Ads

Kamis, 23 Februari 2023, Februari 23, 2023 WIB
Last Updated 2023-02-23T03:26:15Z
Jakarta

Perempuan Cantik Berdara Bugis ini, Perkenalkan Aplikasi Pakdes


Aprilia Hapsari 


JOURNALTELEGRAF - Program Bawa Ide merupakan gerakan yang diusung oleh Anies Baswedan sebagai platform atau media untuk anak muda dari seluruh Indonesia dengan menawarkan solusi dari masalah di daerah masing-masing.


Gerakan Bawa Ide ini terbentuk pada awal tahun 2023 dan menjadi gerakan pertama yang menjembatani ide atau gagasan anak muda untuk saling bersua pada suatu momen yang menyatukan mereka di salah satu titik Ibukota negara, DKI Jakarta.


Dalam wawancara, April menjelaskan tujuan dari kegiatan ini agar anak-anak muda yang memiliki gagasan atau ide tidak hanya menjadi angin lalu saja. Melainkan mampu menjadi angin segar bagi anak muda yang telah lama resah namun tidak memiliki kuasa untuk bersuara.


"Nah, melalui platform inilah diharapkan ide-ide kami bisa terus digaungkan hingga terjalin kolaborasi antar sesama peserta, yang tentu akan berimpact pada peluang jangka panjang," jelas April, Rabu (22/2/2023).



Program Bawa Ide yang di laksanakan di Jakarta mulai dari tanggal 13 - 16 Februari dihadiri oleh 100 peserta dari 34 Provinsi di Indonesia, setelah sebelumnya melalui proses seleksi dari total pendaftar sebanyak 5.000 orang, dan terpilihlah 100 anak muda untuk menyampaikan gagasannya di Jakarta.



Aprilia Hapsari atau biasa disapa April ini merupakan 1 dari 100 peserta yang terpilih dan menjadi delegasi dari Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Perempuan cantik berdarah Bugis ini menawarkan inovasi berupa aplikasi, yaitu Pakdes sebagai inovasi dalam laporan pertanggungjawaban dana desa. Aplikasi ini awal mulanya digagas pada tahun 2018, dan diikutkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa pada tahun 2019, dan lolos sampai ke PIMNAS pada tahun 2020, yang diselenggarakan di UGM.


Namun karena COVID-19 melanda dunia termasuk Indonesia, maka keberlanjutan aplikasi yang digagas hanya berbentuk Prototype atau desain aplikasi dan sampai saat ini belum melalui tahap pembuatan. April memiliki tim dalam membangun aplikasi ini.


"Namun karena keterbatasan dana, maka kami berharap melalui gerakan Bawa Ide ini, aplikasi Pakdes memiliki peluang untuk bisa segera terealisasi dan bekerjasama dengan pemerintah, khususnya pemerintah desa dalam mendukung pengelolaan dana desa yang transparan dan akuntabel," ujarnya.



Uniknya, aplikasi ini juga terintegrasi dengan Papan Informasi Digital yang juga menjadi media pendukung yang akan terpasang di depan Kantor Desa. Tujuannya agar masyarakat yang tidak memiliki akses melalui smartphone juga dapat melihat secara jelas hasil kerja yang dilakukan oleh Aparatur Desa selama periode yang bersangkutan.


April mengutarakan rasa syukurnya menjadi salah satu peserta beruntung yang mendapatkan kesempatan mempresentasikan ide dan gagasannya secara langsung dihadapan Anies Baswedan.


Kesempatan seperti ini bagi Aprip sangat langka, dan pun merelakan pekerjaan agar bisa hadir di Jakarta karena tidak mendapatkan izin dari kantor tempatnya bekerja. Bagaimana pun, Aplikasi Pakdes adalah mimpinya sejak dulu. Jika ada peluang untuk melanjutkanya, maka baginya tidak ada peluang untuk menolaknya. Begitu pun saat dihadapkan pada pilihan untuk tetap bekerja atau berangkat ke Jakarta demi memperjuangkan ide dan gagasannya. Pilihan yang cukup sulit, namun memperjuangkan visi baginya tidak ada istilah tawar menawar.


Tidak lupa juga ucapan terima kasih April untuk tim dibalik layar yang telah menyusun rangkaian acara yang sangat apik.


"Besar harapan kami agar gerakan Bawa Ide dapat terus berkelanjutan. Bukan hanya untuk kami, namun juga untuk seluruh anak-anak muda yang memiliki visi dan misi yang sama untuk Indonesia, namun tidak memiliki wadah yang tepat untuk berjuang," ungkapnya.


Setelah mendengar dan diskusi dengan beberapa teman-teman peserta lainnya, ada satu hal yang saya yakini. Indonesia tidak hanya kaya dari segi sumber daya alamnya, namun juga kaya akan ide-ide dan gagasan yang unik dan berbeda dari kepala anak-anak muda. Lalu, apa yang menjadi masalahnya? Kami tidak melihat sosok yang mampu menjembatani langkah itu.


"Kami membutuhkan pemimpin yang memerhatikan dan mampu mendengarkan kami. karena kami tidak sedang menawarkan masa lalu, melainkan menawarkan masa depan untuk negara kita, Indonesia," pungkas pemilik nama lengkap Aprillia Hapsari ini



Reporter : Fahrudin

Editor : Ewin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar