Ads

Sabtu, 08 April 2023, April 08, 2023 WIB
Last Updated 2023-04-07T16:24:47Z
BITUNG

Momentum Peringatan Turunnya Al-Quran, Maurits Mantiri Ajak Umat Islam Rajut Kebersaman Dalam Perbedaan

Wali Kota Bitung saat memberi sambutan pada malam peringatan turunnya Al-Quran di Masjid Algufron (Foto : istimewa)


JOURNALTELEGRAF - "Turunnya Al-Quran Menjadi Simbol Perubahan Peradaban Jahiliyah" menjadi tema Peringatan Malam Nuzul Quran yang diselenggarakan


Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Bitung, Jumat (7/4/2023).


Peringatan ini digelar di Masjid al-Gufron, Kelurahan Pateten I, Kecamatan Aertembaga, dan dihadiri Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri.


Dalam sambutannya, Maurits Mantiri mengajak umat Islam untuk menjadikan peringatan turunnya Al-Quran sebagai momentum memperkuat kebersamaan dan kesatuan anak bangsa di Kota Bitung.


Menurut Maurits, merajut kebersamaan dalam perbedaan sangat penting dalam rangka membangun peradaban sebuah bangsa.


"Mari jadikan semangat Nuzulul Qur'an untuk meneguhkan momentum untuk bersatu dan memperkuat semangat kebersamaan," ajak Maurits.


Sebagai bangsa yang berketuhanan, tambahnya, kita semua dituntut untuk percaya dan beriman kepada Tuhan Yang maha Esa. 


Konsekuensi dari beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, lanjutnya, adalah kita harus menerima dengan lapang dada bahwa keberagaman ini merupakan suatu kehendak.


"Artinya, keanekaragaman makhluk Tuhan pada hakikatnya merupakan ketetapan. Keberagaman ini harus dijadikan anugerah dari Tuhan yang harus terus jaga, dirawat, dan dikelola dengan baik agar terjadi perjumpaan. Yaitu, membangun kebersamaan dalam dialog-dialog yang sehat dengan semangat saling melengkapi satu dengan yang lain," ujarnya.


Ia juga menjelaskan, substansi yang sering digaungkan pemerintah saat ini yakni, kerja dengan cinta dan jauhkan kebencian, merupakan suatu simbol mengendepankan kepentingan bersama tanpa memandang agama, suku dan lain-lain.


"Mari sama-sama jalankan persaudaraan di kota Bitung ini dengan dasar cinta. Karena itu, menjauhkan perilaku kebencian," tukasnya.


Sementara itu, Ketua Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Bitung Arianto Kadir membeberkan, membangun sebuah peradaban di tengah keragaman budaya, harus melalui sebuah konsep atau meta narasi, yang akan menjadi sumber pemikiran.


Lewat skema pemikiran atau pemikiran yang terbingkai, katanya, akan mudah untuk dijadikan pedoman literasi bagi generasi hari ini dan generasi masa depan. 


"Dan kemurnian metanarasi ini harus dirawat dan dijaga dengan baik, tidak boleh disusupi oleh Logika fallacy dan kepalsuan berpikir karena untuk kepentingan kelompok tertentu, tetapi untuk kemanusiaan universal," tandasnya.



Reporter : Arham Licin

Editor : Arham Licin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar