Nabsar Badoa (Foto : Journal Telegraf)
JOURNALTELEGRAF - Mendapat kesempatan keempat menyampaikan orasi politik pada Kampanye Terbatas PDI Perjuangan di Kelurahan Wangurer Barat, Nabsar Badoa menyebut bahwa pidato lima jam akan kalah dengan beras lima kilo.
"Saya ingat kata pak Sualang yang juga adalah mantan Ketua PDI Perjuangan Sulawesi Utara, kalau ingin berpolitik jangan terlalu banyak belajar pidato," tegas Nabsar mengawali orasinya.
Maka itu katanya, kalau sudah menjadi anggota dewan harus berjuang dan melihat kehidupan masyarakat.
"Arti sederhananya adalah bagi bagi berkat kalau sudah jadi. Saya Nabsar Badoa tidak sulit ditemui masyarakat, karena saya menyiapkan waktu untuk rakyat," ucapnya.
Mantan Ketua PKP Kota Bitung ini juga menyentil perjalanan dirinya sampai bergabung dengan PDI Perjuangan.
"Saya masuk ke partai ini karena hubungan emosional dengan beberapa petinggi PDI Perjuangan, termasuk senior saya saat kuliah pak Maurits Mantiri, kami sama sama dari Fakultas Perikanan Unsrat, begitu pun pak Aldo Ratungalo adalah sahabat saya sejak SD sampai SMA," ungkapnya.
Kriteria memilih parpol sebagai kendaraan politik lanjut Nabsar, adapah dengan melihat sosok pemimpinnya.
"Kesederhanaan Maurits Mantiri dan keluarganya membuat saya melabuhkan hati di partai ini, begitu juga sikap santin dan low profile yang dipertontonkan pak Aldo dan keluarga membuat saya kepincut untuk gabung," jelas politisi yang kini masih menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Bitung ini.
Politisi yang mengusung tagline "Bekerja Untuk Rakyat" ini juga menjelaskan apa fungsi dan tugas anggota legislatif.
"Kita sebagai anggota dewan punya tiga fungsi yang harus benar benar kita jalankan dengan maksimal. Yakni, fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan, kalau hanya tidur tidur di rumah saat menjadi anggota dewan maka lebih baik tidak usah mencalonkan diri. Oleh karena itu pilih lah mereka yang sudah teruji dan punya kemampuan," tegas ayah satu putra yang dikenal juga sebagai salah satu pengusaha perikanan di Kota Bitung ini.
Reporter : Arham Licin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar