Ads

Jumat, 07 Juli 2023, Juli 07, 2023 WIB
Last Updated 2023-07-07T05:22:14Z
bupati buoldr. Amiruddin RaufMoh Nurmansyah BantilansultengtolitoliUniversitas Madako Tolitoli

Universitas Madako Tolitoli Gelar Kuliah Umum, dr. Amiruddin Rauf : Tantangan Dan Peluang Menghadapi Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN)




JOURNALTELEGRAF - Mantan Bupati Buol 2 periode dr. H. Amirudin Rauf, Sp.OG,M.Si  memberikan kuliah umum di hadapan sivitas akademika Universitas Madako Tolitoli. Kegiatan berlangsung di Aula utama Universitas Madako Tolitoli, pada Jum'at (7/7/2023).


Kegiatan resmi dibuka oleh Rektor Umada Drs. Ir. H. Nursidah Kasim Bantilan, MM. Dalam sambutannya disampaikan selamat datang kepada Mantan Bupati Buol 2 periode beserta rombongan yang telah berkunjung ke Umada. Dirinya menyatakan kesiapan serta dukungan Universita Madako Tolitoli sebagai perguruan tinggi dalam Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) di wilayah Kalimantan Timur.


“Universitas Madako Tolitoli siap menjadi bagian dari penggerak, penopang serta memperkuat bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai bersama. Semoga keberadaan Umada selalu menjadi mitra strategis bersama siapapun," Kata Rektor Umada Nursidah Kasim Bantilan.


Lebih lanjut,  selaku pimpinan Universitas Madako Tolitoli menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum terbaik untuk membuktikan peran terbaik Umada untuk menjadi bagian dari proses penguatan Ibu Kota Negara (IKN). Kontribusi yang diberikan melalui kajian-kajian keilmuan pendidikan akan memberikan peluang besar bagi penguatan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.



Dalam kesempatan tersebut,  dr. Amiruddin Rauf memaparkan materi dengan topik pembahasan “ Kawasan Ekonomi Regional Tolitoli-Buol, Peluang dan Tantangan Menghadapi Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN)”. Secara umum dr. Rudy sapaan akrabnya menjelaskan tentang pemindahan IKN dengan kriteria terpilihnya wilayah Kalimantan Timur.


Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) berdasarkan pengumuman Presiden mengenai lokasi calon IKN baru di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajaman Paser Utara (PPU) pada 26 Agustus 2019 di Istana Negara.


Pemilihan wilayah Kaltim sebagai IKN baru berdasarkan pada beberapa kriteria, diantaranya: 1. Lokasi secara geografis berada di tengah wilayah Indonesia. Hal itu mempresentasikan keadilan dengan potensi konflik sosial rendah. 2. Memiliki budaya terbuka terhadap pendatang. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan akses yang lebih merata kepada NKRI. 3. Mendorong pemerataan pembangunan ke luar Pulau jawa, sehingga re-orientasi konsep pembangunan dari Jawa-Sentris menjadi Indonesia-Sentris.


Mantan Bupati dengan segudang prestasi itu, menjelaskan bahwa dampak ekonomi perpindahan IKN dapat mendorong ekonomi melalui investasi infrastruktur serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pemerataan wilayah dengan struktur anggaran yang lebih berkeadilan di Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol sebagai daerah penyangga ibu kota negara baru. 


“Kita ingin negara ini dapat terpelihara utuh sampai kapanpun. Memikirkan masa depan yang lebih baik yang tidak hanya sesaat, sehingga kita harapkan setiap kontribusi anak bangsa untuk mewujudkan Indonesia maju dengan Ibu Kota Negara yang inklusif, hijau dan berkelanjutan, menjadi kota dunia untuk kita semua,” jelasnya, 



Berbagai program di cetuskan pada saat menjabat bupati Buol 2 periode, misalnya program P3K atau program percepatan pengetasan kemiskinan yang berbasis pada program pemberdayaan masyarakat miskin. 


" Melalui kerjasama ini, diharapkan terjadi sinergitas pengelolaan potensi unggulan dalam rangka perluasan skala ekonomi dan peningkatan daya saing masing-masing daerahdaerah yang bekerjasama membentuk kawasan strategis nasional diharapkan dapat tampil dan dapat di perhitungkan di kancah nasional maupun internasional dengan berbagai keunggulan masing-masing untuk menghadapi persaingan global, " Paparnya. 


Lanjutnya lagi, perpindahan IKN adalah sebagai langkah pemutus ketimpangan.


“Banyak sektor di Indonesia masih memiliki masalah ketimpangan, baik dari pendidikan, ekonomi, teknologi, dan lain-lain. Saya rasa mayoritas fasilitas yang ada dinegara kita ini hanya bisa dinikmati oleh warga Jakarta saja atau yang terdekat hubungannnya dengan pemerintah Pusat. Maka pemindahan Ibu Kota ke IKN ini bisa dikatakan sebagai pemutus ketimpangan untuk bisa disamaratakan dari segi semua sektor,” jelasnya.



“Lalu kemudian pertanyaannya adalah apakah peran kita bisa signifikan dalam menyambut perubahan ini?” tanyanya.


Menurut dr. Rudy, perpindahan IKN dapat memberi nilai-nilai positif bagi para generasi muda untuk mengambil peran.


“Adanya IKN disini harus dimanfaatkan anak-anak muda untuk mengambil nilai-nilai positif dengan kesempatan yang baik terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan, pengenalan budaya baru, dan digitalisasi yang cukup pesat.”


“Ini merupakan kesempatan kalian dalam mengambil peran penting terhadap ketersediaan seluruh yang tersedian di IKN. Apapun itu teman-teman harus mempersiapkan diri jangan sampai hanya diam dan tidak memberikan kontribusi. Semaksimal mungkin kita harus kawal bersama perkembangannya agar kita bisa berkontribusi dalam itu semua,” jelasnya.


Setelah pemaparan materi, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab dari para peserta. Kegiatan yang diikuti kurang lebih 300 peserta dan berlangsung lancar hingga pukul 11.30 WITA. 


Turut hadir juga dalam kesempatan itu, Pembina Yayasan Pendidikan Tolitoli (YPT) Drs. H. Moh. Ma’ruf Bantilan, M.M., Ketua Yayasan Pendidikan Tolitoli (YPT) Mohammad Nurmansyah Bantilan, S.I.kom., MP. w, Para Dekan, Dosen dan pejabat dilingkup universitas Madako Tolitoli. 








Editor/Reporter : Legitha Aswardy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar