Ads

Rabu, 22 Juli 2020, Juli 22, 2020 WIB
Last Updated 2020-07-22T09:57:29Z
Aliansi Selamatkan Mata Air AerujangJasa MargaMega ProyekMenteri PUPRWesli Tamasiro

Rekomendasi Menteri PUPR Terkait Mata Air Aerujang Tak Diindahkan Oleh Jasa Marga

JOURNALTELEGRAF – Konsistensi dalam menyelamatkan sumber mata air bagi kehidupan warga serta destinasi pariwisata alam, dari dampak pembangunan jalan tol Manado – Bitung, oleh Aliansi Selamatkan Mata Air Aerujang kembali berkumpul di lokasi Mata Air Aerujang di Kelurahan Girian Indah, Kecamatan Girian. Selasa (21/07/2020).

Aliansi Selamatkan Air Aerujang saat melakukan protes terhadap pembangunan jala tol dilokasi Mata Air Aerujang. Selasa (21/07/2020). (Foto: Istimewa)

Diketahui, dengan berkumpulnya kembali Aliansi Selamatkan Mata Air Aerujang, atas informasi kedatangan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, yang kabarnya akan kembali meninjau lokasi pembangunan jalan Tol Manado-Bitung.

Salah satu perwakilan Aliansi Selamatkan Mata Air Aerujang, Wesli Tamasiro menyampaikan, permasalahan serta tuntutan Aliansi kepada Pak Menteri untuk menggeserkan kurang lebih 60 sampai 70 meter dari, titik awal pembangunan tersebut dari titik aerujang.

“Rekomendasi yang dikeluarkan oleh Menteri PUPR saat itu, tak diindahkan oleh pihak Jasa Marga, dan dengan sengaja merubah sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Pak Menteri,” tegas Wesli. 

Lanjut Wesli, sangat di sayangkan, Menteri PUPR ternyata tidak jadi datang ke lokasi mata air Aerujang, dan hanya mengunjungi lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

“Protokol covid-19, sudah disiapkan untuk menyambut Pak Menteri, hingga malam hari, namun beliau hanya memilih untuk mengunjungi tempat lain, padahal hal sanggatlah penting dan beliau sudah mengetahuinya atas persoalan dan tuntutan kami,” terangnya.

Dirinya menambahkan, Aliansi kami tidak  menolak pembangunan Jalan Tol, bahkan kami sangat mendukung program pemerintah pusat untuk pembangunan mega proyek tersebut.

“Tuntutan kami, agar supaya pembangunan jalan tol tersebut, untuk menggeser sedikit saja agar terhindar dari lokasi mata air Aerujang, yang mengancam kehidupan warga dan lingkungannya,” terang Wesli.

Aliansi Selamatkan Mata Air Aerujang yang merupakan lintas komunitas terdiri dari; Pemangku Adat Negeri Danowudu, Masyarakat Adat dan Komunitas Pencinta Alam serta Sekolah Sungai Bitung.

Reporter / Editor : Alfonds Wodi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar