Ads

JournalTelegraf
Senin, 28 Desember 2020, Desember 28, 2020 WIB
Last Updated 2020-12-28T12:41:49Z
deposito Bank SulutGoMANADO

Karyawan Bank SulutGo Bobol Deposito Nasabah Rp 38 M, Sistem Keamanan Dipertanyakan

Gambar ilustrasi : Aktifitas pelayanan di Bank SulutGo

JOURNALTELEGRAF - Sistem keamanan Bank SulutGo mulai dipertanyakan sejumlah kalangan menyusul dugaan dibobolnya deposito milik nasabah senilai Rp 38 miliar.

Menurut mereka, jika benar dana nasabah bisa digondol karyawan hingga senilai itu, berarti bank yang mayoritas sahamnya dimiliki Pemerintah Provinsi (36.64%), PT Mega Corpora (24,9%), pemerintah Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara, pemerintah Provinsi Gorontalo ini dan sejumlah kabupaten/kota di provinsi Gorontalo, tidak aman lagi.

Beberapa waktu lalu, sempat ramai  peristiwa kejahatan perbankan seperti yang dialami atlet e-sport Winda D Lunardi alias Winda Earl, di Maybank cabang Cipulir Jakarta Selatan senilai Rp 20-an miliar.

Nah, tak main-main, perbuatan serupa yang diduga dilakukan salah seorang karyawan Bank SulutGo, nilainya lebih fantastis, diperkirakan mencapai Rp 38 miliar.

Anehnya, Direksi Bank SulutGo menganggap tindak  pembobolan dana nasabah itu bukan suatu masalah serius.

Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) Bank SulutGo, Jeffry A.M Dendeng dan Direksi lainnya, Revino M Pepah dan Machmud Turuis yang dikonfirmasi, Rabu (23/12/2020) tak menggubris pertanyaan konfirmasi yang diajukan JournalTelegraf lewat pesan whatsApp.

Namun setelah berita raibnya dana deposito senilai Rp 38 miliar ini menyeruak di media sosial lewat pemberitaan JournalTelegraf, Direksi yang masa tugasnya dikabarkan akan berakhir pada Januari 2021 nanti, akhirnya angkat bicara.

Dirut melalui Juru Bicara (Jubir) Bank SulutGo, Daniel  Rompas, membenarkan  peristiwa tersebut.

"Itu kejadiannya akhir tahun 2019 dan Bank sudah ambil tindakan pada yang bersangkutan, sekarang sudah diserahkan ke pihak yang berwajib," tulis Rompas melalui pesan whatsApp tanpa merinci identitas nasabah dan pelaku, Kamis (24/12/2020).

Lebih anehnya lagi, dengan santai pihak Bank SulutGo menilai peristiwa pembobolan rekening deposito milik nasabahnya ini bukan suatu masalah serius karena nasabah tidak dirugikan atas kejadian ini.

"Nasabah tidak dirugikan atas kejadiannya, faktanya simpanan nasabah tetap ada dan tidak ada nasabah yang komplain," tulis Rompas.

Manajemen Bank SulutGo juga menganggap peristiwa ini tidak akan mempengaruhi kepercayaan nasabah dan tidak mengkhawatirkan akan terjadi rush money atau sering disebut bank run atau bank panic.

"Kejadian ini tidak mempengaruhi kepercayaan nasabah. Karena bank bertanggungjwab atas kejadian ini. Jadi nasabah tidak perlu kuatir menyimpan di BSG karna ada jaminan tanggungjawab dari BSG," tulis Rompas lagi.

Namun ada perbedaan nilai seperti diberitakan JournalTelegraf dengan yang disampaikan Rompas saat dikonfirmasi di ruang kerjanya.

"Yang kita laporkan ke pihak Polda Sulut pada Maret nilainya hanya Rp 17 miliar bukan seperti diberitakan," ujar Rompas yang juga menjabat sebagai Pimpinan Divisi Kepatuhan Bank SulutGo di ruang kerjanya, Sabtu (26/12/2020).

Sejauh ini masalah tersebut belum dapat dimintakan tanggapan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perwakilan Sulut-Malut-Gorontalo.

Demikian juga dengan para stakeholders Bank SulutGo, karena jika tanggung jawab dugaan tindak pembobolan dana nasabah oleh karyawan itu diambil alih Bank SukutGo sendiri, secara otomatis akan mengurangi perolehan laba, sehingga berpengaruh langsung pada pembagian deviden kepada para pemegang saham.

"Mungkin saja tahun ini BSG bisa laba Rp 100 miliar, tapi karena ada total loss, akhirnya labanya berkurang jauh," tanggap seorang pengamat.

Menurut pengamat yang mengaku lama berkecimpung di dunia perbankan ini, fraud adalah kejahatan serius yang dapat di golongkan pada extraordinary crime, sehingga tidak sepatutnya disepelekan pihak bank hanya karena nasabahnya tidak komplain.

"Bisnis bank itu intinya adalah trust. Kalau kejadiannya begini, bisa-bisa banknya kehilangan kepercayaan," tambah lelaki yang menolak namanya ditulis dan hanya memperkenankan alamat tinggalnya saja di kawasan Malalayang yang dicantumkan.

"Sistem kontrolnya patut dipertanyakan jika terlalu mudah bobol. Integritas karyawan Bank SulutGo pun patut dipertanyakan. Kemudian, kinerja dan kredibilitas Direksi Bank SulutGo saat ini pun menjadi tanda tanya besar," tukas pengamat itu.

Reporter/Editor : Simon Ronal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar