Ads

Senin, 29 Agustus 2022, Agustus 29, 2022 WIB
Last Updated 2022-08-29T00:12:45Z
MANADO

NORSK Journalistlag Norwegian Union of Journalist, AJI Indonesia-AJI Manado Gelar Pelatihan kesetaraan gender dan keselamatan jurnalis di Sulut


Sebanyak 20 jurnalis dari berbagai media dan daerah di Sulawesi Utara (Sulut) saat mengikuti pelatihan Kesetaraan Gender dan Keselamatan selama dua hari, Jumat (6/8/2022) hingga Minggu (7/8) di hotel Gran Puri Manado.


JOURNALTELEGRAF-Sebanyak 20 jurnalis  Sulawesi Utara (Sulut) mengikuti pelatihan  Kesetaraan Gender dan Keselamatan, yang disponsori oleh lembaga NORSK Journalistlag Norwegian Union of Journalist, AJI Indonesia dan AJI Manado digelar selama dua hari, Jumat (6/8/2022) hingga Minggu (7/8) di hotel Gran Puri Manado. 


Fasilitator pelatihan, sekaligus Ketua Bidang Gender AJI Manado Joice Bukarakombang, mengatakan,  pelatihan ini merupakan tindaklanjut dari dari Training of Trainer (TOT) Gender Equity and Safety di Bali awal Juli lalu. 


"Pelatihan seperti ini sangat penting mengingat besarnya tantangan jurnalis saat bekerja, terbukti dengan masih banyaknya kasus ancaman dan diskriminasi," kata Joice. 

Menurut Joice, kegiatan ini mendapat respon yang positif, semua peserta yang terlibat terlihat antusias. 

Joice menilai, pelatihan seperti ini terbilang jarang, sehingga peserta sangat bersemangat mengikutinya. 

"Animo besar juga terlihat dari jumlah pendaftar yang cukup banyak, hanya saja tidak bisa diakomodir semua, sebab ada kuota yang sudah ditentukan," ucap Joice.



Senada, fasilitator lainnya, Neno Karlina mengatakan, banyak peserta yang berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan. 

"Mereka menyadari jika selama ini sebagai jurnalis mereka tidak baik-baik saja. Butuh pemahaman dan kesadaran untuk memerangi ketidaksetaraan gender dan diskriminasi yang tidak hanya terjadi di luar tetapi kadang terjadi juga di tempat kerja," jelas Neno.

Salah satu peserta pelatihan, Laras Dondo, mengaku senang bisa terlihat dalam proses pelatihan. 

"Dari apa yang saya pelajari selama dua hari, saya mulai mengerti bahwa butuh keberanian dan kesadaran untuk menerima perbedaan, memahami hak-hak jurnalis, serta butuh mitigasi yang baik sebelum melakukan peliputan guna meminimalisir risiko saat meliput, sebab sebagaimana yang diketahui bersama tidak ada berita seharga nyawa," kata Laras.

Pernyataan yang sama juga disampaikan Yulia Walandouw, Agung Sugiono dan jurnalis senior, Gracey Wakary, bahwa pelatihan ini bukan hanya sekadar menambah pengetahuan, tetapi terutama menambah pengalaman, wawasan dan memperkuat jejaring. 

"Kami berharap kegiatan seperti ini, bisa sering dilaksanakan, sehingga akan makin mempertajam kemampuan," katanya. 

Demikian juga dengan jurnalis Sri Surya, yang mengatakan, pelatihan itu menambah senjata untuk bertarung dalam dunia jurnalistik yang serba tidak terduga.


Reporter/ editor : Ewin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar