seluruh dunia berhadapan dengan hal itu. Tetapi di saat seperti ini terjadi berbagai hal di bidang ekonomi, tapi kita masih bisa ekspor pangan. Nah itu yang menjadi juga sesuatu menjadi hal yang penting,” pesan Limpo.

Artinya negara bangsa dan rakyat yang begitu banyak mengharapkan kita tidak boleh diam, katanya.

"Yang paling penting jaga kesehatan semua. Manual kesehatannya harus selalu dijaga, salah satunya harus tetap masker, termasuk tentu anak-anakku para media sekalian. Virus corona memang sesuatu yang sangat serius harus dihadapi,” pesan Limpo lagi.

Lebih lanjut Syahrul meminta para produsen hulu dan eksportir untuk terus tingkatkan kerjasama agar dapat meningkatkan hasil produksi.

Sektor perkebunan saat ini menjadi andalan ekspor pertanian sehingga terus diperluas cakupan ekspornya, di antaranya melalui pembangunan kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif, budaya dan berorientasi ekspor, tambah Limpo.

“Dalam mendorong ekspor, Kementerian Pertanian juga melakukan terobosan yakni mulai dari pemanfaatan teknologi di hilir, efisiensi biaya produksi dan daya saing melalui modernisasi. Selain itu diplomasi untuk menembus ragam dan pasar baru serta penguatan sistem perkarantinaan yang didorong kearah digitalisasi,” jelasnya.

Pada kesempatan ini, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengatakan ekspor asal sub sektor perkebunan masih menjadi andalan. Di tengah kondisi ekonomi yang lamban, sektor ini diharapkan mampu mendongkrak devisa dari kinerja ekspornya.

Melansir data Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado, ekspor komoditas pertanian ke 384 negara tujuan untuk periode bulan Januari hingga Maret nilainya Rp.511,12 miliar.

“Artinya terjadi peningkatkatan nilai ekspor asal Sulawesi Utara sebesar 176% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya khususnya peningkatan nilai komoditas perkebunan,” sebutnya.

Untuk informasi, besarnya ekspor komoditas pertanian yang dilepas ke 11 negara ini meliputi Pala Biji sejumlah 46,25 ton senilai Rp 5,17 miliar Bunga Pala 20 ton senilai Rp 6,9 miliar, Kelapa Serabut 59,51 ton senilai Rp.167,5 juta, Minyak Sawit 11.763 ton senilai Rp.105,054 miliar dan Kelapa parut 289,9 ton senilai Rp 7,5 miliar.

Menteri Pertanian Syahril Yasin Limpo ikut mengapresiasi langkah Wali Kota Manado GS Vicky Lumentut melibatkan ASN Pemkot dalam mengembangkan komoditas pertanian berbasis keluarga.

"Pak Wali, ayo ajak seluruh warga Manado mengembangkan Familiy Farm sehingga dapat menjadi Pilot Project,' ajak Menteri.

Wali Kota Manado yang juga Ketua DPD partai Nasdem kota Manado mengemukakan bahwa Familiy Farm sudah diawali ASN Pemerintah Kota Manado.

"Mari jo torang manfaatkan pekarangan utk bakobong. Tanam kebutuhan harian cabe, tomat, sayur dan lain-lain dgn media polyback utk ketahanan pangan di masa pandemi untuk mengatasi dampak Covid-19," ajak Wali Kota Lumentut.

Tampak juga mendampingi anggota DPR RI dari partai Nasdem, Felly Estelita Runtuwene dan Kepala Kejaksaan TInggi (Kajati) Sulawesi Utara, Andi Muh Iqbal Arief, SH.MH.

Reporter/Editor : Simon Ronal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar