Pelaksanaan kegiatan refleksi 1 Dekade program Pendidikan Konservasi Tangkoko di Favehotel diwilayah Kecamatan Maesa – Kota Bitung. (Doc Foto: Journaltelegraf.com) |
JOURNALTELEGRAF - Pendidikan Konservasi Tangkoko (PKT)
adalah program pendidikan Macaca Nigra Project (MNP), bertujuan untuk
memperkenalkan kepada masyarakat sekitar kawasan Cagar Alam Duasudara -
Tangkoko, khususnya remaja dan anak-anak, untuk melindungi satwa dan tumbuhan
khas lainnya melalui pendidikan dan berbagi alat informasi, kini telah berusia
1 Dekade atau 10 tahun.
Program PKT memulai kegiatan pendidikan sejak Tahun 2011,
untuk sekolah SD, SMP dan SMA/SMK yang berada diwilayah kawasan konservasi di
kota Bitung.
“Dalam usia 1 dekade itu telah banyak hal yang dilakukan
untuk membumikan konservasi pada masyarakat selain pendidikan kesekolah-sekolah,
membangun solidaritas dengan penggiat lingkungan yang lain juga menjadi hal
yang PKT lakukan,” ungkap Nona Diko selaku koordinator local PKT saat mempresentasi
bentuk dan jenis kegiatan yang dilakukan oleh PKT dalam kegiatan 1 Dekade di ruangan
meeting lantai 2 Favehotel diwilayah Kecamatan Maesa. Senin (15/02/2021).
Lanjutnya, “Kami menyadari bahwa banyak masalah
lingkungan yang sampai sekarang menjadi
PR bagi kita semua, jalan keluarnya adalah keterlibatan yang nyata dari semua
pihak,” imbuhnya.
Adapun kegiatan tersebut bertema “Refleksi Kita Primata :
Cegah Bencana Kemanusiaan dan Ekologi" yang mencerminkan tujuan kerja kami
selama 10 tahun ini.
“Dengan mengenali diri kita sendiri sebagai makhluk yang
bergantung pada Alam kita akan punya kesadaran untuk menjaga alam sebagai
sumber kehidupan sehingga kerusakan Alam yang akan menjadi cikal bakal
kehancuran manusia akan tercegah,” tandasnya.
Diko pun kembali menegaskan bahwa interaksi positif manusia dengan
Alam secara perlahan tapi pasti bisa mencegah bencana, membiasakan hal-hal
kecil tentang mencintai alam akan berdampak besar untuk keseimbangan kehidupan.
“Apapun bencana Alam yang kita saksikan hari ini adalah
sebuah akumulasi nyata dari ketidak adanya interaksi yang positif dengan Alam,”
tegasnya.
Seraya mengajak masyarakat Sulawesi Utara khususnya Kota Bitung
untuk terus berjuang dan melestarikan alam.
“Teruslah belajar dari alam dan berbuat untuk alam,” pungkasnya.
Reporter/Editor: Alfonds Wodi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar