Ads

Senin, 10 Januari 2022, Januari 10, 2022 WIB
Last Updated 2022-01-10T08:42:57Z
sosok

Kisah Awaludin Puhi,SIK, Jebolan AKPOL 2012 yang Pernah Gagal Masuk STPDN



Foto : AKP Awaludin Puhi,SIK, Kasat Lantas Polres Bitung (istimewa)




JOURNALTELEGRAF - Lahir di Desa Telaga, Kabupaten Gorontalo pada tanggal 5 November 1990, Awaludin Puhi mengawali karirnya di Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di wilayah hukum Polda Sulut usai menyelesaikan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun 2012.



Jabatan pertama yang diemban sebagai Kepala Unit (Kanit) SPKT di Polres Sangihe. Anak pertama dari dua bersaudara pasangan H.Sofyan Puhi dan Hj Maryam Pago ini juga pernah menduduki jabatan sebagai Kanit Regiden, Satuan Lalulintas Polres Sangihe.




Lahir dan tumbuh didalam keluarga birokrat, H. Sofyan Puhi yang kini dikenal sebagai seorang politisi senior di Provinsi Gorontalo sebelumnya adalah seorang ASN membuat jiwa Awaludin kecil menginginkan kehidupan seperti yang dia saksikan di tengah keluarganya.




Kesempatan itu datang saat dirinya mendaftar dan mengikuti seleksi untuk mengenyam pendidikan di sekolah yang mencetak birokrat handal, yakni Sekolah tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) pada tahun 2008 dan gagal.


Jangam pernah menjadikan kegagalan sebagai akhir dari kehidupan, justru kegagalan adalah awal kesuksesan besar yang menanti. Prinsip prinsip hidup yang tertanam itu membuat Awal tak pernah patah arang. Mantan Kapolsek Siau Timur ini pun "Banting stir" dengan mendaftarkan diri di Akpol setahun setelah gagal menjadi calon taruna di STPDN. Nasib baik berpihak kepada ayah 2 putra dan putri ini. Dia dinyatakan lolos dan berhak untuk mengikuti pendidikan menjadi calon perwira polisi di tahun 2009.




Perwira tiga balok dipundak yang  pernah menorehkan prestasi gemilang saat menjadi Kapolsek Manganitu dengan membongkar sebuah kasus perjudian terbesar di Kepulauan Sangihe yang dikenal sebagai "Gedung Putih" yang kala itu tidak tersentuh oleh hukum. Namun ditangan Awaludin Puhi,SIK penegakkan hukum dilakukan meski harus berhadapan dengan salah satu "Orang Kuat" di daerah itu.




Karir Awal, sapaan akrab suami dari Rukmana Hilomalo, gadis asal Gorontalo yang dinikahinya pada tahun 2016 silam itu kemudian berpindah ke Ibukota Sulawesi Utara dengan jabatan sebagai Kanit Regiden di Satlantas Polresta Manado menjadi titik balik yang membawanya kembali ke Kepulauan Sangihe dengan posisi lebih tinggi selaku Kasat Lantas Polres Sangihe dimana dirinya pernah sukses menurunkan angka kecelakaan lalulintas di daerah itu hanya dengan pola persuasif menggunakan himbauan lewat konten media sosial.



Alumni SMA Negeri 1 Telaga ini begitu percaya kekuatan media sosial yang menurutnya mampu merubah pola pikir dan tindakan masyarakat melalui konten positif di sejumlah media sosial. Seperti facebook, instagram, youtube dan twitter.




Karakter dan didikan seorang ayah yang religius membuat Awaludin Puhi punya prinsip hidup yang kuat. "Hidup itu hanya sekali dan lakukan yang terbaik buat semua orang tanpa label apapun".




Salah satu misi terbesarnya hingga kini yang belum terealisasi semenjak menjabat Kasat Lantas Polres Bitung adalah bagaimana mewujudkan Kota Bitung Zero Accident. Sampai saat ini angka lakalantas masih sama di Kota Bitung, tapi penyelesaian kasus lebih tinggi dan cepat serta efisien dan ini dibuktikan semakin  kurangnnya pengeluhan dari masyarakat.




Menanggapi masih banyaknya masyarakat yang menilai penegakkan hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Awaludin punya satu formula untuk menghentikan stigma itu. Menurutnya, butuh transparansi dan gerak cepat ketika ada permasalahan di tengah masyarakat, jangan menuggu nanti berdampak besar baru kemudian polisi hadir dengan respon cepat ini kita bisa tingkatkan kepercayaan masyarakat kepada Polri.



Salah satu yang menjadi keberhasilannya ketika menciptakan sebuah aplikasi bernama Tarsius Presisi dan mendapat penghargaan dari Kapolres Bitung AKBP Alam Kusuma Irawan,  melalui aplikasi ini polisi memberikan pelayanan atau wadah masyarakat untuk mengadu persoalan hukum yang mereka alami dan juga mendapat informasi tentang kepolisian tanpa harus ke kantor polisi dan polisi pun bisa merespon cepat tanpa menunggu masyarakat datang mengadu yang dia sebut "Quict Respon".


Menurut salah satu anggota Polres Bitung, Iptu Nyoto saat bersua dengan Journaltelegraf.com pada satu kesempatan mengungkapakan bahwa sosok AKP Awaludin Puhi, SIK diibaratkan dalam pertandingan sepakbola adalah "Man of the Match" alias pemain terbaik. Ya, dia adalah perwira dengan dedikasi yang tinggi dan tak kenal lelah mempromosikan Polri sebagai "Sahabat" masyarakat dengan memberikan contoh konkrit seperti apa melayani.


Reporter/Editor : Arhamdila 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar