Ads

Rabu, 21 Oktober 2020, Oktober 21, 2020 WIB
Last Updated 2020-10-20T22:36:44Z
BITUNGKonservasiLingkunganMacaca Nigra ProjectPendidikanPendidikan Konservasi TangkokoProgram Pendidikan 2020Science Camp

Jelajah Konservasi Generasi-Z, Berikan Kami Solusi Bukan Polusi

Peserta Science Camp program pendidikan 2020, Macaca Nigra Project melalui Pendidikan Konservasi Tangkoko di TWA Batuputih. Tanggal 12 hingga 25 Oktober 2020. (Doc. Foto MNP dan PKT).


JOURNALTELEGRAF –  Dengan mewujudkan Generasi Muda Indonesia yang memiliki pengetahuan, kesadaran dan perilaku untuk berperan aktif dalam melestarikan lingkungan dengan filosofi konservasi berkelanjutan serta berkontribusi dalam penyelesaian masalah lingkungan global.


Macaca Nigra Project (MNP) melalui program pendidikan yang dilaksanakan oleh Pendidikan Konservasi Tangkoko (PKT), menggelar kegiatan Science Camp di pusat penelitian Macaca Nigra, sejak tanggal 12 hingga 25 Oktober 2020 di Taman Wisata Alam (TWA) Batuputih. 


Koordinator program pendidikan PKT, Nona Diko menyampaikan, penyelenggaraan kegiatan Science Camp, adalah salah satu bentuk sharing pengetahuan, motivasi dan tekat serta semangat bagi anak-anak Sekolah Menegah Atas (SMA) dan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK), yang berada di seputaran wilayah Konservasi Hutan Tangkoko.  


“Program Sains Camp merupakan kegiatan pendidikan untuk masyarakat lokal, khususnya bagi remaja untuk mendapatkan pengetahuan dengan menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di alam dengan metode kegiatan di luar lingkungan sekolah,” ungkap Nona. Selasa (19/10/2020).


Manager Macaca Nigra Project, Meldy Tamengge saat memberikan materi kepada para peserta Science Camp di Station Penelitian Macaca Nigra - TWA Batuputih. (Doc.Foto: MNP dan PKT).


Lanjutnya, pengembangan kapasitas program pendidikan PKT, diharapkan dapat membentuk karakter, khususnya remaja yang merupakan  kader konservasi yang memiliki nilai-nilai ilmu pengetahuan, ilmuan masa depan, etika, peduli lingkungan serta pola pikir berkembang Generasi-Z yang inovatif dalam menyikapi permasalahan lingkungan. 


“Masalah lingkungan yang terjadi di sekitar kita, seharusnya menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai makhluk sosial yang mempunyai kemampuan berpikir dan kesadaran lebih dari makhluk hidup lainnya,” ujarnya.


Dengan disahkannya UU OMNIBUS LAW Cipta Kerja pada tanggal 05 Oktober 2020, akibatnya Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup tidak lagi diperlukan sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan izin penyelenggaraan usaha. 


“Dalam penyusunan Amdal, masyarakat yang diizinkan terlibat dalam penyusunan hanya mereka yang berdampak, tak ada lagi pemerhati lingkungan/masyarakat yang terpengaruh atas nama pembangunan berkelanjutan dan masih banyak lagi pasal-pasal tumpang tindih yang lahir pada masa pendemi Covid-19, dari kebijakan tertutup yang mengundang merosotnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada Negara,” tegas Koordinator program pendidikan PKT.


Ia menambahkan, program ini adalah pilot program di mana pelaksanaan kegiatannya merupakan percontohan yang dirancang sebagai pengujian dalam rangka untuk menunjukkan keefektifan suatu pelaksanaan program dan mengetahui dampak pelaksanaan program. 


Peserta Science Camp saat memgikuti materi. (Doc. Foto: MNP dan PKT).


“Sains Camp Program adalah program pendidikan Macaca Nigra Project. Dimana diketahui Macaca Nigra Project adalah stasion penelitian satwa liar di Tangkoko, khususnya Monyet Hitam Sulawesi,” tutupnya.


Seraya menambahkan dengan tegas dirinya melontarkan “Kami Menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja, Jadilah solusi bukan polusi, kerusakan lingkungan adalah ide penjahat lingkungan.

 

Diketahui dalam pelaksanaan pilot program ini, Rismayanti dan Meldy Tamengge sebagai manager Macaca Nigra Project (MNP) menjadi pembicara utama dan praktikum di hadapan 10 siswa-siswa dari SMK Negeri 4 Bitung yang telah melalui seleksi ketat, mulai dari kesiswaan sekolah sampai pada tim MNP dan PKT. 


Sementara itu, selain pembicara utama, turut hadir juga pembicara lain, seperti : Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Utara, Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki, Yayasan Selamatkan Yaki, Sulut Semangat serta Bacarita PLANK. 


“BELAJAR DARI ALAM BERBUAT UNTUK ALAM"


Reporter / Editor : Alfonds Wodi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar