Pemandu Wisata Alam Tangkoko saat melakukan Patroli Rutin di kawasan hutan TWA Batuputih. Kamis 15 Oktober 2020. (Foto: Alfonds/JT) |
JOURNALTELEGRAF – Sektoral Pariwisata sangat terasa oleh dampak massive pandemi covid-19, bahkan hampir di semua lini sektoral ikut terdampak sehingga mempengaruhi perekonomian di Indonesia.
Kemerosotan perekonomian nasional dan dunia, telah mempengaruhi sektor pariwisata, ada ratusan bahkan ribuan pekerja pariwisata telah mengakibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), secara massal dan para pekerja pariwisata lepas ikut terdampak.
Hal ini juga ikut terdampak oleh para pemandu wisata alam Tangkoko, yang basenya di Kelurahan Batuputih Bawah, Kecamatan Ranowulu Kota Bitung.
Dalam meningkatkan kelestarian Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Batuputih, yang dimana merupakan daerah wilayah jelajah bagi Pemandu Wisata Alam Tangkoko, mengadakan Patroli Rutin perdana tahun 2020, sebelum diterapkannya New Normal (Tatanan Kehidupan Baru).
Pelaksanaan patroli rutin, dengan menerapkan protokol kesehatan dengan pembagian kelompok yang terdiri dari empat kelompok dengan pembagian sepuluh orang perkelompoknya.
Ketua Kelompok Pemandu Wisata Alam Tangkoko, Foni Bawowode menyampaikan, kegiatan ini baru dilaksanakan setelah sektor pariwisata dihantam oleh virus corona, dan setelah Pemerintah menerapkan New Normal serta dibukanya akses wisatawan yang sebelumnya ditutup oleh pihak pengelola (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) BKSDA Sulawesi Utara.
“Sebagai mitra kerja dalam pengembangan pariwisata di TWA Batuputih, untuk menjaga kelestarian akan kawasan hutan yang notabene adalah wilayah kerja kami sebagai pemandu, maka patroli rutin ini dilaksanakan dan berkolaborasi bersama dengan petugas Resort di BKSDA Tangkoko,” ujarnya. Kamis (14/10/2020).
Persiapan sebelum melakukan giat Patroli Rutin dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. (Foto: Alfonds/JT) |
Hal senada dikalimatkan oleh, Nestor Mirontoneng, untuk menunjang aktivitas kepariwisataan di TWA Batuputih, Dirinya bersama anggota kelompok mempersiapkan dan memantau jalur yang biasa dilalui oleh wisatawan serta mengidentifikasi ancaman dan prilaku satwa sejak TWA Batuputih di tutup yang kurang lebih delapan bulan.
“Ada beberapa jerat ditemukan dan sejumlah wilayah jalurnya sudah tertutup, karna sudah jarang dilalui. Sementara untuk sejumlah satwa masih seperti biasa dan masih sangat mudah ditemukan,” ungkap Nestor yang juga sebagai senior pemandu di tangkoko, Ia pun menambahkan untuk para wisatawan yang kiranya ingin berkunjung ke TWA Batuputih atau Kawasan Hutan Tangkoko, disilakan.
Sementara itu, Kepala Resort BKSDA Tangkoko, Jenly Gawina menambahkan partisipasi dari Kelompok Pemandu Wisata Alam Tangkoko, sebagai mitra kerja pengelolaan wilayah TWA Batuputih, patut di apresiasi dan merupakan bentuk kebersamaan dalam pengelolaan destinasi wisata alam yang bertujuan pada pengembangan perekonomian Kelompok Pemadu dan khususnya masyarakat yang berdekatan dengan kawasan hutan.
“Pendapatan perekonomian masyarakat akan Kawasan Hutan di sekitar kawasan, dapat menciptakan kelestarian kawasan hutan dalam partisipasi masyarakat. Dimana ketika masyarakat sudah merasakan akan dampak ekonomi dari kawasan hutan, dengan sendirinya akan menciptakan dampak positif antara masyarakat dan kawasan hutan, atau dengan kata lain, Hutan Lestari Masyarakat Sejahtra,” tutupnya.
Reporter / Editor : Alfonds Wodi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar