Ads

JournalTelegraf
Sabtu, 27 Maret 2021, Maret 27, 2021 WIB
Last Updated 2021-03-27T16:34:08Z
BITUNGMANADO

Pemprov Sulut Hentikan Layanan Vaksinisasi Covid-19 di Manado dan Bitung

  • Ada Laporan KIPI Vaksin Astra Zeneca



JOURNALTELEGRAF - Pemerintah Perovinsi Sulawesi Utara (Pemprov Sulut) melalui Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) pada Sabtu (27/03/2021) secara resmi menghentikan sementara layanan vaksinisasi Covid-19 di wilayah Manado dan Bitung.

Penghentian sementara dilakukan melalui Surat pemberitahuan nomor : 440/Sekr/001.VC19.E/III/2021 tanggal 27 Maret 2021 yang di tandatangani kepala Dinkes daerah Provinsi Sulawesi Utara, dr. Debie K.R Kalalo

Hal ini dilakukan sebagai imbas adanya laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada penggunan vaksin Astra Zeneca.


Dinkesda Sulut sendiri pada Jumat (26/03/2021) telah melayangkan surat resmi ke Kementerian Kesehatan dan WHO to Representative Indonesia terkait munculnya keluhan seperti demam, menggigil, sakit kepala, badan terasa sakit dan lemas pasca vaksinisasi menggunakan vaksin Astra Zeneca.

Berikut penjelasan Jubir Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Pemprov Sulut, dr. Dandel melalui siaran persnya terkait penghentian sementara vaksinisasi Covid-19 menggunakan vaksin Astra Zeneca di wilayah kota Manado dan Bitung ;

Bapak dan Ibu Jurnalis, pasti sudah mendapatkan broadcast dari surat ini. Pada kesempatan ini kami bisa klarifikasi sebagai berikut :

1. Pengehentian vaksinasi dgn vaksin Astrazeneca (AZ) sifatnya SEMENTARA;

2. Hal ini dilakukan sebagai langkah kehati hatian/precaution;

3. Langkah hati hati ini harus diambil mengingat adanya angka kejadian Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) sebesar 5 sd 10 persen dari total yg divaksin AZ;

4. KIPI ini hadir dalam bentuk gejala Demam, menggigil, nyeri badan, nyeri tulang, mual dan muntah;

5. Dalam Emergency Use Authorization (EUA) vaksin AZ, sebenarnya telah disebutkan bahwa KIPI ini adalah efek simpang (adverse effect) dari vaksin AZ yg sifatnya sangat  Sering terjadi (Very Common artinya 1 diantara 10 suntikan) dan sering terjadi (common -1 diantara 10 sd 1 diantara 100);

6. Kami perlu mempersiapkan komunikasi resiko kepada masyarakat untuk dapat menerima fakta ini. Supaya tidak terjadi kepanikan di masyarakat);

7. Komunikasi resiko yg diambil, langkah pertamanya didahului dengan investigasi oleh Komda KIPI bersama Dinkes, Kemenkes dan WHO, sebelum dilakukan media release;

8. Langkah ini juga perlu dilakukan untuk menyesuiakan pola dan pendekatan vaksinasi terutama yg targetnya adalah unit usaha atau institusi. Supaya tdk dilakukan dalam waktu yg bersamaan terhadap karyawannya. Tetapi bertahap, agar supaya unit usaha tidak perlu ditutup kalau ada banyak karyawan yg terdampak KIPI;

Reporter : Igel Gahagho/Simon Ronal
Editor : Simon Ronal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar