Ads

JournalTelegraf
Sabtu, 06 Maret 2021, Maret 06, 2021 WIB
Last Updated 2021-03-07T02:07:34Z
Bank SulutGoChairul TanjungCT CorpMANADONASIONALRUPS-LB

Ada Agenda Mencurigakan di RUPS-LB BSG, Pengusaha Chairul Tandjung Dipertanyakan

Gambar Ilustrasi : Pengusaha Chairul Tanjung


JOURNALTELEGRAF - Peran pengusaha nasional pemilik kelompok usaha CT Corp, Chairul Tanjung mulai dipertanyakan.


Hal ini menyusul adanya agenda mencurigakan dalam rencana pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Bank SulutGo (BSG). (Baca : Dugaan Penggelapan di Bank SulutGo, Gubernur OD Diminta Bertindak)

Salah satu dari tujuh agenda RUPS-LB yang direncanakan berlangsung pada 18 Maret 2021 mendatang di Yama Resort, Tondano, Kabupaten Minahasa, tercantum usulan pebahasan tentang “Persetujuan dan Penetapan Piutang serta Restrukrisasi Polis untuk Asuransi Jabatan Pengurus dan Manfaat Pensiun untuk Pegawai".

Sejumlah mantan karyawan serta mereka yang pernah jadi Pengurus bank itu, baik direksi maupun komisaris menilai agenda tersebut sebagai suatu kejanggalan.

“Aneh. Karena dalam urusan asjab ini, piutang pribadi seseorang akan dialihkan atau ditanggungkan kepada bank. Dan itu akan dilegalkan dalam forum RUPS,” tutur mereka yang enggan namanya dicantumkan ini dan mengaku mendapatkan sejumlah data dan informasi dari rekan-rekan atau bekas bawahan yang saat ini masih aktif bekerja. (Baca : Ditengah Keprihatinan Wabah Covid-19, BSG Bayarkan Rp 15 M AsJab Komisaris dan Direksi)

Menurut mereka, rupanya hal ini timbul menyusul terjadinya gagal bayar oleh PT Asuransi Jiwasraya atas asuransi jabatan (asjab) yang diikuti lima anggota dewan direksi dan lima orang anggota dewan komisaris setelah masa pertanggungan berakhir bersamaan dengan selesainya periode kepengurusan para pengurus tersebut.

Sebelumnya, akibat gagal bayar itu, kata mereka, para pengurus ini telah membebankan pembayaran klaim asuransinya pada BSG, yang sebelumnya juga sudah menalangi pembayaran preminya, sehingga untuk asjab ini ditengara telah terjadi dobel pembukuan di mana hal itu sudah menyalahi prinsip-prinsip akuntansi. (Baca : Pemegang Saham BSG Diminta Waspadai Agenda 'Siluman' di RUPS 18 Maret Nanti)

Dikatakan, seharusnya jika ingin meminta sesuatu, harus didahului dengan permohonan, minta izin atau yang sejenisnya.

"Yang ini, duitnya sudah diambil lebih dahulu, baru mau minta izin. Ini bukan lagi korupsi tapi sudah garong namanya,” ujar mantan pengurus ini menyesalkan.

Dia menggarisbawahi bahwa uang yang diambil itu adalah uang rakyat yang dititip-kelolakan pada bank.

Selain itu, kata dia, dana asjab itu bukanlah kredit yang bisa jadi piutang atau dapat di restrukturisasi seperti yang tercantum dalam agenda RUPS-LB itu.

Lalu, kenapa urusan asjab itu dikaitkan dengan pengusaha nasional, Chairul Tandjung ?

Ternyata, mantan Menko Perekonomian di era Presiden SBY itu, melalui PT Mega Corpora, memiliki 24,9% saham di BSG.

Sebagai pemegang saham kedua terbesar sesudah Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara yang menjadi Pemegang Saham Pengendali (PSP), PT Mega Corpora menempatkan Max Kembuan, sebagai salah seorang komisaris.

Dia adalah salah seorang eksekutif yang sudah sangat berpengalaman di bidang perbankan karena sebelumnya berkarir di Bank Mega, bank milik Chairul Tandjung.

Sebagai tokoh yang sudah sangat berpengalaman dan memahami betul seluk-beluk perbankan; berada di posisi komisaris, Max Kembuan diharapkan mampu menjadi pengawas yang baik atas kinerja direksi.

Di jajaran Dewan Komisaris, selain Max, terdapat  dua orang lagi yang berlatar belakang perbankan, yakni Rudy Iksan dan Frederik Worang.

Dua lainnya, Komisaris Utama Sanny Parengkuan adalah mantan birokrat di Pemprov Sulut dn Peggy Mekel, akademisi dari FE Unsrat.

“Masuknya asjab ini dalam agenda RUPS-LB mengindikasikan dewan komisaris, khususnya pak Max Kembuan, lalai atau malah abai menjalankan fungsinya,” sesal mantan pengurus yang mengaku saat berkarir di BSG, pernah memimpin cabang dan menjadi pemimpin divisi.

"Pak CT, Pak Olly dan Pak Rusly serta para bupati dan Wali kota di Sulut dan Gorontalo yang terhormat, tolong selamatkan BSG dari tindak sewenang-wenang orang-orang yang hanya memikirkan diri sendiri. Ada ribuan orang yang menggantungkan hidupnya dari bank ini. Tolong,” pintanya.

Reporter/Editor : Simon Ronal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar