Ads

Jumat, 18 Februari 2022, Februari 18, 2022 WIB
Last Updated 2022-02-18T03:26:12Z
Sangihe

Dana PEN Sangihe Ibarat Benci Tapi Rindu. PENcitraan atau PENderitaan Kiranya Dijauhkan!!

#pasarmodern #jalanproduksi
Salah satu Pekerjaan pembangunan dari Dana PEN di Sangihe


JOURNALTELEGRAF - Pekerjaan pembangunan dari Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Kabupaten Kepulauan Sangihe, kini mulai berjalan atau sementara dikerjakan oleh para pemenang tender proyek.


Besaran Dana PEN untuk Kabupaten Kepulauan Sangihe diketahui senilai 199 Miliar Rupiah; Dan pembiayaannya dibagi ke beberapa paket pekerjaan, seperti pembangunan pasar modern dan sarana prasarana pendukung pada sektor lain.


Meskipun semua pekerjaan pembangunan sedang berlangsung, namun rasa pesimis dan keraguan terhadap pencairan Dana PEN ini tetap ada. Akan tetapi, semua rasa itu akhirnya pudar setelah diketahui anggaran tahap pertama sebesar 25 persen telah masuk ke kas daerah.


"Dana pinjaman tahap l yang masuk sudah untuk uang muka semua paket pekerjaan dari dana PEN. Dan pencairannya dibagi dalam 3 tahap," jelas Jansje Budiman, Kaban Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe.


Memang tidak bisa dipungkiri, sejak awal kehadirannya, Dana PEN ini sudah menciptakan Pro dan Kontra di tengah masyarakat. Hal ini terjadi bukanlah tanpa sebab, karena sedianya anggaran ratusan miliar rupiah yang dikucurkan oleh pemerintah pusat ternyata memiliki resikonya sendiri, yakni bunga hutang berkepanjangan.


Pembebanan bunga hutang dari Dana PEN ini diketahui akan berlangsung hingga 8 tahun kedepan. Sementara selepas selesainya beberapa paket pekerjaan pembangunan dari Dana PEN ini, belum bisa menjamin secara utuh akan menjadi pendongkrak dan mampu memulihkan bahkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah.


Berdasarkan asas manfaat, pekerjaan pembangunan beberapa pasar modern memang memiliki progres yang baik, dimana perputaran uang antara produsen dan konsumen akan mampu meningkatkan ekonomi daerah. Sementara untuk pekerjaan pembangunan sarana dan prasarana pada sektor lain seperti pembangunan jalan produksi perkebunan dan pertanian, tentu akan lebih memaksimalkan aksesibilitas masyarakat dalam melakukan aktivitas mengangkut hasil bumi.


Namun, asas manfaat dari pekerjaan pembangunan-pembangunan tersebut; Tentu akan memberi dampak besar bila ditopang oleh sumber daya manusia itu sendiri. Dimana daya beli masyarakat pada pasar modern tersebut haruslah tinggi. Begitu pula dengan penjualan hasil bumi, baik dari sektor perkebunan maupun pertanian harus memiliki daya jual yang tinggi. Sehingga kedua hal ini akan saling bergantung terhadap pemulihan bahkan peningkatan ekonomi di daerah. Harga jual hasil bumi tinggi, daya beli masyarakat meningkat.


Dampak positif bila hasil bumi dibeli dengan harga tinggi, tentu akan menambah semangat masyarakat dalam mengelola lahan perkebunan dan pertanian mereka; Sehingga pembangunan jalan produksi dari Dana PEN akan benar-benar terasa manfaatnya. Sedangkan bila penjualan hasil bumi dari masyarakat itu rendah, tentu akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat pada pasar-pasar modern yang ada. Dan ini pun akan membuat pasar-pasar modern yang telah dibangun dari Dana PEN itu, tidak berjalan dengan maksimal sesuai kebutuhannya yaitu memulihkan atau bahkan meningkatkan perekonomian daerah.


Dampak terburuknya, semangat masyarakat dalam mengelola lahan perkebunan dan pertanian akan menurun bila tidak ditopang oleh daya beli yang tinggi terhadap hasil bumi. Dan kembali lagi, pekerjaan pembangunan jalan produksi dari Dana PEN ini tidak memberikan asas manfaat sebagaimana diharapkan, yaitu berdampak besar pada pemulihan ekonomi daerah secara nasional.


Pekerjaan pembangunan dari Dana PEN bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe, ibarat sebuah judul lagu 'Benci Tapi Rindu'. Bagaimana tidak benci, bila pekerjaan pembangunan dari Dana PEN yang nantinya akan jadi begitu megah, mewah dan memukau; Ternyata akan meninggalkan luka dalam di hati, karena pembebanan bunga hutang selama 8 tahun kedepan.


Ironisnya, disisi lain masyarakat sangat mendambakan dan mengidam-idamkan sebuah perubahan besar terjadi di tanah tercinta Tampungang Lawo. Masyarakat rindu akan hadirnya pembangunan besar di daerah; semenjak beberapa tahun terakhir minim akan pembangunan besar yang membawa manfaat langsung bagi masyarakat. Pasca diterpa pandemi Covid-19, sebuah pembangunan besar di daerah sungguh sangat dirindukan dan diharapkan menjadi momentum terhadap perkembangan perekonomian bagi masyarakat di daerah perbatasan ini.


Walaupun kenyataan pahitnya, ada beban hutang yang harus ditanggung selama 8 tahun kedepan. Namun, semua itu tetap harus diterima dan ditelan bulat-bulat demi menjawab rasa rindu itu. Rindu memang berat tapi cepat terobati, namun Benci itu dalam dan berkepanjangan.


Sehingga dengan kenyataan ini, Dana PEN bisa dikategorikan sebagai sebuah 'persoalan' baru bagi daerah. Bahkan media massa di Kabupaten/Kota lain telah memberitakan beberapa 'persoalan' yang muncul seputar Dana PEN ini. Ada yang diduga melakukan tindakan suap-menyuap hingga korupsi.


Tapi mau bagaimana lagi, 'persoalan' sudah di depan mata, anggaran tahap pertama sebesar 25 persen dari Dana PEN untuk Kabupaten Kepulauan Sangihe telah cair. Mau Benci ataupun Rindu, Kita hanya berharap selama Sewindu kedepan; hasil pembangunan dari Dana PEN di Sangihe benar-benar berdampak dan bermanfaat. Bukan menjadi sebuah dana PENcitraan hingga membawa PENderitaan bagi masyarakat dan daerah tercinta.



Reporter/Editor : Dendy Abram


Tidak ada komentar:

Posting Komentar