foto: Armada Kebersihan Kota Palu |
Sebagai driver (Petugas) pembawa Armada mobil Dinas
Lingkungan Hidup Kota Palu, Anto mengatakan adanya pengurangan jatah solar yang
diberikan kepada armada
dari pihak Pertamina sangat berpengaruh besar dengan aktifitas seluruh armada
yang ada, hal ini jelas tidak semua tempat penampungan sampah yang ada diseluruh
kelurahan dimana titik - titiknya sudah ditetapkan untuk diangkut setiap
harinya dan dibawa langsung ke Tempat Pembuangan Sampah (TPA Kawatuna) tidak
semua bisa teratasi.
“Kekurangan
jatah solar dari Pertamina sejak sebulan ini kami hadapi, setiap kami tanya ke
operator Pertamina selalu di bilang stok solar tidak cukup, ini kan aneh stok
solar tidak cukup tapi mobil - mobil siluman banyak yang terisi, kami ini mobil
pelayanan dan peruntukannya untuk masyarakat Kota Palu dalam pengangkutan
sampah,” kesal Anto, Sabtu (14/03/2020).
Malahan sering
terjadi saat antri begitu panjang lanjut Anto, salah satu buktinya mobil kami
sudah antri sampai di jalan Djuanda depan Telkom saat pengisian di Kartini
dalam pembelian solar, terkadang pas giliran kami solar di Pertamina habis,
hampir semua Pertamina di kota palu seperti ini jelas ini membuat kami sangat
kesal, ungkapnya.
“Untuk
mengakali supaya armada kami terus beroperasi setiap harinya melayani
pengangkutan sampah di Kota Palu, terpaksa kami membeli solar jeregen di kios -
kios yang sudah ada, walaupun harganya agak tinggi, namun kami membeli bukan
pakai uang pas melainkan perhitungan pakai kupon yang dari perusahaan pemilik
Pertamina,” tambahnya.
Tentunya
dengan pengurangan jatah solar dari Pertamina sangat tidak layak dan adil buat
armada kebersihan, dimana fungsi dan tugas armada bisa beroperasi semua
tergantung adanya solar.
“Kami ini
dan buruh menghidupi keluarga mencari
rejeki hitunganya tergantung retase dan kalaw retase kami dalam satu hari hanya
dua atau tiga kali pengangkutanya ke TPA dengan sekali retase untuk buruh
sebesar 25 Ribu dan sopir 35 ribu apa iya cukup untuk di pakai makan buat
keluarga dan jajan untuk anak kami yang sekolah, sesal Anto yang di Amini
beberapa teman seprofesinya,” pungkasnya.
Reporter: Moh Nasir Tula
Editor: Richardo
Pangalerang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar