Ads

Minggu, 04 September 2022, September 04, 2022 WIB
Last Updated 2022-09-04T12:58:59Z
NASIONALPOLITIK

Pemilu 2024 PPP Diujung Tanduk, Diprediksi Tak Mampu Loloskan Wakilnya Ke Senayan


Foto : logo Partai Persatuan Pembangunan (ist)



JOURNALTELEGRAF - Konflik internal disebuah partai politik bukan hal yang luar biasa, hampir semua partai politik pernah mengalaminya. Namun, konflik ditubuh PPP sepertinya tidak pernah berujung.


Saat ini, Suharso Monoarfa sedang digoyang oleh permintaan pengunduran diri dari sejumlah pengurus Majelis Syuro dan kiay yang notabene merupakan basis pendukung utama partai itu.


"Tidak ada alasan Ketum harus mundur, apalagi Pemilu 2024 makin dekat," jelas Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi DPP PPP, Syaifullah Tamliha, Minggu (4/9/2022) dikutip dari berbagai sumber.


Konflik PPP dimulai dimasa kepemimpinan Suryadharma Ali sebagai Ketua Umum PPP, kala itu Suryadharma terpilih Februari 2007 menggantikan posisi Hamzah Haz. Meski kemudain politi yang pernah menjabat Menteri Agama RI itu harus rela melepas jabatan Ketua Umum PPP karena tersandung kasus korupsi pada 16 Oktober 2014.




Selepas Suryadharma, PPP kembali diguncang konflik internal dan sempat terpecah menjadi dua kubu, disisi sebelah ada kubu Romahurmuzy dan satunya lagi Djan Faridz. Kubu Romahurmuzy kemudian keluar menjadi pemenang dan dibawah kepemimpinan Romi sapaan akrab Ketua Umum PPP tersebut. partai berlambang kabah itu masuk dalam gerbong petahanan pada mendukung Joko Widodo pada Pilpres 2019.




Namun, nasib baik sepertinya juga tidak terlalu berpihak pada Romi, dia kemudian ditangkap KPK sebelum perhelatan pesta demokrasi 2019 dimulai.




Konflik yang terus menderah partai yang berasakan Islam ini pun berdampak pada makin tergerusnya raihan suara PPP disetiap ajang Pemilu. Pada Pemilu 2004, PPP meraih suara pemilih 9.248.764 atau 8,15 persen suara dan sukses duduk diurutan keempat di parlemen. Di Pemilu 2009, suara PPP mulai menurun dan hanya bisa meraup 5.544.332 suara voter atau setara dengan 5 33 persen dan duduk diposisi 6 di DPR RI,  untuk Pemilu terakhir suara PPP makin anjlok dengan torehan 6.323.147 atau 4 52 persen dan berada di posisi buncit parlemen dengan raihan 19 kursi. Kisah manis Pemilu 1977 sepertinya hanya tinggal sejarah dan sulit untuk terulang kembali, dimana PPP pada masa orde baru itu bisa meraup 18.743.491 dan mendudukan wakilnya di parlemen sebanyak 99 orang dengan prenstase 29,29 persen.



Hadil survei berbagai lembaga pun menjelang Pemilu 2024 mendatang. PPP yang kini dipimpin oleh Suharso Monoarfa yang kembali digoyang untuk meletakkan jabatan ssbagai Ketua Umum PPP pun membuat posisi PPP diambang keterpurukan dengan berada diangka 3 1 persen dan ini bisa membuat partai tersebut tidak lolos parlement trashold.



Editor : Ewin Agustiawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar