Ads

Rabu, 18 Januari 2023, Januari 18, 2023 WIB
Last Updated 2023-01-18T14:36:56Z
BITUNG

INFO KOTA BITUNG : Warga Ramai Ramai Tolak Sistem Pemilu Proporsional Tertutup




JOURNALTELEGRAF - Mencari bentuk sistem Pemilu  memang masih menjadi pembahasan dan kajian menarik. Bahkan isu sistem pemilu selalu ramai dibicarakan acap kali menjelang pesta demokrasi di Indonesia..


Isu perubahan sistem Pemilu 2024 kembali mencuat ke publik pasca Ketua KPU RI, Hasyim As'yari membuat statemen beberapa waktu lalu bahwa Pemilu 2024 bisa saja menggunakan Sistem Proporsional Tertutup.


Sebagai informasi, pemilu pertama pasca reformasi pada tahun 1999 menggunakan Sistem Proporsional tertutup. Sedangkan Sistem Proporsional tertutup  adalah sistem pemilu dimana pemilih tidak langsung memilih calon anggota legislatif, melainkan partai politik peserta pemilu.


Sedangkan, Sistem Proporsional Terbuka adalah sistem pemilu dimana pemilih bisa langsung memilih calon anggota legislatif (caleg) yang diusung oleh partai politik peserta pemilu.


Dalam Sistem Proporsional Terbuka, surat suara memuat keterangan logo partai politik, berikut nama kader parpol calon anggota legislatif.


Sedangkan pada Sistem proporsional Tertutup, surat suara hanya memuat logo partai politik tanpa rincian nama caleg.


Pembahasan sistem pemilu yang tepat digunakan pun mulai dibahas dibeberapa daerah. Salah satunya Kota Bitung, Sulawesi Utara. Melalui sebuah diskusi publik yang digagas disebuah Group Whatsapp bernama "Info Kota Bitung", sejumlah masyarakat dan tokoh pemuda angkat bicara.


Salah satunya, Tennie Wior. Menurut Tennie, jika Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 digelar dengan Sistem Proporsional Tertutup, bisa disimpulkan Indonesia kembali mengalami kemunduran demokrasi.


"Itu sama saja kita memilih wakil rakyat seperti jaman orde baru. Memilih di sistem ini baik bagi  di internal parpol, tapi belum tentu di eksternal, khusunya masyarakat," kata pria yang kini bergelut di dunia perikanan ini, Rabu (18/1/12023).


Tennie yang juga mantan Jurnalis ini memberikan contoh. kasus bagaimana hasil dari Sistem Proporsional Tertutup pada waktu lalu.


"Sejarah kelam pernah tercatat di kota Bitung, hasil pemilu 1999 yang merupakan hasil Pemilu Proporsional Tertutup, ketika terjadi dugaan kasus 120 juta gate, yang melibatkan 25 anggota DPRD waktu itu," jelasnya.


Karena itu lanjutnya, kita tidak harus kembali mengulang masa lalu kelam. Ketika para anggota legislatif dikuasai penuh oleh kehendak partai.


Senada dengan Tennie Wior, Tokoh Pemuda Kota Bitung yang aktif menyoroti berbbagai permasalahan kota, Robby Supit menegaskan, bahwa Sistem Proporsional Tertutup adalah trik baru elit partai untuk  menutupi ketidak percayaan rakyat terhadap elit partai untuk menjadi wakil rakyat.


"Fakta membuktikan bahwa yang terpilih hampir 90 persen adalah tokoh masyarakat/pengusaha yang direkrut partai. Sementara kader partai sebagian besar tidak laku. Itu lah fakta sehingga mereka ingin merubahnya," ujar Robby.


Selanjutnya, salah satu aktivis pergerakan PMII, Fadli Mokodongan bahkan menyebut Sistem Proporsional Tertutup adalah cara memperkental kedisnatian politik.


"Membangun sistem otoriter partai, membangun sistem siap senior. Membangun sistem siap ketua. Kader partai lain diluar hirarki ditunjuk hanya sebagai pelengkap penderita," kata Fadli.


Fadli Mokodongan juga mengatakan bahwa oligarki politik akan tumbuh subur pada Sistem Proposional Tertutup.


"Jika itu terjadi maka merupakan musibah dalam sistem demokrasi di Indonesia.


Tapi 8 dari 9 fraksi DPR RI menolak, jadi menurut saya  aman aman saja demokrasi kita. Asalkan Mahkamah Konstitusi  tidak turut melegalisasikan keinginan ini,"pungkasnya.



Reporter / Editor : Arham Licin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar