JOURNALTELEGRAF - Penyelesaian kasus kekerasan yang melibatkan tiga pelaku dibawah umur berhasil dimediasi pihak Polsek Matuari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bitung dan Camat Matuari, Kamis (22/9/2022).
Ketiganya merupakan pelaku kekerasan dengan menggunakan senjata tajam dan panah wayer di Jalan Raya Bitung - Manado, Kecamatan Matuari sepekan lalu yang mengakibatkan Gian Makagiansar (19) harus dirawat di Rumah Sakit Manembo Nembo Bitung.
Menurut Kapolsek Matuari, AKP Muhammad Aswar Nur, SIK, mediasi dilakukan karena hasil musyawarah kedua pihak telah sepakat mencabut berkas laporan perkara
"Selain karena pelaku anak dibawah umur, keluarga korban juga telah bersedia mencabut laporan perkara dengan kompensasi keluarga pelaku menanggung seluruh beban biaya perawatan korban," jelas Aswar.
Meski kasus berakhir secara hukum, namun menurut Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Bitung, Meiva Woran yang ikut hadir menegaskan ketiga pelaku, RI, JT dan MR akan terus mendapat pengawasan dari pihak Dinas PPPA .
"Langkah yang diambil selain pengawasan terhadap ketiganya, juga setiap minggu tepatnya hari jumat ketiganya wajib datang ke kantor Dinas PPPA untuk mengikuti konseling," kata mantan Kabag Hukum Setda Kota Bitung ini.
Konseling ini tujuannya memberikan edukasi dan pemahaman terhadap perilaku anak dan dampak yang akan mereka terima jika masih mengulangi oerbuatan yang sama dikemudian hari.
"Konseling ini tujuannya agar mereka bisa kembali melakukan aktivitas yang bermanfaat terutama melanjutkan pendidikan mereka dan menghindari kegiatan yang menjurus ke pelanggaran hukum," jelasnya.
Sedangkan Camat Matuari, Amelia Ngantung akan berkoordinasi dengan Camat Aertembaga terkait adanya lokasi rawan pembuatan panah wayer di wilayah tersebut.
"Dari hasil pertemuan ini kami akan berkoordinasi dengan ibu Camat Aertembaga terkait informasi adanya lokasi tempat pembuatan panah wayer di wilayah beliau, tujuannya jelas agar tempat itu bisa dipantau dan harapannya aktivitas remaja dan pemuda di tempat itu terhenti," kata Amel sapaan akrabnya.
Reporter/Editor : Arham dila Licin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar