Foto (Ewin/JT) : Fahry dan Hanafi dua bersaudara anak dari almarhum Imam Ali |
JOURNALTELEGRAF-Ditinggal pergi selama-selamanya oleh orang yang disayang adalah pengalaman menyedihkan, wafatnya Imam besar Masjid Al Akbar Tumpaan Minahasa Selatan Ali Puabengga membawa duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.
Fahry anak kedua dari almarhum Imam Ali merasa sangat sedih kehilangan sosok orang yang dicintainya itu, menurutnya almarhum adalah pemimpin yang bijak bagi jamaah dan keluarga.
“Almarhum papa adalah sosok yang memiliki jiwa pemimpin yang bijak dan sederhana,” ujar Fahry, saat di sela-sela tausyiah malam ke tiga, Kamis (28/5/2021).
Di mata Fahry, semasa hidup Imam Ali sangat takut dengan amanah terutama menyangkut masalah uang, menurutnya, almarhum sengat berhati-hati dalam masalah itu.
"Almarhum papa hanya berpesan, hati-hati dalam perkara amanah uang, jika berbuat salah sama orang cepat-cepat minta maaf, kalau orang berbuat salah cepat-cepat di maafkan," kenang Fahry.
Bagi Fahry, satu hal yang ia sesalkan adalah belum dapat memberangkatkan haji sang ayah tercinta, meski hal itu menurut dia salah satu cara yang bisa membahagiakan orangtua.
Tidak hanya itu, hal yang sama juga dirasakan oleh putra sulung almarhum Imam Ali, Hanafi Puabengga. Meski Hanafi jarang berkumpul dengan keluarga, akan tetapi di masa-masa keritis dirinyalah yang menemani sang ayah.
Ia mengenang bagaimana sang ayah semasa hidupnya banyak memberikan pelajaran padanya. Menurut pelaut ini, almarhum merupakan sosok pemimpin yang taat beribadah dan sosok sederhana.
"Almarhum mengajari untuk salalu berbuat baik kepada semua orang, bahkan ia mengajari untuk tidak merepotkan orang lain," pungkas Hamafi.
Selain itu, Habibi Syawi yang merupakan sahabat almarhum juga mengakui kebaikan Imam Ali, dia menjelaskan bahwa almarhum adalah orang yang rendah hati.
"Almarhum Imam Ali orang yang memiliki pribadi yang baik, tidak pernah menempatatkan dirinya sebagai orang yang dimuliakan," kata Habibi.
Lebih lanjut, Habibi menuturkan, Imam Ali juga tak pernah membedakan status sosial seseorang, almarhum tetap ramah pada siapa pun.
"Kesederhanaan Imam Ali juga terlihat saat dia tak pernah membedakan status sosial dia dengan orang-orang," tutup Habibi.
Reporter/Editor : Ewin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar